MZ 8. Tanggung Jawab

147 5 0
                                    

Bagaimana harus aku katakan?
Bahwa aku sudah menyimpan rasa untuk kamu.


=MOZZERLAN=

MZ. 08. Tanggung Jawab

=

Tepat di hari minggu pagi ini Zerlan sudah ada janji, seperti apa yang semalam ia dan Reyyand rencanakan. Kini, Zerlan pun sudah lengkap dengan pakaiannya.

Ting!

Terdengar notifikasi dari ponselnya, Zerlan langsung membaca pesan tersebut.

Reyyand:
Kak, karena sekarang hari minggu
Bengkel tutup setengah hari katanya

Zerlan:
Otw.

Tidak ingin Reyyand menunggu, Zerlan segera ingin berangkat sekarang saja. Ia keliar dari kamarnya, ingin menemui Novva terlebih dahulu.

"Bang, sini sarapan dulu."

"Gak bisa, Ma. Abang harus pergi sekarang, udah ditunggu teman buat ambil motor Abang yang di bengkel."

"Yaudah, tapi Mama buatkan roti aja ya?" Tawarnya. Zerlan tersenyum, lalu mengangguk.

"Emang mau kemana, Bang?" Tanya Zheva.

Zerlan memasang wajah malasnya. "Gak usah kepo. Abang juga gak bakal ajak kamu."

"Lah, kok gitu? Siapa juga yang mau ikut, orang aku cuma nanya doang kelezz." Zheva menjawab tidak kalah sinis.

"Masih pagi, kalian bisanya ribut terus. Kapan akur?" Novva mencoba melerai.

"Ogah!" Kompak. Zheva dan Zerlan teriak bersamaan.

Novva hanya bisa menggelengkan kepala saja. Lalu memberikan roti kepada Zerlan. "Ini, dimakan dulu."

Dengan senang hati Zerlan menerimanya, ia duduk dan menghabiskan dahulu roti tersebut. Setelah selesai, Zerlan pamit untuk segera pergi.

"Ma, Abang mau pergi sekarang ya."

Senyum Novva mengembang, sembari mengangguk. "Hati-hati, Bang."

Langkahnya langsung keluar rumah, menaiki motornya, dan langsung menuju kerumah Mozaya.

=MOZZERLAN=

Tok tok tok!

Zerlan mengetuk pintu rumah, terdengar sura pintu yang terbuka dari dalam.

"Mau langsung pergi atau masuk dulu?" Tanyanya.

"Reyyand mana?"

Belum sempat Mozaya menjawab, Reyyand sudah berada di depan mereka. "Kak, udah dateng? Mau sekarang aja?" Tanyanya, Zerlan mengangguk.

Mata Mozaya menatap tidak terima. "Heh! Gue ikut."

"Saya udah bilang semalam, kamu gak usah ikut," jelas Zerlan.

"Mobil gue sekalian mau ke bengkel, Kak."

"Gak usah berantem, ini udah siang. Keburu tutup bengkelnya," lerai Reyyand, yang sudah lelah mendengar perdebatan mereka. "Sama-sama keras kepala."

Seketika mereka diam, mengikuti ucapan Reyyand. Zerlan tetap membawa motor Reyyand sendiri, sedangkan Reyyand ikut di mobil Mozaya. Zerlan mengikuti arah mobil Mozaya pergi.

Sekitar dua puluh menit, mereka sampai di bengkel yang nampak begitu ramai. Salah satu pegawai menghampiri mereka.

"Ada yang bisa saya bantu?"

MOZZERLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang