part 19 (end)

91.9K 4K 218
                                    

ENJOY!!

Halo? Apa kabar? Sebelumnya kalo misalkan ada kesalahan timeline di sini mohon maaf ya, aku rada2 lupa soalnya. Nanti aku revisi setelah tamat.

******

Aku menatap potret diriku saat masih mengandung, hatiku terasa berdenyut nyeri mengingat hari di mana aku harus kehilangan anakku. Sudah dua bulan sejak aku keguguran dan perasaan kehilangan itu selalu terasa baru untukku.

"Ikhlaskan, Nak, kalau diingat-ingat terus kamu akan selalu jalan di tempat. Kuncinya ikhlas."

Suara Mama membuatku berhenti memperhatikan pigura yang sedang dalam genggaman. Mama baru saja keluar dari kamarku di mana Rayhan tengah tertidur dari sana, sudah dua hari Rayhan pulang dari rumah sakit dan selama itu pula Mas Damas selalu ada di sisiku dan Rayhan, setelah pulang dari rumah sakit pun Mas Damas selalu datang di sore hari dan pulang setelah Rayhan tertidur.

"Kelanjutan hubungan kamu sama Damas gimana?"

Aku terdiam, aku memang wanita labil dan aku sangat sadar akan hal itu, tapi bukankah memutuskan sesuatu yang besar itu memang sulit? Katanya kalau cinta ya sudah kembali saja, tapi apakah fakta bahwa aku pernah sesakit itu saat bersamanya bisa dilupakan semudah itu? Ya sudah kalau begitu tinggalkan saja, tapi bagaimana dengan Rayhan?Dan aku tak menampik kebahagiaan saat aku bersama dengan Mas Damas adalah sesuatu yang ada dan berharga.

Aku hanya tengah menimbang, risiko mana yang paling bisa aku ambil. Aku butuh waktu dan kupikir inilah saatnya.

Seumur hidup memang terlalu lama untuk aku habiskan bersama Mas Damas, tapi seumur hidup bukan hal yang mustahil untukku mencintai Mas Damas.

"Kok diam? Masih belum jelas juga sampai sekarang? Mama mau tanya, hal apa yang membuat orang bertahan di pernikahan mereka selain cinta dan anak."

"Hm, saling membutuhkan?" Jawabku.

Mama tersenyum tipis, "Mama, tuh bingung sama kamu ditanya apa Damas selingkuh, main tangan, jawabannya enggak, ditanya kenapa kamu bilang itu urusan kamu sama Damas tapi sampai sekarang kamu masih belum ngasih kabar apapun tentang hubungan kalian. Kalau memang udah nggak saling cinta dan anak sudah nggak bisa dijadikan alasan mungkin saling membutuhkan bisa jadi solusinya, bisa kamu tanya seberapa besar kamu membutuhkan Damas untuk ada di hidup kamu dan begitu juga Damas seberapa besar Damas membutuhkan kamu di hidup dia. Menikah itu nggak selamanya selalu tentang cinta dan mencintai, menikah cuma perlu sedikit cinta sisanya cuma tentang saling kompromi, toleransi, komunikasi, dan kerja sama.

"Coba untuk saling jujur sama perasaan masing-masing, kalau kamu nggak suka bilang nggak suka, kalau kamu ngerasa sakit hati bilang sakit hati, saling ngerti jangan cuma salah satu aja. Coba dibicarakan lagi, mau kalian berdua apa, masih satu tujuan apa enggak? Kalau masih kenapa nggak coba untuk rombak dari awal sama-sama? Karna merombak berdua hal yang udah kalian kacaukan itu lebih baik daripada merombak sendirian apalagi sama orang baru."

Aku tersenyum tipis lalu membiarkan Mama pergi karna aku yang memilih bungkam tanpa berkomentar apapun.

Mas Damas
Nanti sore aku ke rumah, kamu mau nitip?

Notifikasi yang selalu muncul di sore hari dan selalu dengan pertanyaan yang sama. Kamu mau nitip?

Perhatian-perhatian kecil yang aku rindukan dan tidak bisa aku bayangkan kehidupanku tanpa perhatian-perhatian itu.

Can I Be Her [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang