Diawal pertemuan kita tadi pagi, kamu sudah berhasil masuk kedalam mimpi malam ini.
•
=MOZZERLAN=
•
MZ 06. Khawatir
=
Tok tok tok!
Pintu terbuka dari dalam, nampak seorang gadis yang menyambutnya.
"Tumben, pulang kampusnya sore?" Matanya melirik ke arah motor yang Zerlan bawa. "Itu motor siapa?"
"Kok kayak kenal motornya," lanjutnya, sembari terus memperhatikan lebih detail.
"Sok tau."
Ia menatap Zerlan. "Kenapa ada di Abang?"
Malas membalas semua pertanyaan Sang Adik, Zerlan langsung masuk ke dalam rumah.
"Bang! Zheva, belum selesai ngomong!" Teriaknya dengan kesal.
Tidak menanggapi ocehan Sang Adik, Zerlan terus berjalan menuju kamarnya. Lalu merebahkan diri di atas ranjang.
Ting!
Ada satu pesan masuk dari ponselnya, ia langsung melihat.
Moza:
Kak, nanti gue kabarin lagi kalo motornya udah jadiZerlan:
Oke, terimakasihSetelahnya, tidak ada obrolan lain. Zerlan memilih untuk mandi terlebih dahulu. Selang sepuluh menit, ia selesai mandi. Tangannya mengambil ponsel di atas nakas.
Ting!
Ranan:
Jam 7 malam gue tunggu ditempat biasaZerlan:
Ngapain?Ranan:
Ngopi.Tok tok tok!
"Bang! Di panggil Mama!" Teriaknya dari luar kamar.
Zerlan berjalan untuk membuka pintu kamarnya. Terlihat Zheva yang tengah berdiri di depan pintu kamar, dengan Zerlan yang memasang wajah malas.
"Gak usah teriak juga, Zheva."
"Zheva kira Abang gak dengar," ia menunjukan deretan gigi gingsulnya.
Ada saja alasannya. Zerlan menutup pintu kamar, langsung pergi meninggalkan Zheva.
"Bang! Emang bener-bener ngeselin!"
Langkah Zerlan menuju dapur untuk mencari Novva. Tidak mengindahkan Zheva yang terus mengejar dan berteriak memanggil namanya.
Senyumnya mengembang saat melihat Novva tengah menata makanan di atas meja makan.
Melihat kehadiran Sang Anak, Novva tersenyum hangat menyambutnya. "Sini, Bang. Makan dulu," ia menyiapkan untuk mereka.
Zheva datang dengan napas yang tersenggal. "A-abang parah."
Langkah Novva berjalan ke arah Zheva, merangkulnya untuk duduk di samping Zerlan. "Zheva, duduk sini."
"Jangan salahkan orang lain," gumamnya, tanpa menoleh ke arah Zheva. Ia kembali memakannya.
Mata Zheva menatap tidak suka. "Lagian, orang Zheva panggil dari tadi."
"Udah," lerai Novva, yang duduk di sebersng mereka. "Di depan makanan, jangan bertengkar."
"Papa, belum pulang, Ma?" Tanya Zerlan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOZZERLAN
Teen FictionTengah menikmati kepulan asap rokok yang keluar dari mulutnya, sembari melamun menikmati suasana malam yang dingin nan hening. terdengar pesan masuk dari ponsel dia tas meja tersebut. Ting! Moza: Kak, motornya udah bisa diambil besok Zerlan: Oke. Bi...