Bagaimana tidak cemas melihat orang-orang yang kita sayang terkapar diatas ranjang rumah sakit?
•
=MOZZERLAN=
•MZ 20. Musibah Keluarga Genta
=
Jennah sudah berada diruangan Genta sejak siang tadi. Tangannya terus menggenggam Genta yang tengah tertidur di atas brankar rumah sakit dengan infus serta alat-alat rumah sakit yang berada di tubuhnya.
Drrttt...
Ponselnya berdering, karema tidak ingin menganggu waktu tidur Genta, Jennah pun keluar dari ruangan dan langsung mengangkat panggilan tersebut.
"Mom..."
Terdengar isak tangis Mozaya dari seberang telepon. Membuat Jennah semakin panik.
"Moza, sayang? Ada apa? Kenapa nangis? Maaf, Mommy lagi gak dirumah." Pertanyaan beruntun dari Jennah yang terlihat panik.
"Aku sama Rey kecelakaan, Mom. Rey luka parah sampe masuk rumah sakit."
Deg!
Lutut Jennah sudah benar-benar lemas sekarang. Jennah mendudukan dirinya di tempat duduk pasien, lalu diam sejenak.
"Tapi kamu gapapa kan?" Tanyanya sangat pelan, ia seakan sudah tidak ada tenaga lagi walau hanya berbicara.
"A-aku gapapa, Mom. Tapi, Rey..."
Tangis Mozaya semakin histeris dari seberang telepon. Hingga Jennah pun rasanya ingin menangis kencang.
"Maaf, Mom..."
"Sttt, Sayang. Udah, gapapa." Jennah merasa Mozaya sangat merasa bersalah atas kejadian Reyyand, tapi Mozaya pun tidak bisa menyalahkan dirinya seperti ini.
"Kalian dirumah sakit mana? Kirim lokasinya ke Mommy sekarang." Mozaya mengangguk dari seberang telepon.
Tut...
Jennah menundukkan kepalanya, ia sudah menangis. Kenapa kejadiannya di hari yang sama menimpa anak-anak dan suaminya?
Ting!
Mendengar pesan masuk, Mozaya yang mengirim lokasi rumah sakitnya. Jennah langsung tersadar, dan segera menghapus air mata yang mengalir di pipinya.
Melihat lokasi rumah sakit yang jauh dari rumah sakit tempat Genta dirawat, ia pun tidak tega meninggalkan Genta sendirian, juga ia ingin melihat kedua anaknya baik-baik saja.
Jennah kembali masuk ke dalam ruangan Genta yang ternyata masih tidur. Ia mencium dahi Genta sekilas.
"Mommy liat keadaan anak-anak dulu ya, Dad? Mommy tinggal Daddy sebentar aja, gapapa kan?" Tanyanya, walau tidak ada respon dari Genta. Lalu mencium tangan Genta.
Pikiran Jennah sekarang adalah pada anak-anaknya. Langkah Jennah keluar dari ruangan dengan tergesa, hampir menabrak seseorang.
"Maaf-"
"Tante?" Sapanya. Jennah menatap dua orang dihadapannya ini. "Siapa yang sakit, Tan?"
Tidak ada respon dari Jennah, ia hanya menatap seorang perempuan dan lelaki disampingnya.
"Halo, Tan. Apa kabar? Masih ingat aku?" Sapa lelaki tersebut.
Jennah sungguh muak mendengar basa-basi lelaki yang hampir mencelakai Mozaya itu. Juga perempuan yang sudah menghianati Mozaya.
"Maaf, saya permisi," pamitnya, dan langsung pergi dari hadapan mereka.
Mata Kyla mendelik heran ke arah Sandre. "Kamu kenal Mamanya Moza?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MOZZERLAN
Teen FictionTengah menikmati kepulan asap rokok yang keluar dari mulutnya, sembari melamun menikmati suasana malam yang dingin nan hening. terdengar pesan masuk dari ponsel dia tas meja tersebut. Ting! Moza: Kak, motornya udah bisa diambil besok Zerlan: Oke. Bi...