24. Bingung

6.5K 818 104
                                    

HELLOOO AKSARA GENGS! HOW ARE U TO DAY, GENGS?! ARE YOU HAPPY? OR SAD?

TO DAY, AKU BERHASIL NULIS SATU BAB SETELAH MELEWATI KESIBUKAN AKU YANG SUPER DUPER SIBUK DAN MENGALAMI WRITERS BLOCK YANG SERING DIALAMI SAMA BANYAK-BANYAK PENULIS.

BERSYUKUR MASIH ADA RIBUAN TEMAN-TEMAN AKU YANG SETIA MENUNGGU AKSARA UPDATE!

FOR YOU INFORMATION GENGS! AKSARA AKAN ADA VERSI NOVELNYA. JANGAN LUPA NABUNG DARI SEKARANG YAA! MERCH AND NOVELNYA AKAN LEBIH KECE DAN SERU LAGI.

TAPI TENAANG! AKAN AKU SELESAIKAN DI SINI BIAR KALIAN NGGAK GALAU-GALAU BOMBAY LAGII.

AKU SANGAT HAPPY BISA COMEBACK LAGII!

ARE U READY?

OIYA JANGAN LUPA PUTAR MULMED

BLINK-BAHAGIA

HAPPY READING!

****

24. BINGUNG

Bianca bergerak gelisah di atas kasurnya. Berguling ke sana dan ke mari. Gadis itu lalu telungkup dan menopang dagunya dengan tangannya, dari ia pulang sekolah sampai jam menunjukkan pukul tujuh malam, kepalanya selalu terngiang-ngiang kata "sayang" dari Aksara.

Bianca menggigit gulingnya, satu menit yang lalu Aksara mengiriminya pesan.

"BIANCA! DI DEPAN ADA PACAR KAMU, NIH! KELUAR, NAK!" teriak Bu Pinkan dari luar sana.

Bianca meneguk salivanya. Omaygattt! Aksara tidak bermain-main dengan ucapannya? Cowok itu benar-benar datang ke rumahnya.

"Hahaha! Biasa, nak. Bianca emang anaknya jorok banget. Kalau pulang sekolah nggak pernah mandi. Memang gitu anaknya. Jangan mau sama Bianca ya, nak. Bisa-bisa kalau kalian nikah nanti dikasih makan sop rumput sama anak tante."

Bianca mendengus sebal saat ia mendengar pembicaraan Bundanya dengan Aksara. Lagian kenapa Aksara tidak bilang dulu sih kalau mau ke sini?

Bianca menatap pantulan dirinya di depan kaca. Sungguh nanar seperti anak yang tak terurus. Gadis itu hanya memakai celana pendek, baju sekolah serta rambut yang acakadul. Apakah ini benar-benar Bianca?

"BIANCA!"

"IYA, BUN! INI LAGI MANDI! AIRNYA MAMPET DARI TADI!" Alibi Bianca. Dasar tukang ngibul.

Setelah lima menit ia membersihkan badannya alias mandi bebek. Cewek itu kembali dibingungkan harus memakai baju apa. Ia terus mengobrak-abrik lemarinya hingga ia menemukan celana kodok kalau kata jaman dahulu dan kaos putih. Ia mencatok rambutnya dan memoles tipis wajahnya dengan make up. Beauty privilege itu nyata ya, girls!

Cantik nggak harus putih, yang penting rapih, wangi, sopan santun dan enak dipandang. Begitulah kata Bianca.

"ASTAGA BIANCA!"

Bianca reflek berdiri dan menutup pintunya lalu membungkam bibir bundanya. Dasar anak durhaka.

"Bun, jangan keras-keras. Bianca malu, Bun. Ini Bianca udah siap." Ucap Bianca lirih.

Bu Pinkan melepas tangan putrinya. "Lagian kamu nih, ya. Udah janjian malah enak-enakan molor."

Bianca berdecak. Andai saja bundanya tau, kalau Aksara ke sini tanpa permisi dan tanpa bilang mau otw jam berapa. Cowok itu cuman bilang, "nanti gue ke sana" kan nggak jelas jam berapa. Siapa tau jam 12 malam, kan? Bianca langsung digebukin yang ada.

Hello, Aksara!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang