Pandangan Jake terpaku pada layar televisi, sorot matanya begitu kosong, suara penyiar berita bergema memberitakan tentang kecelakaan beruntun yang menewaskan tiga orang member Blockbusters.
Bahkan mobil van yang mereka kendarai malam itu masih ada dilokasi dengan keadaan bagian belakang dan depan yang ringsek hancur karna ditabrak dari depan dan belakang.Jake menoleh saat Wonjae menyodorkan sendok yang sudah diisi nasi dan juga sup kimci chigae.
"Aku tidak lapar Hyung." Ujarnya begitu lirih.
Wonjae menghela nafasnya, menatap manik kosong yang seakan kehilangan jiwanya itu.
"Setidaknya kau harus mengisi perutmu, Jae.
Kau harus kuat untuk Heeseung, Jay dan Niki.""Hyung aku sudah pernah kehilangan mereka sekali, rasanya sakit.
Tapi untuk yang kedua kalinya jauh lebih sakit Hyung.
Benar-benar sakit sampai rasanya aku ingin bunuh di-""Jangan mengatakan yang tidak-tidak."
"Hyung ini semua kesalahanku.. semua salahku, semua petaka yang mereka dapatkan itu berawal dariku."
"Jae.. kita tak pernah tau takdir Tuhan.
Berhenti menyalahkan dirimu sendiri.""Tapi takdirku selalu sama dan aku mengulang takdir yang sama untuk kedua kalinya."
📸📸📸
"Bisakah Jay dan Niki tetap disini?"
Sejin menggeleng, mengusap kepala Jake yang tertunduk dalam.
"Keluarga Jay akan membawa Jay ke Seattle sementara Niki akan dibawa ke tanah kelahirannya Okayama." Jelas Sejin.
Jake mengangguk, lantas menatap kearah ruangan Niki.
"Kalau begitu aku akan bergantian menunjungi mereka.
Tak ada salahnya pergi ke Okayama dan Seattle sendirian.""Tak masalah dalam 1 bulan dengan rentang 10 hari pergi ketiga negara secara bergantian." Tambahnya.
Jake memejamkan matanya, menyandarkan tubuhnya yang lelah pada sandaran kursi tunggu.
Mengabaikan rasa pening yang semakin menghantam kuat kepalanya."Jae kau butuh istirahat."
Jake membuka pejaman matanya, lantas melirik Sejin yang menatapnya khawatir.
"Kali ini kumohon dengarkan aku..
Kau butuh istirahat dan kau sangat butuh diobati.
Jika kau tidak ingin melakukannya untuk dirimu, maka lakukan untuk Heeseung, Niki dan Jay.
Jika saat mereka terbangun dan melihat kondisi tubuhmu yang seperti ini, bukankah mereka akan marah?
Jadi tolong dengarkan aku sekali ini saja." Ujar Sejin penuh permohonan.Jake terdiam menatap langit-langit atap dengan pandangan menimbang, sebelum akhirnya ia menganggukkan kepalanya.
Ia beranjak bangun dengan dibantu oleh Sejin, sementara Sejin menatap Wonjae memberi kode dengan menganggukkan kepalanya.
Langkah keduanya beriringan keluar ruang IGD dengan status VIP.
Memasuki lift untuk menuju ruang rawat inap biasa dengan status yang sama tentunya (VIP).Jake melirik papan no dipintu ruangan yang akan dijadikan ruang inapnya (235).
Sementara Sejin sudah masuk kedalam diikuti dengan Jake dibelakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One More Chance
Fanfiction"kenapa kalian menatapku seperti itu?" "seperti itu bagaimana?" tanya Heeseung dengan sebelah alis terangkat keatas. raut wajahnya memang terlihat tenang, namun siapa sangka sebuah senyum miring tercetak samar dibelah bibirnya. "jadi.. Hyung menyuka...