Prolog

4.6K 147 28
                                    

Haii!!
Welcome di cerita pertama saya.
Sebenernya cerita ini udah tamat lama, tapi aku mau perbaiki lagi alurnya dan beberapa part tambahan yang sebelumnnya tidak pernah ada.

Jika ada typo mohon bantu tandai ya, biar lebih gampang buat ngoreksinnya lagi.

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian, baik itu berupa vote maupun komen jika minat sekalian di follow akunn nya.

Buat kalian yang pernah baca cerita ini sampai tamat, aku ucapin terimakasih karena sudah menemani Nabilla versi pertama. Kalau bisa baca ulang lagi ya, soalnya ini kisah Nabilla versi New nya hehe.

" Jika kamu bukan anak Raja, Ulama besar, maka Menulislah! "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Jika kamu bukan anak Raja, Ulama besar, maka Menulislah! "

_Imam Al-Ghazali_

" Lebih baik ikhlas menerima takdir dari pada tidak pernah bersyukur sama sekali. "
Tulisanntiee_

" Terkadang kita terlalu berlebihan terhadap
sesuatu yang sebenarnya sudah Allah atur, padahal cukup hanya di yakini dan di jalani bahwa rencana Allah pasti yang terbaik. "

Cahaya matahari mulai terangkat keatas, di pagi kali ini seperti biasa seorang gadis dan satu wanita sedang menyiapkan makanan untuk keluarga kecil yang hanya di huni oleh 3 orang saja, yaitu seorang ibu dan dua anaknya yang berbeda jenis kelamin.

30 menit cukup lama untuk mereka yang sedang menyiapkan makanan, dari mulai memasak sampai menyiapkan makanan di meja makan.

Setelah selesai, Nabilla pun bergegas mengambil satu buah roti tawar, perutnya sudah minta di isi sejak Dia bangun tadi. Tapi, sebelum Dia mengisi perut tentu saja harus membantu dulu Bundannya memasak.

Selesai menata makanan, Nabilla bergegas langsung ke dalam kamar nya untuk mengganti pakaiannya dan langsung kembali ke ruang makan lagi.

Tiba-tiba,

Dor

" Astagfirulloh, " kaget Nabilla yang baru saja di tepuk pundaknya

Dia pun melirik kearah belakang dan yap, Dia menemukan seorang laki-laki di belakang tubuhnya yang sedang menampilkan deretan giginya, untung saja Dia sudah selesai mengganti pakaiannya kalau belum sudah pasti bakal ah sudahlah terlalu malas menjelaskan nya, pikir Nabilla.

" Assalamualaikum, selamat pagi bidadari Abang, " ucap Dia yang sedang tersenyum karena berhasil membuat sang adik kaget.

" Waalaikumsalam, " jawab Nabilla sambil cemberut

Takdirku Bersamamu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang