"Masa depan emang harus dipikirin. Makanya aku mikirin kamu."
Bianca Larissa06. Pengawas
Malam ini, Bianca berbaring di tempat tidurnya sambil menatap langit-langit kamarnya. Alunan musik terdengar begitu keras memenuhi ruangan ini. Gadis yang berbaring itu mengikuti lirik dari musik yang ia putar.
"OH KASIHKU, KAU MEMBUAT CINTA. JATUH DARI MATA DAN TURUN KE HATI. TAWAMU BUAT AKU TERSENYUM LAGI!"
Bianca berdiri dan mengambil sapu di belakang pintu kamarnya. Lalu ia gunakan senagai mic. Oke, malam ini Bianca menggelar konser di dalam kamarnya dengan pasukan-pasukan boneka dino yang menjadi penontonnya.
"OH KASIHKU, KAU MEMBUAT DUNIA. INDAH DIJALANI, KU YAKINI HATI KAU PALING BERARTI."
"Ayo dino-dinoku, kita berjoget malam ini. Hilangkan lelah dan sedihmu mari bernyanyi bersamaku."
Tiba-tiba jendela kamarnya ada yang mengetuk. Namun, sepertinya Bianca tidak dengar. Bianca justru tambah mengeraskan suaranya yang membuat seseorang di luar sana berteriak memanggil Bianca.
"BIANCA! INI GUE ALULA!"
Refleks, Bianca berhenti bernyanyi. Ia mematikan salonnya dan berjalan membuka jendela kamarnya.
"Ngapain lo berdua ke mari? Ganggu aja lo!" Kata Bianca pada Alula dan Daniel yang berdiri di depan kamarnya.
Alula menoyor kepala Bianca. "Lo yang nyuruh gue nyari nomor Aksara, bego!"
Bianca berdecak. "Kan, bisa kirim lewat whatsapp." Dasar ya manusia tidak tau terima kasih.
Alula menyengir. "Sengaja. Biar gue bisa makan gratis. Eh, nyokap lo ke mana? Gue panggil-panggil dari pintu depan kagak ada yang nyaut. Makanya gue samperin lo ke sini,"
Daniel mengangguk. "Gedumbrang-gedumbreng dari luar kenceng banget, Bi. Konser lo, ya?"
"Suka-suka gue lah. Mau konser mau apa kek. Yang penting tetangga gue nggak rusuh kayak tetangga lo, Niel. Berisik dikit langsung diteriakin." Ucap Bianca sewot.
"Bi, bukain lah pintunya. Masa kita nangkring di jendela gini, sih? Nyokap lo masak apa? Laper gue," Alula mengusap perutnya yang keroncongan. Gara-gara memenuhi permintaan Bianca nih, Alula rela mendatangi rumah pemegang akun gosip SMA Dharmawangsa hanya demi meminta nomor kakak kelas yang sedingin kulkas itu.
"Nyokap sama bokap gue lagi pulang kampung. Dan gue sendirian di rumah. Gue nggak masak sama sekali. Lo tau, kan kalo gue masak gimana? Pilihanya cuman dua, dapurnya yang pecah atau wajannya yang gosong?" Ucap Bianca.
Tak heran dengan Bianca. Bangun saja kesiangan apalagi untuk menyentuh dapur. Bianca sangat anti ke dapur, ia takut jika ia ada niatan memasak, semua bisa ia ambil dan ia campurkan ke dalam satu jenis masakkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Aksara!
Novela JuvenilIni cerita tentang dua remaja yang saling berbeda perasaan. Yang satu menjatuhkan hatinya kepada sosok laki-laki pujaannya dan yang satu menutup hatinya rapat-rapat. Tentang Bianca dan Aksara. Siswa SMA Dharmawangsa yang sama-sama memiliki tingkat...