Sengaja ini chapternya dibagi 2. Gatau juga alasannya apa... Pengen aja.... Okey... I'm so weird rite?
Sebenernya sih biar gak gumoh aja pas baca takutnya kebanyakan.
And sorry if u find any typo. Happy reading!
*****
Terkadang menghadapi kenyataan memang tak mudah.
Terlebih ketika kenyataan yang dihadapkan itu, membuat kita menyesali apa yang seharusnya memang kita sesali.
Tapi apa daya, kita hanyalah manusia biasa yang tak memiliki kekuatan apa pun sekedar untuk memutar waktu.
Atau juga bukan lah doraemon, yang memiliki pintu kemana saja dan mesin waktu untuk membantu kita terlempar ke situasi yang kita inginkan kapan saja.
Penyesalan memang selalu datang terlambat, kan?
Ya, Zeva mengakui itu.
Dirinya menyesal karena mengambil keputusan untuk pergi
Dirinya menyesal untuk tiap langkah yang diambilnya saat meninggalkan Kala.
Dirinya menyesal untuk tiap kata penuh tanda tanya yang terucap dari bibirnya.
Dirinya menyesal karena harus melihat orang yang dicintainya menjadi korban karena menyelamatkan dirinya.
Dirinya menyesal karena tak percaya pada seseorang yang seharusnya ia percayai sejak awal.
Dirinya menyesal karena telah meninggalkan orang yang benar-benar mencintainya tulus sepenuh hati.
Dirinya menyesal untuk perasaan bencinya pada orang yang tidak bersalah.
Dirinya menyesal untuk tiap tetesan tangis yang dijatuhkannya untuk melampiaskan amarah pada Kala.
Dirinya menyesal karena terlambat mengetahui kenyataan yang sebenarnya.
Dan...
Dirinya menyesal karena tidak pernah menyadari kehadiran cinta yang ternyata telah mengikutinya sejak lama.
*****
14.00
Suara detak jantung Kala yang terekam dalam mesin elektrokardiograf, terdengar teratur namun tetap begitu bising dan menyakitkan hati bagi Zeva. Melihat tubuh Kala tergeletak kaku tak berdaya di atas kasur rumah sakit dengan mata terpejam dan selang-selang menusuk beberapa bagian dari tubuhnya, terasa seperti de javu.
Masih tergores betul di ingatan Zeva bagaimana dulu dia berada di posisi yang sama seperti saat ini. Menangisi Kala yang tak sadarkan diri dan bertarung untuk hidupnya.
Jika di putar lagi, sebelum kecelakaan ini terjadi, terdapat kejadian yang sama-sama mirip dengan peristiwa sebelumnya.
Dirinya dan Kala sama-sama habis terlibat perselisihan.
Hanya bedanya, kini dia bukan lah berstatus kekasihnya lagi. Begitu menurut kenyataan yang seharusnya.
"Zeva?"
Sebuah suara sapaan, terdengar dari balik tubuhnya hingga gadis itu memutar balikkan tubuh.
Begitu melihat dengan jelas wajah milik siapa yang kini berdiri dua jengkal di depannya, Zeva langsung membawa dirinya tenggelam dalam pelukan kakaknya itu.
"Kala kayak gini.. Kar..karena..gue kak"
Suaranya terdengar bergetar dengan isakan tangis ikut menyelingi di tengah-tengah kalimat. Suara tangisnya baru teredam begitu ia menyembunyikan wajah sepenuhnya dalam dada sang kakak yang terus memeluknya erat, seakan tengah mentransfer kekuatan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Truth
RomanceKetika kau terlambat menyadari kenyataan, dan hanya sesal yang bisa kau rasakan. "I have loved you since the first time we met"