0.2

8.7K 760 43
                                    

Kelopak mata yang semulanya terpejam kini terbuka dengan sempurna.
Ia mengerjap beberapa kali dengan perlahan lantaran pandangannya memburam.
Helaan nafasnya terdengar berat, bahkan rasanya untuk bernafas dengan benar ia merasa kesulitan.
Air matanya meluncur dari pelupuk matanya saat sadar jika ia masih hidup setelah ia mencoba membunuh dirinya dengan menenggelamkan tubuhnya didanau.

Ia merasa tak ingin menoleh walaupun telinganya menangkap suara pintu kamar rawat inapnya terbuka.
Bahkan suara derap langkah beberapa orang yang menghampiri brankarnya ia abaikan.
Ia memilih memejamkan matanya, walau sudut matanya terus mengeluarkan air mata.

Dipikirannya saat ini hanya satu, orang baik mana yang masih mau menolongnya.

"Jae.. akhirnya kau sadar."

Jake mengerutkan keningnya saat mendengar suara Sejin Hyung dengan nada suara yang terdengar khawatir.
Merasa aneh padahal sebelumnya keduanya bertengkar hebat dirumah pemakaman Jungwon.
Walau merasa aneh, Jake enggan untuk membuka matanya maupun suaranya.

"Kau baik-baik saja?"

Jake membuka cepat pejaman matanya, menoleh dengan manik melebar sempurna.

"Ju-jungwon.." panggilnya terbata-bata.

Yang dipanggil mengangguk kaku, lantas terhenyak saat Jake tiba-tiba saja bangkit dan memeluk tubuhnya begitu erat, bahkan ia menumpahkan tangisnya dan terus meracaukan permintaan maaf padanya.
Merasa semua yang terjadi saat ini hanyalah mimpi atau sekedar khayalannya semata.
Jungwon berdiri didepannya dalam keadaan sehat begitu dengan Sejin Hyung yang bersikap seperti dulu saat ia masih menjadi bagian BlockBuster.

Jungwon sendiri menatap Sejin penuh pertanyaan, namun tangannya tak ayal menepuk-nepuk pelan punggung Jake untuk menenangkannya.

"Kau tidak salah apapun, Jae.
Aku yang minta maaf karna lalai."

Jake menggeleng cepat, semakin memeluk erat Jungwon bahkan membenamkan wajahnya dibahu bidang Jungwon.

"A-aku aku yang salah, maafkan aku."

"Tidak Jae.. harusnya aku peka jika tanganmu terangkat karna meminta bantuan.
Dan seharusnya aku menolak usulan Yoon PD, dengan adegan kau berendam didanau.
Aku tau kau pandai berenang, namun dengan kondisi kalian kelelahan ditambah cuaca dingin akan berakibat fatal dan ini sal-"

"Tu-tunggu apa?? Yoon PD-nim?? Adegan???" Potong Jake melonggarkan pelukannya pada Jungwon dan menatap Sejin dengan kening berkerut dalam.

"Jae jangan bercanda, kau tidak mungkin lupa atau mendadak amnesia hanya karna tenggelam saat syuting Music Video comeback pertama BlockBuster kan?"

Jake menegakkan tubuhnya menatap satu persatu para member Blockbuster yang menatapnya dalam diam juga Sejin yang menatapnya khawatir.
Menyadari jika semua member BlockBuster ada dihadapannya, bahkan Sunoo yang seharusnya sudah meninggalpun ada dihadapannya sama halnya seperti Jungwon.
Ia ingat betul jika tubuh Jungwon sudah dalam bentuk abu yang disimpan didalam kendi.

"Ini mimpi kan?" Gumamnya bingung.

Jake kembali menatap mereka lantas mencubit pipinya kencang, hingga warna merah tercetak apik dipipinya.
Ia menjerit kesakitan tentu saja, namun ia kembali melakukannya hingga Jay yang jengah menahan tangannya.

"Pipimu sudah memerah, kau ingin membuatnya menjadi biru." Decak Jay.

Jake menatap Jay, lantas bibirnya melengkung kebawah dengan manik matanya yang berkaca-kaca.
Ia lantas menarik lengan Jay, kemudian memeluk lehernya erat seraya menangis kencang.

One More ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang