Selamat menikmati though ini zonk. Hehehe
***************
"Udah sampe mbak"
Zeva menengok ke luar jendela dan menghembuskan nafas untuk yang kesekian kalinya. Hatinya nampak ragu untuk memilih apa yang harus dia lakukan saat ini. Turun dari taksi atau lebih baik dia minta supir taksi untuk kembali mengantarnya pulang. Tapi pada akhirnya, dia memutuskan untuk melangkah keluar dari taksi.
"Huuuuhh" ini udah kesekian kalinya Zeva menghembuskan nafas dalam beberapa menit terakhir.
Telapak tangannya basah dengan jantung yang berdegup kencang.
"Ih gue kenapa kok ya jadi begini? Emang gue mau ngapain sih nyampe rasanya begini amat. Lebay lo Zev emang dikira mau sidang skripsi!" Runtuk Zeva dalam hati untuk dirinya sendiri.
Sempat beberapa menit Zeva berdiri di depan pintu masuk sebelum kembali berjalan. Matanya bergerilya mencari sosok yang memintanya untuk datang ke tempat ini. Sebenernya Zeva enggan untuk mengikuti kemauan orang itu, tapi menurutnya dia harus melakukan ini. Banyak pertanyaan-pertanyaan di kepalanya yang harus dia dapatkan jawabannya melalui sosok yang ingin ditemuinya ini.
Pandangan mata Zeva pun jatuh pada seseorang yang tengah mengangkat tangannya sebagai tanda. Zeva menghampiri meja orang tersebut dan duduk di seberangnya.
"Jadi, kenapa lo mau ketemu gue?" tanya Zeva tanpa basa basi.
Orang yang dihadapannya nampak tertawa kecil sambil menyeruput segelas lychee ice tea di tangan. Penampilannya tak berubah, masih sama seperti pertama kali ditemui oleh Zeva. Namun, lipstick merah yang tengah dipoleskan di bibirnya saat ini, menambah kesan sexy dalam dirinya. Wajar aja kalo sedari tadi mata para lelaki di sekitarnya tak bisa berhenti menatapnya bagai singa kelaparan.
"Buru-buru banget sih, baru juga dateng". Zeva memutar bola matanya, "Gue gak suka basa-basi lagipula gue juga gak bisa lama-lama. Gue harus ke rumah sakit. Jadi, apa tujuan lo Cassie?"
Cassie membentuk senyum miring pada bibir merah merekahnya. "Gue cuma mau kenal aja sama lo"
Zeva memalingkan wajahnya sambil mendengus. "Apa yang lo mau tau dari gue?" Cassie melipat tangannya di atas meja dan memajukan tubuhnya. "Dari mana lo kenal sama Kala?"
Zeva tertawa meremehkan wanita yang duduk di seberangnya ini. "Bukannya udah jelas kalo gue kenal sama dia karena kita sekantor? Masih ya perlu nanya?"
Cassie mengangkat tangannya ke udara, "lo bohong! Ga mungkin cuma sekedar kenal dari situ". Kini giliran Zeva yang memajukan tubuhnya, "trus lo maunya kita kenal dari mana lagi?"
"Lo pasti manfaatin Raby yang notabene temen lo, buat dikenalin ke Kala secara pribadi" tuduh Cassie yang malah membuat Zeva tertawa. "Sumpah ya lo tuh sok tau banget deh. Gue aja baru tau Raby, adiknya Kala pas gue udah kenal duluan sama Kala".
Cassie mendengus dan mulai terlihat gusar. Zeva yang justru awalnya ngerasa insecure kini berasa pede di atas angin. "Sekarang giliran gue yang nanya, boleh?"
"Kenapa lo musti banget kepo soal gue? Emang lo siapa sih? I know that you're not his ex"
Cassie melipat kakinya dan menyenderkan tubuhnya pada kepala kursi. "Emang bukan. Tapi bisa dibilang mungkin gue adalah penganggum setianya dia bahkan sampai sekarang".
Di bawah meja, Zeva mengepalkan tangannya kuat-kuat mencoba menahan emosinya. Seenak jidat bilang masih suka sama cowok orang di depan pacarnya pula. Gak tahu malu banget. Zeva mencoba menguasai dirinya, "Oh ya? Tapi sayang ya sepertinya anda terlambat"

KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Truth
RomansaKetika kau terlambat menyadari kenyataan, dan hanya sesal yang bisa kau rasakan. "I have loved you since the first time we met"