Enjoy!!!
•••••
Aku memilih untuk beristirahat daripada berkeliling mengikuti anak-anak, sejak hamil aku jadi lebih pemalas dari biasanya dan gampang lelah juga. Aku memilih untuk men-take
vidio untuk konten tiktok nanti, aku mau me-review baju yang aku kenakan. Ini salah satu baju dari brand favoritku.Setelah mendapatkan vidio yang sesuai dengan ekspetasiku aku berselfie ria, astaga aku sangat cantik.
"Buna!"
Dari kejauhan Rayhan berlari diiringi Gege, Mas Damas, dan Kak Denar teman, Mas Damas sejak SD katanya. Kak Denar ini punya tiga orang anak seingatku, dan ya mereka sudah bercerai sejak lama, sejak istrinya hamil anak kedua mereka yang ternyata kembar. Aku ngga tau masalah mereka kaya gimana, tapi yang aku liat-liat kayanya mereka mau rujuk.
"Hai, sayang...gimana? Seru ngga?"
Aku bertanya sembari membuka tutup botol lalu kuberikan kepada Rayhan dan Gege.
Dia mengangguk penuh semangat, "Aku jadi mau piara hewan, Bun."
Aku menganga, duh jangan dulu deh.
"Kamu tanya Ayah aja nanti," Bisikku.
"Eh foto dulu yuk!" Aku mengajak anakku dan Gege saja, kalau Mas Damas duh jangan ditanya dia mana mau.
"Lo ngga mau gue fotoin Re?" Itu suara kak Damar.
"Fotoin?" Ulangku.
Ia mengangguk. "Sama suami lo, di sana," Ujarnya sembari menunjuk salah satu spot cantik.
"Ah, Mas Damas mana mau. Dia bawel banget kalo disuruh foto, aku sama Rayhan aja. Ayo Nak."
Aku meraih tangan Rayhan lalu menuju ke tempat yang dimaksud Kak Denar, saat aku tengah memikirkan pose Mas Damas muncul, berdiri di sampingku.
"Jangan diposting."
Ya, selalu seperti itu. Padahal dia juga cukup terkenal. Jadi gini, Mas Damas itu bekerja sebagai chef ia memiliki rumah makan yang cukup terkenal. Mas Damas juga punya brand makanan ringan yang sudah tersedia di semua toko di Indonesia. Dia aku bilang terkenal karna pernah jadi juri dalam sebuah ajang lomba memasak di televisi. Pencarian nama Mas Damas langsung trending di semua media sosial kala itu, kalau ngga salah itu zamannya aku masih mengandung Rayhan.
Tapi ya, Mas Damas bukan juri tetap. Pada season berikutnya dia tidak menjadi juri lagi. Mas Damas sendiri tidak punya instagram yang diperuntukkan untuk publik, publik taunya Mas Damas sangat menjaga privasi seperti Reza Rahardian yang tidak mempunyai instagram. Tapi Mas Damas tidak menyembunyikan statusnya sebagai pria yang sudah beristri kok, publik tau kalau koki ganteng dan kaya raya itu sudah beristri.
Kalau dipikir-pikir jika publik tau aku istrinya pasti bakal heboh dan namaku akan makin melejit.
"Dam, mesra dikit lah. Cium-cium gitu. Lo ngga mau foto berdua apa? Mumpung lagi hamil, 'kan. Buat kenang-kenangan."
Wah kali ini aku nyosor duluan, aku meminta Rayhan untuk menemani Gege yang sedang duduk di sana, lalu aku mengecup pipi suamiku.
Mas Damas agak terkejut, "Kebiasaan."
Mas Damas berganti merengkuh pinggangku lalu bergaya mencium pucuk kepalaku. Lalu setelahnya aku mengarahkan beberapa gaya foto no face no case, asli aku mau posting ini.
•••••
"Maksud kamu apa?" tiba-tiba Mas Damas bertanya begitu saat aku melewati pintu ruang kerjanya.
"kenapa coba?" tanyaku sembari mengusap perutku. mata Mas Damas tertuju ke arah perutku.
"Perut kamu kenapa? kram?" tanyanya.
aku menggeleng, "Engga, kenapa sih?"
Mas Damas menyodorkan sebuah pigura ke arahku. "Bisa ngga sehari aja ngga pancing keributan? Raiya kemarahan kamu itu ngga jelas, Anin itu bahkan udah ngga ada."
aku melirik pigura yang berisi foto pernikahan Mas Damas dengan istrinya dulu, "Loh, Mas yang taro itu di laci. Jujur, Mas aslinya mau pajang itu tapi takut aku tau, 'kan? aku cuma bantuin kamu untuk melepas rindu sama istri kamu yang udah mati itu."
"Raiya!" Mas Damas sedikit menaikkan intonasi nada bicaranya, liat bukan? aku bilang istrinya yang dulu sudah mati saja dia marah begitu. padahal itu fakta.
Mas Damas menarik napasnya dalam, "Maaf," ujarnya.
"Raiya, aku letakan di sana ngga ada maksud apapun. Aku menemukan itu saat membereskan berkas-berkas lama."
aku menatap tak percaya ke arahnya, "Bohong. Kamu sengaja cari foto itu, karna kamu kangen dia. Kamu rindu 'kan sama dia? kamu bahkan nyuruh aku ke stasiun duluan biar kamu bisa ke makam Anin."
Mas Damas terdiam, ia menghela napas lagi. "Aku udah lama ngga berkunjung ke sana, aku ngga mungkin ajak kamu kar--"
"--Karna kamu ngga mau bikin aku makin sakit denger pembicaraan kamu sama dia yang isinya cuma permintaan maaf kamu karna ngga bisa setia sama dia sampai akhir hayat," aku memotong ucapan Mas Damas dengan napas yang tersenggal, sebenarnya aku menahan tangis.
Mas Damas terdiam cukup lama, saat melihat mataku yang mulai memerah ia merengkuhku ke dalam pelukannya. "Raiya, itu cuma masa lalu. nyatanya aku di sini sama kamu, " Mas Damas mengusap rambutku yang tergerai lalu memilin ujung-ujungnya. "Raiya, kamu ngga boleh stress, kamu lagi hamil kasian adek." Mas Damas berkata lembut sekali, Tuhan bagaimana bisa ada laki-laki selembut ini? sehebat apa Anin sampai bisa membuat laki-laki ini enggan melupakannya.
Aku mendongak, menatap ke dalamnya. Mencoba menyelami pikiran yang tak pernah aku tau apa itu isinya.
"Mas Damas sayang aku?"
"Raiya, kalau aku ngga sayang kamu, aku ngga mungkin menikahi kamu."
aku menarik satu tarikan napas lelah, "Gimana kalau posisinya dibalik? Aku yang sakit-sakitan, aku yang ngga bisa kasih Mas keturunan, aku yang harus pergi duluan dari dunia ini ninggalin Mas. Lalu Mba Anin yang ada di sini, apa kamu akan melakukan hal yang sama?"
Mas Damas terdiam, menatap mataku lama tapi ia tetap tak mengatakan apapun. laki-laki itu memilih untuk mengecup keningku lalu kembali membawaku ke dalam rengkuhannya.
"Raiya, tolong berhenti untuk membandingkan diri kamu. Karna yang kamu ucapkan ngga akan pernah terjadi," bisik Mas Damas.
napasku tercekat, "Mas Damas cinta sama aku?" pengakuan. Lagi-lagi aku meminta pengakuannya.
"Aku cinta sama kamu kok."
aku mendongak, kembali menatap ke arah matanya. "Coba kamu ulangi sambil natap mataku."
"..."
Mas Damas membisu, ia terdiam. Tak ada satu pun tanda kedua belah bibir itu akan bergerak.
aku tersenyum getir, namun sebisa mungkin aku menyembunyikannya. "Ngga bisa, 'kan?"
******
wah, aku kaget tiba-tiba ramai yang mampir. Terimakasih banyak sudah suka sama cerita ini, masih jauh dari kata baik, tapi aku usahain akan kasih yg terbaik. Terimakasih banyak udah mau merekomendasikan cerita ini. Love u!
Karna aku up seminggu dua/tiga kali. Dan di minggu ini aku udh up 2 kali, jadi chapter selanjutnya mungkin di akhir pekan. Thank u❤
Sampai ketemu di akhir pekan:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Be Her [end]
RomanceBisakah sekali saja aku menjadi dia? Menjadi sosok yang begitu kamu cintai bahkan saat napasnya sudah tidak lagi terdengar.