ADA ADEGAN KEKERASAN/ BAHASA KASAR. MOHON BIJAK DALAM MEMBACA!!
Hendra kembali dari kantin dan membawa beberapa makanan. Dia meletakkan di meja samping sofa usang itu. "Ayo makan, gue tau lo tadi ga sarapan." Tio hanya menuruti perintah Hendra tanpa berbicara.
Mereka makan dengan diam yang mendampingi, setelah makan mereka hanya diam menatap langit-langit gudang itu dengan tatapan yang menerawang entah kemana. "Kau tahu Tio? Sebenarnya Mahen itu sangat membenci keluarganya." Hendra memulai pembicaraan, membuat fokus Tio ke Hendra.
"Sebenarnya dia tak ingin lagi bertemu dengan keluarganya, apalagi adiknya. Seperti yang kau bilang bahwa setelah ada Jendra perilaku orang tuamu berubah drastis, tapi Mahen bisa apa? Dia hanya bisa menerima takdir dengan sabar. Jika saja dulu dia tak diasuh oleh nenek dan kakeknya mungkin kini Mahen menjadi pribadi yang sama sepertimu atau yang lebih parah seperti Marka."
"Tanpa dia menjadi aku ataupun Marka kini dia memiliki dua emosi yang terpendam itu." Sahut Tio yang disetujui Hendra.
"Kau benar, kau dan Marka adalah rasa yang bertahun-tahun Mahen tahan hingga menjadi dua kepribadian yang berbeda." Tio menatap Hendra sebentar.
"Kau tahu aku sangat berterimakasih untuk nasehat-nasehat tadi. Tapi maaf aku tak bisa membiarkan Jendra tenang saat tahu kehidupan gila kakaknya." Setelah mengatakan itu Tio menutup matanya dan tak lama netranya terbuka lagi.
Dia melihat Hendra yang juga melihatnya "hello, isn't this the first time we meet?" Hendra sedikit melebarkan matanya, mengetahui bahwa yang dihadapannya bukan lagi Tio melainkan.
"Marka?" Yang dipanggil hanya menyeringai.
"Jangan terlalu percaya Tio, Hendra. Kau tahu kan dia selalu mempunyai cara untuk menutupi sifat aslinya." Hendra tak mengerti apa yang dikatakan Marka.
"Dia menipumu Hendra, dia tak menyesal melakukan hal tadi, jadi kuperingatkan jangan membuang tenagamu untuk menasehati anak itu." Hendra hanya bisa ternganga dengan ucapan Marka. Setahunya Marka adalah sifat Mahen yang dingin dan kejam, tapi ini?
"Kau pasti bingung dengan sifatku kan? Sifatku sama seperti Mahen tapi aku lebih buruk darinya." Hendra mengangguk kaku.
"Kau ingin ke mana?" Hendra bertanya pada Marka saat dia melihatnya berdiri.
"Aku akan memberi bocah itu pelajaran..." Marka pergi meninggalkan Hendra yang masih bingung dengan kepribadian Marka ini.
Marka berjalan menuju kantin dan menemukan adiknya (?) Yang sedang makan bersama teman-temannya. Tanpa pikir panjang Marka menghampiri adiknya dan
Bugh
"Dasar tak tahu malu!" Ucap Marka setelah melayangkan bogeman ke arah Jendra.
"Lo apa-apaan? Dateng - dateng udah main tangan aja!!" Sentak Rendy tak terima. Marka melihat Jendra yang hanya menatapnya dengan sekali gerakan dia membuat Jendra jatuh ke lantai.
"Ikut aku..." Jendra hanya menatap Marka tak minat.
"Buat apa gue harus ikut Lo? Dasar aneh!" Marka mendekat ke Jendra dan membisikkan sesuatu.
"Kau ikut atau kakakmu akan kuhabisi?" Perkataan Marka berhasil membuat Jendra menatap marah kearahnya.
"Jangan bawa-bawa dia!" Marka mengendikan bahunya.
"Ikut atau tidak?"
"Gue ikut." Tanpa pikir panjang Jendra menyetujui apa yang Marka katakan tanpa tahu maksud dari orang di depannya ini.
"Ayo." Marka dan Jendra berjalan meninggalkan lingkungan sekolah dengan mobil yang dikendarai oleh Marka. Hendra yang melihat Marka membawa Jendra segera pergi dari kantin untuk menuju parkiran.
Tangannya sibuk mengotak atik ponselnya untuk menghubungi seseorang.
"Halo, Lucas lacak keberadaan mobil Marka dia membawa Jendra pergi!!" Ucap Hendra tergesa.
"Apa maksudmu? Di sana hanya ada Tio bukan Marka."
"Cepat lakukan perintahku Lucas, Jendra dalam bahaya." Hendra langsung menghidupkan mesin motornya.
"Kita bertemu di perempatan sekolah." sambung Hendra.
Tut
Hendra menancapkan gasnya dan menjalankan motornya dengan kecepatan penuh.
Di tempat lain Lucas dengan gesit langsung mencari lokasi dimana mobil Mahen.
"Gotha!" Ucapnya setelah mengetahui lokasi mobil Mahen.
Setelahnya dia berlari untuk menuju mobil dan bergegas untuk menuju lokasi yang di sampaikan Hendra tadi.
Tak sampai 15 menit Hendra sudah sampai di lokasi dimana dia dan Lucas akan bertemu. Di saat yang bersamaan ponselnya berdering.
Drrtt... Drrtt..
"Halo?"
TBC
Jangan lupa vote and komentarnya ya!!
Tunggu kelanjutan kisah ini
Bye-bye
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHEN [END]
Fiksi Remaja[COMPLETED] SEBELUM MEMBACA CERITA INI DIMOHONKAN AGAR VOTE DAN KOMEN untuk membuat cerita ini terus berkembang 🙏☺️ Mahen, anak yang sudah dewasa belum pada waktunya, sifatnya yang dulu ceria dan periang berubah drastis saat suatu tragedi terjadi...