Jake duduk termenung didepan balkon dormnya, menatap langit malam dengan pandangan kosong.
Diluar Jake memang tampak menikmati apa yang dirasakannya saat ini, tapi siapa yang tau jika Jake terus menerus memikiran masa depan dari apa yang ia jalani dulu sebelum kembali ke masa lalu.
Keluarganya sehat dan masih ada hingga saat ini, adegan kecelakaan pesawat memang terjadi dan Jake berhasil mencegah kematian orang tuanya.
Ia juga berhasil mencegah Sejin untuk tidak berurusan dengan teman-teman yang akan merugikannya nanti.
Sampai Wonjae mengatakan jika Jake bena-benar memfilter circle pertemanan Sejin.Jay dan Jungwon yang baru saja pulang dari latihan vokal dan dance, menolehkan kepalanya bersamaan saat menyadari jika balkon dormnya terbuka lebar saat melangkah masuk sepoi angin dirasakan keduanya.
Keduanya melangkah menuju balkon dan mendapati Jake duduk termenung disana dengan kepala mendongak menatap langit malam.
"Jake.."
Terlarut dengan lamunannya panggilan suara Jay tak digubrisnya sama sekali, bahkan Jungwon bisa melihat bagaimana pundak itu kian menurun dengan helaan nafas yang terdengar berat.
Sebenarnya apa yang dipikirkan Jake saat ini? Kenapa ia terlihat begitu putus asa? Begitu benak Jungwon.
Jay sendiri kini sudah berdiri dibelakang tubuh Jake, mengusap bahunya pelan yang tentu saja sentuhan tersebut membuat Jake terlonjak kaget.
"Maaf, mengagetkanmu."
Seraya mengatur jantungnya untuk kembali normal, Jake mendongak dengan kepala menggeleng untuk menenangkan Jay.
"Kenapa cepat sekali latihannya?" Tanya Jake yang dibalas senyum tipis oleh Jungwon, bahkan sebelum ia memgambil duduk disebelah Jake ia sempat mengusap lembut pucuk kepalanya.
"Berapa lama Hyung melamun? Aku dan Jay Hyung sudah 5 jam berlatih dan sekarang sudah jam setengah dua pagi."
Jake nampak membelalakkan matanya, ia menarik pergelangan tangan kanan Jay dan melihat jarum jam pada jam tangan yang melingkar ditangannya dengan pandangan kuyu.
"Astaga.."
"Ada yang menganggu pikiranmu, hmm?" Tanya Jay seraya mengusak lembut pucuk kepala Jake.
Jake mendongakkan kepalanya, menatap Jay yang berdiri menjulang didepannya dengan pandangan tak terbaca.
"Kenapa?" Tanya Jay lagi diiringi dengan usapan lembut yang ia berikan dipipi kanan Jake.
"Jay baik?" Tanya Jake tiba-tiba.
Jay menatap manik bulat itu yang nampak jernih tertepa cahaya bulan, lantas menatap Jungwon dengan kening berkerut bingung.
Jungwon hendak bertanya lebih pada Jake, namun ponselnya berdering dengan pop up kontak Sejin.
Ia menunjukkan layar ponselnya pada Jay, lantas beranjak setelah memberikan kecupan sayang dipucuk kepala Jake.Selepas kepergian Jungwon, Jay menangkup wajah sendu Jake, lantas memberikan kecupan panjang di kening Jake.
Setelahnya ia berjongkok dengan kedua tangan bertumpu pada paha Jake."Aku baik, sangat baik setelah melihatmu."
Jake menggelengkan kepalanya, lantas meraih bahu Jay supaya kembali berdiri, lantas memeluknya dengan membenamkan wajahnya diperut Jay.
"Bohong." Ujarnya dengan suara teredam.
"Bagian dari mana aku bohong, hmm?"
Jake perlahan melepas pelukannya lantas mendongak menatap Jay yang masih setia menundukkan kepalanya menatap Jake.

KAMU SEDANG MEMBACA
One More Chance
Fanfiction"kenapa kalian menatapku seperti itu?" "seperti itu bagaimana?" tanya Heeseung dengan sebelah alis terangkat keatas. raut wajahnya memang terlihat tenang, namun siapa sangka sebuah senyum miring tercetak samar dibelah bibirnya. "jadi.. Hyung menyuka...