Part 11

58K 3.6K 204
                                        

Enjoy!!!!

******

"Kamu tuh ya, anak udah mau dua nggak usah main-main instagram lagi. Liat, 'kan akibatnya? dapat gosip miring gitu."

aku hanya diam saja mendengar ocehan mama sejak satu jam lalu, pagi-pagi sekali mama datang ke rumah katanya ia panik mendengar berita gosip seorang vokalis band naik daun ternyata adalah suamiku.

"Kamu nggak mikirin perasaan Damas apa, Re?"

"Ma, pertama aku nggak cuma asal main sosmed itu bagian dari kerjaan aku juga. Kedua aku udah klarifikasi kok di sosmedku kalau itu bukan suamiku, kami cuma kawan lama. Udah beres."

Mama menghela napas sambil menyodorkan potongan buah baru ke arahku, aku baru sadar kalau aku sudah menghabiskan satu piring potongan-potongan buah.

"Ya, tapi tetap saja. Kenapa sih nggak ngaku aja kalau kalian suami istri, mama liat-liat Damas sering nongol di youtbe, iklan, terus denger-denger dia mau jadi juri lagi ya di lomba masak itu? waktu itu alasannya diam-diam karna gak mau buat heboh, terus dia katanya gak mau nongol di dunia hiburan lagi."

Mas Damas nggak ada cerita apa-apa sih perihal jadi juri itu, nggak ada pembicaraan sama sekali. 

"Nggak tau, Ma. Mas Damas nggak ada bilang apa-apa juga, terus masalah ngaku ke publik kayanya udah basi nggak sih? yang ada malah bikin spekulasi macam-macam lagi."

mama berdecak, "Ck, kamu ini lagaknya kaya artis papan atas aja."

aku memutar bola mata, "Gini-gini uangnya udah bisa bikin rumah kalau mau."

"Halah, lebay. dua puluh persen uangmu sisanya uang suami gitu, 'kan?"

aku tertawa mendengar ocehan Mama, kalau dipikir-pikir aku menikah terlalu muda sepertinya sampai aku belum mencapai impian-impianku untuk membeli barang paling berharga dengan usahaku sendiri. Karna dimulai aku dekat dan berpacaran dengan Mas Damas aku lupa mengeluarkan uang untuk diriku sendiri.

"Mama jemput Rayhan dulu ya."

aku mengacungkan jempol lalu lanjut menikmati  potongan buah yang Mama siapkan, Mama memang sengaja datang pagi ini katanya dia kangen dengan Rayhan dan setelah Mama menjemput Rayhan, Mama akan mengajak anak itu ke rumah bertemu dengan Papa dan akan dipulangkan sore hari.

sekarang aku ngapain ya? beberapa jam yang lalu aku memposting rangkaian kata panjang yang berisi penjelasan kalau Hakim bukan suami rahasiaku dan setelah membaca komentar-komentar tidak ada komentar buruk kepadaku dan juga Hakim, mereka lebih merasa lega karna suami rahasia yang biasa aku deskripsikan di sosial mediaku tidak cocok dengan Hakim.

"Mama udah pergi?"

aku tersedak karna terkejut dengan kehadiran Mas Damas yang tiba-tiba sudah di sebelahku yang tengah duduk di meja makan, aku bahkan tidak mendengar langkah kakinya.

"Kok, pulang Mas? jam segini?"

ini bahkan belum memasuki jam makan siang.

"Cuma cek resto doang sebentar."

sebenarnya aku kurang paham—lebih ke nggak mau tau—dengan perkerjaan Mas Damas, yang aku tau dia ini koki, dia suka masak, dulu pernah kerja di hotel sebagai koki juga, lalu keluar membuat bisnisnya sendiri. Banyak bisnis yang telah ia coba, namun yang bertahan hingga saat ini Ayam penyet sambal bakar dan satu lagi sebuah kafe yang namanya sedikit membuatku merasakan ngilu di ujung dadaku, kafe Aninnaya.

Can I Be Her [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang