Zeva's pov
Suasana makan malam di rumah tante Alanna hancur sudah. Setelah pertanyaan, "mama mau jodohin aku lagi?" yang dilontarkan sama Kala, sempat terjadi perdebatan kecil sebelum akhirnya Kala pergi naik ke lantai atas, mungkin ke kamarnya. Jujur gue merasa bersalah sih ya karena gue ikut terlibat di perkelahian kecil keluarga ini. Harusnya kan dinner ini jadi momen indah karena sekalian reuni sama Raby yang baru aja balik dari negeri orang eh tapi karena gue, malah jadi begini. Coba sekarang liat, Pak Keanu diam aja kayak nahan amarah. Sementara tante Alanna ngedumel trus sama tingkah putranya yang satu itu dan gak ada berhentinya juga buat minta maaf sama gue. Hancurrrr sudah rencana "perjodohan" ala Pak Keanu ini. Jelas-jelas anaknya sendiri yang nolak kan? Harusnya sih gue seneng karna akhirnya gue terbebas, tapi kenapa hati gue seakan murung dan loyo ya? Elah baru juga kepincut sama tampangnya udah begini.
"Gue anterin lo balik ya, udah malem" entah sejak kapan Raby duduk di samping gue menggantikan sosok tante Alanna yang sekarang gak tau kemana. Kayaknya lagi nyusul Kala ke atas.
"Sorry ya gue ngacauin dinner keluarga lo"
"Apaan sih lo Zev. Ngga lah. Ya emang kehadiran lo disini buat dikenalin ke kak Kala kan?" Senyumannya Raby benar-benar menggetarkan sanubari. Manis, tapi juga teduh.
"Iya sih. By the way gue balik naik taxi aja kayaknya. Lagian lo kan baru balik juga emang ga capek?"
Raby justru malah ketawa. Lah emang ada yang lucu dari kata-kata gue barusan?
"Berasa kayak sama siapa aja sih lo ah. Lagian sebagai cowo harus gentle dong masa kalah sama supir taxi" hobi Raby yang suka ngegoda dengan mainin alisnya, kambuh lagi sekarang. Kangen juga sama godaannya yang satu itu.
"Jayus. Ga berubah banget jokes lo dari kita SMA, Jeb"
"Gantengnya berubah ga?" Lagi-lagi dia naik turunin alisnya. Gemes deh lama-lama sama ini orang.
Dalam hati sih gue teriak, sumpah lo sekarang tambah ganteng kali Jeb berkali lipat malah. Tapi sayangnya mulut gue malah ngebales dengan candaan. "Emang lo dulu ngerasa ganteng?"
Raby langsung tertunduk lesu. Dia membuat mimik wajah sedih seakan tersakiti sama kata-kata gue. "Cuma lo yang bilang gue ga ganteng. Cukup tau"
"Canda elaaahh Jeb!! Gitu aja sedih"
Tawa gue dan Raby berhenti seketika seorang cowo-dengan segala kedinginan yang menyeliputinya- datang lagi. Gue cuma bisa nunduk, gak berani buat ngeliat dia apalagi dia mandang gue dengan tatapan dingin. Kayak mau ngebunuh gue aja ini orang. Lah emang salah gue apa?
"Masih disini?"
Gak ada yang jawab. Ni cowo nanya ke siapa by the way? Waktu gue ngangkat wajah tadaaaa dua bola mata beriris coklat itu ternyata lagi natap gue seakan nunggu jawaban. Jadi dia nanya gue? Oh. Ceritanya gue diusir?
"Dia baru mau gue anterin pulang Kak" Raby berdiri di samping gue. Tangannya terulur seakan meminta gue untuk meraihnya. Menanggapi kebingungan gue, Raby membuka mulutnya tanpa suara mengatakan, "ayo". Seketika mengerti maksudnya gue pun membawa tangan gue meraih tangan Raby. Dia pun menarik gue untuk ketemu dulu sama tante Alanna dan Pak Keanu yang juga baru aja turun dari lantai atas. Dari muka-mukanya kayak abis ada perang sengit nih diantara bapak emak sama anak.
"Pa, Ma, aku anterin Zeva pulang dulu ya"
"Loh kamu ga capek emang By? Biar Zeva gimana kalo Kal.."
"Udahlah Ma mening mama kerangkeng aja kak Kala biar gak kabur lagi sana. Paling juga cuma bentar kok nganterin Zeva", kata Raby memotong pembicaraan tante Alanna.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Truth
RomansaKetika kau terlambat menyadari kenyataan, dan hanya sesal yang bisa kau rasakan. "I have loved you since the first time we met"