HAPPY READING💗
" Jangan memperbaiki diri agar pantas di miliki, tapi perbaiki diri agar orang merasa tidak pantas dengamu. "
Bintang_" Bersyukurlah untuk hari ini, dan Bismillah lah untuk hari esok. "
Nabilla_Bandung.
" Kamu yakin sayang? " tanya Bunda
" Yakin Ma, " jawab Nabil
" Emang ada apa sih, perasaan Lo keukeuh banget pengen pesantren disana? bukannya impian Lo Kuliah di Amrik ya? "tanya Satria
" Ada calon masa depan Nabil Bang, "
" Siapa? "kepo Satria
"Kepo lo, "
"Gue gak restuin mampus, "
" Lah, Gue mah kagak butuh Restu situ. Gue cuma butuh restu Bunda. Iya kan Bund? "ucap Nabill seolah meminta bantuan kepada sang Bunda
Bukannya menjawab justru Bunda hanya tersenyum menanggapi ucapan putri bungsunnya itu.
" Ya udah, gak Gue waliin mampus, " ucap Satria
"Masih ada Wali hakim kok, "
" Dek, " tegur Bunda
" Hehe, becanda Bang. Iyadah iya Nabil ngalah. Nabil itu mau memperbaiki diri di pesantren biar jodoh Nabil nanti gak malu punya jodoh kaya gini, "
"Jangan memperbaiki diri agar pantas di miliki, tapi perbaiki diri agar orang merasa tidak pantas dengamu," ucap Satria dengan nada bijak.
" Iyain aja deh Bang, " kompak Bunda sama Nabilla
" Berangkat sekarang Dek? "tanya Bunda
Nabil mengangukan kepalannya seolah berkata iya.
" Emang mau pada kemana sih? "kepo Bintang
" Kepo lo dora, " sewot Nabil
" Gue nanya sama Bunda ya, bukan sama Lo, "
" Kalian ini, bisa gak sih sehari aja gak ribut? " heran Bunda melihat kelakuan kedua anaknya yang tiada hari seperti tom end jerry
" Gak bisa Bun," kompak keduannya
"Terserah! Nabil bunda tunggu di mobil," setelah mengucapkan itu Bunda pun bergegas kedalam mobil untuk menunggu Nabil yang masih ngemil roti.
Didalam mobil, sambil menunggu sang putri Bunda pun membuka handphone nya lalu membuka aplikasi galeri untuk melihat poto keluarganya yang di dalam poto itu terdapat poto dirinya yang sedang mengandung, bintang yang saat itu baru berusia 7 tahun dan suaminnya yang menurutnya sangat tampan tiada tanding.
" Yah, Bunda kangen. Anak-anak juga sudah besar, boleh kalau Bunda pengen ikut Ayah? " lirih Bunda mengusap poto suaminnya.
Setelah 3 jam lebih berada di dalam mall, akhirnya Ibu dan anak itu berhasil membeli barang yang sudah di catat oleh Nabil di sebuah kertas.
" Masih ada yang mau di beli? " tanya Bunda kepada Nabill
" Kayannya enggak deh Bun, " ucap Nabil melihat barang belanjaannnya
" Yasudah sekarang kita makan yuk, Bunda lapar, "
" Lest go."
10 menit setelah memesan, akhirnya makanan yang di tunggu-tunggu pun datang di hadapan Nabil dan Bundannya.
" Selamat makan Bun, " ucap Nabill
" Kembali sayang, " Jawab Bunda
Pukul 20.15 di ruang tengah kediaman keluarga Al-haz.
" Tumben banget ya kita kumpul gini, biasannya cuma ada Nabil sama Bunda doang," ucap Nabil dengan pandangan mata yang pokus kearah televisi
" Heem, Abangmu sudah kaya bang jali alias jarang pulang, " sahut Bunda
" Bun, Dek, Abang kerja kan demi kita juga. Jadi, maaf ya kalau semisal Abang jarang pulang karena keseringan lembur di kantor. Apalagi kemarin-kemarin Abang harus ektra ngontrol kantor gara-gara sekretaris sialan itu, " ucap Bintang dengan sedikit emosi di saat mengucapkan kata sekretaris
" Iya gak apa-apa Bang, Bunda sama Adek mu paham. Kalau Abang cape istirahat ya, jangan di paksain, " nasihat Bunda sambil mengusap punggung anak sulungnya itu
" Iya bun, " jawab Bintang
Sudah hampir 6 tahun Bintang mengurus perusahan milik keluargannya. Awal mula ketika sang Ayah meninggal, perusahaan di urus oleh Bunda di bantu dengan Adiknya yaitu Farhan. Tapi, setelah umur Bintang 19 tahun, Dia di paksa harus bisa ngurus perusahan itu di sebabkan sang Bunda yang sudah tua dan Om nya yang harus menetap di luar negeri. Awalnya Bintang sempat tertekan, umur 19 tahun ketika para sahabatnya masih bisa main justru dirinya harus kuliah di tambah kerja. Bintang hampir menyerah saat itu tapi, lagi-lagi berkat alasannya yaitu untuk membahagiakan Bunda dan Adiknya akhirnya Bintang berhasil memajukan perusahann peninggalan sang Ayah.
PT. Al-haz Group, nama perusahaan yang di bangun 28 tahun lalu. Perusahaan ini di bangun oleh Almarhum ayah Nabil dan Bintang yaitu Muhammad Rafka Al-haz, pemuda lulusan terbaik dari Amrik pada saat itu.
" Besok kamu berangkat kan Dek? " tanya Bintang
" Heem, " jawab Nabil
" Abang nitip ya sama kamu, jangan nakal di sana, jangan lupa sholat sama kebiasaan kamu setiap minggunya ketika masih di rumah ok. Abang mau kamu menjadi yang terbaik dari segalannya sebelum Abang ninggalin kamu sama Bunda, "
" Emang Abang mau pergi kemana? " potong Nabill
" Gak kemana-mana, " ucap Bintang
" Terus itu maksudnya apa coba, bilang sebelum ninggalin Nabil sama Bunda, " sewot Nabil
" Yakan umur gak ada yan tahu dek, "
" Nabil gak suka Abang ngomong gitu, " Ucap Nabil, setelah itu Dia berlari kearah kamar, entahlah perasaannya menjadi tidak enak
" Dek, " teriak Bintang
" Bund, Bintang gak bermaksud ngomong gitu. Tapikan, "
"Bunda paham Bang. Lain kali jangan ngomong gitu ya, takutnya Adek kamu jatuh sakit. Kamu tahu kan kalau Dia itu gak bisa kalau banyak pikiran, gampang drop badan Adek kamu gak sesehat yang kita lihat, " ucap Bunda
" Huh, Iya Bun. Ini salah Bintang, harusnya Aku gak ngomong gitu di saat ada Dia,"
" Sudah. Sekarang kamu berdo'a aja supaya adikmu gak kepikiran soal ucapan mu tadi. Kamu juga, jangan pernah berhenti buat berobat ya, kamu harus sembuh buat Nabil sama Bunda, " ucap Bunda memeluk tubuh putra sulungnya itu.
To be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdirku Bersamamu [END]
Novela JuvenilPLAGIAT HARAP MINGGIR⚠️. Niat masuk pesantren karena amanah dari almarhum sahabatnya, justru membuat Nabilla mendapatkan apa yang selama ini selalu Dia tunggu, yaitu seorang pendamping hidup. Untuk mendapatkan hadiah itu, Nabilla harus melewati be...