16.meet again ⚠️

94 4 0
                                    

ADA ADEGAN KEKERASAN/ BAHASA KASAR. MOHON BIJAK DALAM MEMBACA!!

Mahen melihat jendra yang  nongkrong dengan kelas lain di gudang.

Dia mencoba membuka pintu itu, dan ternyata bisa dibuka. Mahen masuk ke dalam gudang dengan Hendra di belakangnya. "Beneran kita masuk nih?" Tanya Hendra dengan nada takut.

"Kau takut?" Hendra dengan cepat mengangguk, dan Mahen langsung menariknya semakin masuk ke dalam gudang. 

Saat Mahen telah sampai di dalam gudang pemandangan di depannya adalah anak-anak yang merokok, termasuk Jendra. "Jika ingin merokok seharusnya diluar area sekolah." Semua anak yang berada di sana lantas menatap sumber suara yang ternyata adalah Mahen.

"Lo anak baru! Jangan ikut campur urusan kami!" Ucap salah satu dari anak itu.

Mahen memandang mereka remeh "memang untung apa kalian merokok? Tak ada kan?" Dengan emosi membara salah satu anak yang terduduk itu mendekat ke arah Mahen untuk melayangkan bogeman.

"Lo banyak bacot!!" Anak itu meninju Mahen dengan kuat.

Bugh...

Bugh...

Bugh...

Mahen hanya diam, dia menerima semua bogeman yang dilayangkan anak di depannya ini. Hendra yang berada tak jauh dari Mahen hanya melongo kaget.

Bagaimana Mahen dengan santainya menerima semua serangan itu tanpa melawan? Yang Hendra tahu Mahen adalah tipe orang yang tempramen. Sekali ada orang yang mengganggunya maka orang itu harus siap untuk mati. Namun ini apa? Hendra tak percaya apa yang ada di depannya.

Mahen dengan santai mengelap darah yang sedikit keluar dari sudut bibirnya, dia menatap para remaja itu dengan remeh. "Hanya dia yang berani melawan?" Tak ada jawaban yang didapat, hanya keheningan.

Mahen tersenyum miring. Dengan cepat dia menarik anak itu dan membantingnya ke lantai gudang.

Mahen dengan gesit mengeluarkan pisau lipat yang ada di sakunya dan menggoreskan pisau itu ke pipi dan leher remaja di hadapannya ini. "Jangan bermain-main dengan iblis, kawan..." desis Mahen dengan suara yang samar. Suara itu hanya bisa mendengarnya hanya Hendra dan remaja di hadapan Mahen.

Setelah menggoreskan pisau itu ke leher dan pipi, Mahen meletakkan pisaunya di saku. Meninju brutal remaja di depannya tanpa ampun. Remaja yang di depan Mahen hanya bisa pasrah, mau berteriak pun percuma karena seluruh wajahnya sudah babak belur akibat ulah Mahen.

Hendra yang cekatan langsung menarik Mahen dan memeluk bocah itu. "Tenang Mahen... Jangan buat identitasmu terbuka." Bisik Hendra di telinga Mahen. Tatapan Mahen yang tadinya gelap dan dingin sekarang berganti dengan tatapan biasa dan polos, seperti tak melakukan apa-apa.

Mahen melepaskan dekapan Hendra dan berjalan kearah teman-teman dan adiknya dengan senyum yang mengembang lebar.

"Lihat teman kalian!" Mahen menunjuk siswa yang sudah tergeletak tak berdaya itu. Mahen kembali menatap para siswa di depannya "kalian akan seperti itu jika berani berbuat onar lagi." Semua siswa itu hanya diam tak menanggapi apa yang Mahen ucapkan.

Mahen berjalan mendekat kearah adiknya, dan tanpa aba-aba Jendra langsung meninju Mahen.

Bugh...

Sebenarnya pukulan jendra tak ada apa-apanya,  namun Mahen memilih terlihat kesakitan karena ulah adiknya. "Dasar tukang ikut campur!" setelah mengatakan itu Jendra langsung pergi dengan membopong temannya yang sudah dihajar Mahen habis-habisan.

Mahen melihat bagaimana sikap Jendra hanya tertawa kecil. "Jadi begini mereka mendidikmu." Ucapnya pelan. Mahen merasakan tangannya di cekal, dia menatap Hendra

"Ayo ke UKS dan obati luka itu..." Mahen menggeleng.

"Tidak usah, kembali ke kelas saja. Bel sudah berbunyi." Hendra mau tak mau mengikuti apa yang Mahen perintahkan.

Mahen dan Hendra keluar dari gudang dan menuju kelas mereka masing-masing. Mahen masuk ke kelasnya dan Mahen mendengar ada yang menggosip tentangnya.

"Lihatlah, dia baru masuk ke sekolah ini tapi sudah berbuat onar..."

"Benar sekali!"

"Lihatlah tampangnya yang sombong itu..."

Mahen tak menanggapi mereka dan hanya menatap mereka tanpa minat. Tak berapa lama guru mapel datang dan mulai mengajar.
















TBC

Jangan lupa vote and komentarnya ya!!

Tunggu kelanjutan kisah ini

Bye-bye

MAHEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang