ENJOY!!
•••••
Aku sedang memotong buah-buahan dan mencampur semuanya ke dalam satu wadah, sambil menikmati potongan buah itu aku menggulir kolom komentar di instagram setelah aku memposting foto terbaru. Aku memposting fotoku saat empat bulanan kemarin, yang pastinya aku sendirian, karna aku belum pernah mem-publish tentang kehamilan keduaku maka hal itu berakibat pada banyaknya komentar terkejut juga memuji penampilanku yang masih badai padahal buntutnya sudah mau dua.
Kesenangan main sosmed ini cuma bisa dinikmati sebentar, yaitu saat Rayhan tidur siang. Sisanya? Mana bisa. Anak itu sedang aktif-aktifnya, apalagi saat aku menatap ke depan banyak ceceran mainan di sana.
"Assalamu'alaikum."
Mas Damas pulang, kadang Mas Damas memang suka pulang saat jam makan siang tapi biasanya dia mengabari.
Jujur, aku masih sakit hati dengan tingkah lakunya waktu kemarin lusa tapi lagi-lagi aku hanya bisa memendamnya sendirian.
"Kok ngga ngabarin kalau makan siang di rumah?" Tanyaku saat aku menghampirinya yang tiba-tiba langsung membereskan mainan Rayhan.
"Kenapa harus ngabarin?" Alisnya tertukik heran.
Ya jelas dong harus ngabarin!
"Aku ga masak," Balasku cuek.
Dahinya mengkerut, mungkin dia heran dengan nada suaraku dan juga tingkahku yang tidak langsung menyalami tangannya.
Dia mengulurkan tangannya untuk aku salami, menurut dia ini adalah hal yang paling penting saat aku dan dia pulang atau berangkat harus ada tradisi ini, cium tangan.
"Kamu makan apa?"
"Buah, tadi aku udah makan bakso juga sih."
"Kamu ngga mau katering?"
Katering? Emang kenapa sama masakanku?
"Emang makanan buatanku kenapa?"
Kalo memang masakanku ga enak, kenapa baru sekarang? Setelah enam tahun bersama. Oh, apa akhir-akhir ini rasa masakanku berubah ya? Tapi Rayhan ga protes tuh!
"Ga gitu. Semenjak hamil kamu malas masak. "
Aku baru hendak membalasnya panjang lebar, tapi tatapan peringatan dari matanya membungkamku.
"Kamu jadi sering beli online, aku ngga masalah kalau kamu lagi ngga mengandung. Tadi temanku bilang dia habis daftar katering khusus ibu hamil untuk istrinya, kamu ngga mau?"
Aku terdiam. Untuk urusan tanggungjawab, apalagi untuk keselamatan anak-anaknya dia memang nomor satu. Tapi bagaimana tanggung jawabnya atas keselamatan perasaanku?
Apa dia memikirkannya sampai sana?
"Ngga perlu. Aku bisa sendiri, anakku bakal aman-aman aja sama aku."
Ada tatapan tak suka dari wajahnya, dan itu keciri sekali.
"Itu juga anakku, Rayhan, Calon adiknya Rayhan juga anakku. Anak kita, bukan cuma kamu. Lain kali pilih kosa kata yang benar."
Aku menghembuskan napas kasar, "Anak kita? Maksudnya aku dan kamu 'kan? Bukan kamu dan Anin."
Mas Damas terdiam cukup lama sampai satu hela napasnya terdengar.
"Kamu marah?"
Dengan cepat aku menggeleng, "Enggak, untuk apa aku marah? Emang aku siapa di antara kalian."
Lalu setelah mengantakan hal tersebut, aku langsung meninggalkannya pergi menuju dapur dan memasukkan piring berisi buah yang baru aku makan beberapa potong itu ke kulkas. Aku sudah tidak ingin memakannya. Damas sialan!
"Re." Panggil Mas Damas.
Aku hanya diam, sibuk dengan urusanku di dapur yang padahal sudah tidak ada yang harus aku kerjakan.
"Re..." Panggilnya lagi. Namun aku masih tetap diam.
"Raiya."
Saat ia memanggil namaku dengan sebutan itu, gerakan tanganku yang tengah mengemasi makanan ringan milik Rayhan terhenti.
"Raiya, untuk apa kamu marah? Anin bahkan ngga hidup di alam yang sama seperti kamu."
JUSTRU ITU POINNYA.
bagaimana bisa, dia yang bahkan tidak berada dalam satu naungan langit bisa begitu kamu cintai sedangkan aku tidak?
Bisakah sekali saja aku menjadi dia? Menjadi sosok yang begitu kamu cintai bahkan saat napasnya sudah tidak lagi terdengar.
•••••
Malam tadi tiba-tiba akun nanya temanku, bisa ga kita mencintai orang dalam satu waktu?
Jawaban dia bisa.
Kalo menurut kalian gimana?
THANK YOU!
![](https://img.wattpad.com/cover/335709041-288-k816311.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Be Her [end]
RomanceBisakah sekali saja aku menjadi dia? Menjadi sosok yang begitu kamu cintai bahkan saat napasnya sudah tidak lagi terdengar.