"Hati kamu kosong, nggak? Boleh kali aku yang isi."
~Bianca LarissaHappy Reading....
01. Gerbang Pertemuan
Dari kejauhan, Bianca lari dengan tergesa-gesa setelah turun dari busway. Melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 07.25 yang artinya 5 menit lagi Bianca akan terlambat. Kenapa sekolahannya masuk di jam stengah delapan, sih? jam sepuluh kek, atau jam dua belas siang biar Bianca nyenyak tidur paginya.
Beberapa siswa yang mengendarai motor lantas menarik gas motornya dan melaju dengan kencang memasuki sekolahan sebelum gerbang ditutup oleh Pak Harto.
"Anjir! Ini nggak ada yang mau gasih gue tumpangan apa, ya? Lemes banget lututt gue ya, Tuhan." Ucap Bianca dengan napas tersengal-sengal.
Sedangkan, Bel sekolah berbunyi dengan keras tepat dipukul 07.30. Siswa-siswi yang berlomba-lomba untuk menerobos gerbang lantas menghentikan langkah cepatnya dengan lemas sambil menatap Pak Harto yang menutup gerbang tanpa toleransi.
"Yaah, Pak. Bukain lah, Pak. Baru aja belnya bunyi, masih bisa masuk itu." Celetuk siswa bertopi miring.
"Bukain lah-bukain lah! Topi kamu itu benerin!" sentak Pak Harto dan dibalas dengan cengiran tak bersalah dari siswa sedeng itu.
"Gak ada toleransi untuk anak yang suka terlambat! Bel sudah bunyi, artinya kalian sudah terlambat dan gak bisa masuk. Gitu aja gak paham. Sekolah sampe mana, sih, kalian? Sekolah cuman sampe gerbang gini, nih." Kata Pak Harto.
"Ya, gimana nggak cuman sampe depan gerbang, Pak? Kalau setiap harinya nggak diizinin masuk," balasnya lagi.
"Makanya tidur itu jangan kemaleman. Main game-game apa itu namanya? Mobil dirjen apa irjen itu," kata Pak Harto.
"Legend kali, Pak,"
"Nah, itu maksud saya. Diam kamu! Saya juga tau!" kata Pak Harto tetap tak mau kalah. Yeee, dikasih tau juga nyolot. Dasar bapak-bapak!
Pak harto adalah satpam SMA Dharmawangsa yang dikenal dengan ketegasannya. Kumisnya tebal dan badannya yang kurus dan tinggi yang membuat siswa-siswa di sini tidak ada yang takut.
"Gara-gara lo, nih, gue jadi terlambat,"
"Enak aja gara-gara gue. Gara-gara lo lah!"
"Udah bener-bener gue pasang alarm jam empat subuh, malah lo matiin. Bego lu."
"Berisik! Lo semua emang kebo!" cetus salah satu dari mereka yang merasa pusing mendengar ocehan temannya yang tidak tahu diri.
Oke, cukup. Pak Harto tak sanggup jika dihadapkan dengan mereka. Pak Harto pusing yang setiap harinya hanya bisa mengelus dada dan menggelengkan kepalanya. Tak heran dengan sikap remaja-remaja ini yang sering dijuluki Geng Milenial itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Aksara!
JugendliteraturIni cerita tentang dua remaja yang saling berbeda perasaan. Yang satu menjatuhkan hatinya kepada sosok laki-laki pujaannya dan yang satu menutup hatinya rapat-rapat. Tentang Bianca dan Aksara. Siswa SMA Dharmawangsa yang sama-sama memiliki tingkat...