"Hyung nanti tolong bangunkan aku kalau sudah sampai ya." Pesan Jake sebelum memasuki mobil dan mengambil duduk dibangku paling belakang.
"Jae, kau tidak duduk disebelahku?" Tanya Sejin yang dibalas gelengan oleh Jake.
"Jungwon yang akan duduk disebelah Hyung, lututnya sedang sakit jadi dia bisa meluruskan kakinya." Balas Jake yang kini sudah menyandarkan punggungnya dengan kelopak matanya yang terpejam.
Jungwon tentu saja terkejut, pasalnya ia tak memberi tau pada siapapun jika lututnya memar karna saat latihan terdapat part yang terus menggunakan lututnya.
Bahkan ketika berjalanpun ia sebisa mungkin dibuat secara natural, ia hanya tidak ingin membuat khawatir dan merepotkan siapapun."Jung-"
"Aku baik-baik saja Hyung, percaya padaku." Potong Jungwon saat Heeseung hendak menanyai keadaannya.
Jungwon mengambil duduk disamping kemudi, sementara Heeseung dan Jay duduk dikursi kedua dan Jake duduk seorang diri dikursi belakang.
Jay melirik Jake yang menutupi wajahnya dengan topi, setelahnya memfokuskan matanya kedepan setelah mengambil nafas berat.
"Jake Hyung.." panggil Jungwon yang dibalas "ya.." begitu pelan oleh Jake.
"Mau cemilan?" Tanya Jungwon guna memecah keheningan.
"Tidak terima kasih."
Heeseung mengambil roti melon dan susu pisang dari plastik yang dibawa Jungwon.
Lantas menaruhkannya dipangkuan Jake."Kau belum memakan apapun pagi ini, jadi makan itu."
Jake menatap pemberian Heeseung lantas mengangguk kecil.
"Terima kasih." Cicitnya.
📸📸📸
"Hyung bisa sampaikan pada staff wardrobe untuk tidak memakaikan Jake Hyung pakaian dengan warna-warna cerah." Pinta Jungwon yang dibalas gelengan oleh Sejin.
"Tidak bisa, pakaian kalian sudah dipilihkan jadi tidak bisa ditukar begitu saja." Balas Sejin.
Jungwon nampak gelisah ditempatnya, begitu juga dengan Sunoo dan Heeseung.
Mereka tau sebentar lagi akan ada teriakan penuh protesan yag dilayangkan Jake pada Staff Wardrobe.
Sementara Jay, Sunghoon dan Niki saat ini sedang melalukan sesi foto ditengah ruangan.
Berbeda dengan Jake yang duduk diam didepan cermin, membiarkan beberapa tangan memoles wajah juga rambutnya.Ia tak mengeluarkan suara sejak memasuki tempat pemotretan, bibirnya mengulas senyum sebagai sapaan namun bisa dilihat bagaimana pancaran mata itu nampak gelisah seakan-akan ia tengah disudutkan.
Saat ini pun perasaannya campur aduk, namun perasaan ingin menangislah yang mendominasi."Aku semenyeramkan itu ya dulu." Begitu fikirnya saat tangan-tangan yang memoles wajah dan rambutnya nampak gemetar.
Jake membuka perlahan matanya, menatap pantulan wajahnya dicermin.
Mengulas senyum tipis karna wajah itu begitu mempesona setelah dimake up tipis.
Namun setelahnya pandangannya mengosong, merasa tak tau harus berbuat apa.
Ia tak dekat dengan siapapun, ia merasa terasingkan dan merasa sendirian padahal para member dan managernya bersamanya.
Namun untuk mendekati mereka terasa sangat sulit, karna mereka tak mempercayainya.Tubuh Jake tersentak saat merasakan tepukan kelewat pelan dibahunya, ia menoleh dan mendapati salah satu staff menunduk enggan menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One More Chance
Fiksi Penggemar"kenapa kalian menatapku seperti itu?" "seperti itu bagaimana?" tanya Heeseung dengan sebelah alis terangkat keatas. raut wajahnya memang terlihat tenang, namun siapa sangka sebuah senyum miring tercetak samar dibelah bibirnya. "jadi.. Hyung menyuka...