Disaat kamu telah hancurkan segalanya, lalu untuk apa datang kembali?
•
=MOZZERLAN=
•MZ 10. Insiden
=
Nampak Zerlan yang tengah asik mengobrol dengan Ranan di sebuah tempat. Awalnya hanya obrolan biasa, hingga Ranan mengatakan hal serius.
"Besok lusa, gue tunangan."
Ukhuk!
Zerlan yang tengah minum itu hampir tersedak saat mendengar penuturan Ranan yang secara tiba-tiba. "Kenapa mendadak?"
Ranan berdecak. "Waktu kita sama-sama bawak adik, sebenernya gue udah mau ngasih tau. Tapi lo malah gak fokus, jadi gue diem."
"Sorry, saya kira kamu bakal bahas cewek-cewek yang kamu bikin baper, terus ditinggal pergi."
Mendengar itu, Ranan hanya bisa terkekeh sembari menggaruk tengkuknya. "Sekarang udah gak, kan ada pawang. Bisa abis gue."
"Bagus. Biar gak lagi godain cewek sana-sini," sindirnya.
"Lo, kapan?" Ranan tersenyum, seakan mengejek.
"Maksud kamu ngasih tau tentang hal ini, mau saya datang ke acaranya, atau cuma meledek?"
Ranan malah terkekeh. "Lo terlalu kaku, makanya gak laku."
Mendengar ejekan lebih dari Ranan, Zerlan memilih untuk mengedarkan pandangan ke arah lain. Daripada ia terus berdebat sepanjang malam disini dengan Ranan.
Matanya menajam, melihat seseorang yang baru datang, "Moza?" Gumamnya.
Tepukan tangan Ranan pada bahu Zerlan, membuat ia kembali tersadar dari lamunannya.
"Gue undang lo besok lusa," Ranan mengerti raut wajah kesal Zerlan.
"Akadnya?"
"Satu bulan setelah tunangan."
Zerlan mengangguk. "Saya pasti datang."
"Jangan lupa bawa kado, sekalian ceweknya," Ranan terkekeh diakhir kalimat.
"Pasti bawa kado," tegas Zerlan.
Sialan! Ranan terus menganggunya.
Zerlan kembali mengalihkan pandangannya menatap Mozaya yang tidak jauh dari tempat mereka duduk, ia nampak bahagia dengan senyumnya lebarnya, yang ditemani seorang teman cewek. Zerlan tidak akan menganggunya kali ini.
Saat kembali berfokus untuk mengobrol dengan Ranan, entah kenapa Zerlan ingin melihat ke arah Mozaya kembali. Dan, benar saja.
"Dia, lagi?" Gumamnya.
Seorang lelaki menghampiri kedua gadis yang tengah asik mengobrol, terlihat wajah Mozaya yang nampak tidak suka. Ada perdebatan kecil diantara mereka, Zerlan tidak bisa mendengarnya dengan jelas.
Hingga, Mozaya menarik temannya pergi, tapi lelaki itu tetap memaksa Mozaya untuk bicara padanya. Walau ada penolakan dari Mozaya, tenaga lelaki itu jelas lebih besar dari Mozaya.
Beberapa pengunjung menatap adegan mereka. Lelaki itu menarik paksa lengan Mozaya, membawanya keluar dari tempat tersebut. Zerlan menjadi khawatir.
•
=MOZZERLAN=
•
"LEPAS!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MOZZERLAN
Teen FictionTengah menikmati kepulan asap rokok yang keluar dari mulutnya, sembari melamun menikmati suasana malam yang dingin nan hening. terdengar pesan masuk dari ponsel dia tas meja tersebut. Ting! Moza: Kak, motornya udah bisa diambil besok Zerlan: Oke. Bi...