MZ 22. Kehilangan

82 5 3
                                    

Sampai kapan, kamu akan terus berada di zona nyaman?


=MOZZERLAN=

MZ 22. Kehilangn

=

Pagi hari yang cerah, begitu juga keadaan Zerlan yang sudah mulai membaik. Ia hanya ditemani oleh Novva sejak semalam, karena Zerlan menyuruh Zheva pulang daripada ia tidur di rumah sakit, Zheva juga harus pergi ke sekolah.

Tok tok tok!

Seorang dokter memasuki ruangan Zerlan.

“Pagi, bagaimana keadaannya?” Sapa dokter dengan ramah. “Saya periksa ya, kalau tidak ada keluhan lagi, akan lebih cepat pulang.” Ucapnya, sembari memeriksa Zerlan.

Zerlan mengangguk. “Tidak ada keluhan, dok.”

“Semuanya normal.” Novva tersenyum senang, begitu juga Zerlan. “Baik, kalau begitu, saya siapkan surat untuk kepulangannya sore nanti.” Lanjut dokter.

Seusai memeriksa, dokter itu pun langsung pamit keluar dari ruangan. Novva menatap Zerlan penuh kasih sayang dan kekhawatiran.

Tangan Zerlan mengusap pipi Novva yang terdapat tetesan air mata. “Abang gapapa, Ma.”

“Maaf...” Lirih Zerlan. Ia merasa sangat merepotkan kedua orang tuanya.

“Gapapa, Bang. Kita gak tau yang namanya musibah.”

Tok tok tok!

Razied masuk ke dalam ruangan, menghampiri Zerlan yang terbari di atas brankar.

“Pa?”

Senyumnya melebar, Razied pendam rasa sedihnya. “Gimana keadaan kamu? Maaf, Papa baru sempat kesini.” Tangannya mengusap lembut kepala Zerlan.

Mengingat dirinya begitu sibuk, hingga baru sempat bertemu Zerlan sekarang.

“Baik, Pa.”

“Cepat sembuh.” Zerlan mengangguk. Langkah Razied kini menghampiri Novva. “Terimakasih, Ma. Maaf, Papa gak bisa temani Mama disini.” Diakhiri kecupan singkat di dahi Novva.

Tentu Novva terharu dengan perlakuan serta ucapan Razien yang begitu menyentuh. Ia merangkul pinggang Razied.

Sepertinya mereka melupakan seseorang.

“Ekhem!”

Pandangan mereka tertuju pada Zerlan, Razied hanya tersenyum saja. “Maklum, masih pengantin baru.” Celetuknya.

Tok tok tok!

Razied menggaruk tengguknya. “Papa lupa kalau bawa orang.”

“Siapa, Pa?” Tanya Novva.

“Masuk!”

Dua orang masuk ke dalam ruangan, dengan salah satunya terus menggerutu.

“Lama banget, Om. Udah lumutan nih kelamaan di luar.” Gerutunya.

“Ranan?”

=MOZZERLAN=

Walau area kantin sangat padat, terdengar ramai dari mulut mereka. Namun, Zheva hanya diam mengaduk makanan seperti tidak berselera. Kepalanya hanya memikirkan Zerlan, juga... Reyyand.

Dirinya baru sadar, jika hari ini Reyyand tidak masuk sekolah. Dan ia sudah ingat, bahwa Reyyand masuk rumah sakit kemarin.

Brak!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MOZZERLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang