MZ 13. Tanda Tanya

75 6 0
                                    

Hari-hari terbiasa bersamamu, akan terasa asing saat tidak bersamamu lagi.


=MOZZERLAN=

MZ 13. Tanda Tanya

=

"Lo beneran gak makan, Kak?" Tanya Mozaya.

Pasalnya, Zerlan tidak memesan makanan sekali pun, hanya minum saja. Malah Mozaya yang memesan makanan sendiri, ia sengaja tidak jajan disekolah, karena mengingat uang saku yang dibatasi, juga sangat ingin mentraktir Zerlan makan.

Zerlan menggeleng, "Sebelum jemput kamu, saya udah makan dikampus."

"Tapi gue gak enak makan sendirian." Mozaya menundukkan kepalanya, sembari memegangi perut. "Mana laper banget lagi," gumamnya.

Senyum Zerlan mengembang, ia masih mendengar ucapan Mozaya serta sikapnya.

"Ayo pesan makan, saya temani."

Mozaya langsung menatap Zerlan, yang ternyata tengah tersenyum padanya. "Hah? Gak usah, katanya lo udah makan nanti malah kekenyangan."

"Gapapa."

Akhirnya, Mozaya bisa makan dengan senyum yang mengembang. Mereka pun segera memesan makanan.

Drrttt...

Ponsel Mozaya berdering, ia segera mengangkat telponnya.

"Hm?"

"Ada dimana, Kak? Ditanyain Mommy."

Mata Mozaya melirik ke arah Zerlan. "Lagi makan sama Kak Zerlan, kenapa?"

"Cieee..."

Dari seberang telepon, terdengar suara Reyyand yang mengejeknya. Mozaya memutar bola mata malas. Dengan cepat ia memutuskan panggilannya.

Tut...

"Emang kamu gak bilang, kalo pergi sama saya?" Tanya Zerlan, Mozaya menggeleng.

Tidak butuh waktu lama, makanan mereka pun habis. Dengan beberapa obrolan kecil saja.

"Ini," Mozaya menyodorkan selembar uang lima puluh ribu pada Zerlan.

Zerlan kembali mengembalikan uangnya. "Gak usah."

"Kak, gue yang ngajak lo. Tapi gue gak pengen lo malu, masa iya ceweknya yang bayar?"

"Emang nyatanya kamu yang mau bayar, kan?" Zerlan sengaja menggoda Mozaya.

"Please, Kak. Kali ini, gue gak akan ngalah." Ancamnya mantap. Zerlan malah terkekeh.

"Keras kepala." Zerlan pun menerima uang Mozaya, lalu membayarnya. Ia kembali pada Mozaya. "Mau langsung pulang?" Dibalas anggukan oleh Mozaya.

Baru berdiri, kepala Mozaya terasa sangat pusing. Hingga ia terduduk kembali. Terlihat raut wajah panik yang ditunjukkan Zerlan.

"Kamu kenapa?" Tanya Zerlan.

Mozaya mendongak, tapi nampak darah yang keluar dari hidungnya. Zerlan segera mengambil tisu banyak lalu menyumpal hidung Mozaya, jelas Mozaya terkejut. Mataya menatap Zerlan.

"Maaf, hidung kamu berdarah," ucapnya, merasa tidak enak hati.

Mozaya mengambil alih tissue tersebut lalu pergi menuju toilet. Sedangkan, Zerlan benar-benar khawatir akan kondisi Mozaya.

Sesampainya di toilet, Mozaya membersihkan darah yang di hidungnya. Ia menatap ke arah cermin, mengingat wajah juga spontan yang Zerlan berikan pada, membuat Mozaya semakin tidak enak.

MOZZERLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang