K.G 5

851 62 1
                                    

Vote dulu ya.....

"loh, kamu teman Karina dari bagian analis kualitas produkkan?"

Bayu kembali mengulang kalimat Sabana dengan cibiran.

"Kamu sendirian?"
Bibir Bayu seperti bebek yang lagi cari makan di kolam berlumpur.

"Aduh say. Gila gak sih dia gak kenal gue. Padahal di kantin gue sempat ngomong sama dia." Bayu meminum dua gelas air putih yang ada di atas meja.

"Gue ngerasa seperti lagi berniat mau jilatin pak Tula. Biar dia kenal gue gitu. Tuh hutan kalau ngomong pengen gue telan."

Taruna lagi-lagi terkekeh pelan. Ia sangat tahu jika Bayu benar-benar sedang naik darah.

"Padahal nih ya. Waktu liburan, gue yang nyatat semua yang pak Tula minta. Dia masa lupa gue sih Say?!"

Bayu cemberut sambil memasukkan potongan ayam geprek ke mulutnya.

Taruna mengendikkan bahunya tak tahu. Dalam hati berharap Tula tak mengingatnya juga.

"Gue malah bersyukur kalau dia cepat lupa. Lebih baik dia cepat lupa wajah gue, biar posisi gue tetap aman."

Bayu malah mengerucuti bibirnya tak suka dengan kalimat Taruna, tapi mengiyakan juga, toh pekerjaan lebih penting sekarang. Keduanya kembali menikmati makanan mereka.
Lalu tiba-tiba dering panggilan Masuk Dari nomor baru.

+62xxxxxx

🎶🎶 I bami jinagamyeon
Da gwaenchanajil geoya
Deo isangui nunmureun
Heulliji aneul geoya
Gwaenchana gwaenchana gwaenchana jinabomyeon
Amureon apeumdo eopseul geoya
Boiji anneun apeum
Geu soge sumeobeorin
Neoui moseubeul nan algo isseo
Gakkai daga seomyeon
Meoreojiryeo haneun neol
Kkok kkeureoana wiroga doelge

Lagu dari  Dvwn~No Problem.

Lagu yang mewakili hatinya, jika semua kesedihan akan berakhir setelah malam berlalu.

Taruna menatap panggilan itu sontak mengangkat, takut-takut orangtuanya menelpon menggunakan handphone tetangga karena tak punya pulsa. Kebiasaan seperti itu.

"Ya halo?"

"Apa benar mbak Taruna? Keluarga dari Dokter Gala? Ini saya telepon dari handphone Dokter Gala!"

"Huh?!" Beo Taruna kebingungan. Bayu juga menatap penasaran.

"Pak Gala mengalami kecelakaan lalu lintas. Kata Bu Suci, Mbak salah satu keluarganya, bisa datang ke rumah sakit Cinta Mekar?!"

🏥🏥

Taruna berlari kecil menuju ruang gawat darurat. Perasaan Gala tadi pagi masih baik-baik saja. Bayu juga ikut menatap Taruna dengan bingung,   isi kepalanya sedang menebak-nebak mungkinkah Dokter Gala itu adalah tetangga sebelah kamar paling nyebelin dari cerita Taruna.

Taruna membuka pintu rawat inap Gala di rawat. Kosong tak ada siapapun. Ia pikir akan ada sanak-keluarga Gala yang datang.
Taruna bisa melihat wajah tampan yang sering membuatnya darah tinggi itu tertidur lelap. Kepalanya di perban.

"Syukur deh."

"Apa sih Ta, malah syukur. Dia lagi kecelakaan." Omel Bayu pelan.

"Ciks, gue ngomong kayak gitu karena gak ada yang patah. Kalau patahkan kasihan dia gak bisa operasi pasien lagi." Jawab Taruna pelan agar Bayu mengerti maksudnya.

Kelebihan Garam (LENGKAP SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang