33. Bianca & Rain

12.5K 776 747
                                        


Hello everyone!!!!

Selamat datang di dunia Milenial Aksaraaaa

Bagaimana? Udah siapin tabungan kalian untuk 7 february? Karna anak ketigaku akan lahir di duniaaa!!!

Untuk bab ini, jangan lupa spam komen sebanyak-banyaknyaaa

Happy reading!!!

***

33. Bianca & Rain

Malam-malam, Aksara menorobos lebatnya hujan menggunakan motornya. Ia memandang  rumah Bianca dengan penuh harapan.  Berharap gadis itu bisa bertemu dengannya.

Aksara tahu di mana letak kamar Bianca. Sehingga, kakinya melangkah cepat untuk menuju ke depan kamar kekasihnya. Aksara berdiam cukup lama, ia melirik ponselnya yang menunjukkan chatnya yang tak kunjung di balas.

Tangan laki-laki itu terangkat mengetuk jendela kamar Bianca. Tiga kali ketukan tidak ada respon sama sekali. Saat ia hendak mengetuk lagi, jendela kamar Bianca tiba-tiba terbuka. Menunjukkan Bianca yang memakai kaos rumahan serta mata yang sembab.

"Bianca," gumam Aksara.

Pandangan Bianca tidak terlalu jelas. Gadis itu mengucek matanya dan menatap orang di depannya lagi. Saat sadar siapa orang yang di depannya. Buru-buru Bianca hendak menutup jendela kamarnya. Namun, dengan gesit Aksara menahannya.

"Bi dengerin gue dulu bi,"

"Ini udah malem, gak ada waktu buat jelasin sesuatu. Lo juga seharusnya izin sebelum ke sini," ucap Bianca tanpa menatap matq Aksara.

Tangan Aksara terus mencegah jendela yang ingin ditutup Bianca.

"Terus kapan? Besok? Gue yakin besok lo gak akan mau ketemu sama gue kan? Izin? Buka hape lo, gue udah kirim banyak chat yang belum lo bales." Jawab Aksara.

Bianca memalingkan wajahnya. "Artinya gue gak kasih izin."

Aksara terkekeh. "Aneh. Lo aneh. Tanpa sebab lo marah begini, tanpa kasih tau alasan yang jelas,"

Bianca menatap Aksara dengan sorot yang berbeda. Ia menatap Aksara begitu dalam dan kecewa. "Gue gak akan buang-buang waktu gue buat marah kalau tanpa alasan yang gak jelas dan gue gak akan kasih tau lo alasannya apa. Karna----"

"Karna lo sendiri udah tau jawabannya hanya lo pura-pura gak tau."

Akara diam untuk sejenak, matanua terus menatap Bianca yang memalingkan wajahnya. "Serius banget emang kesalahan gue? Lo labil tau gak kalau begini caranya. Gue gak tau lo maunya apa. Gue udah coba mau ngejelasin, bicara baik-baik, dan lo gak mau diajak buat komunikasi. Terus lo masih nyalahin gue? Lo yang labil Bi,"

"Labil?" Bianca menoleh ke arah Aksara. "Lo yang labil, Aksara!" Gadis itu tiba-tiba meninggikan suaranya hingga membuat Aksara terpaku. 

"Lo labil! Lo udah kehilangan seseorang dan lo berharap pribadi orang itu ada di gue! Moment orang itu ada di gue! Semuanya harus sesuai dengan keinginan hati lo, sa! Gabisa."

"Lo gak usah pura-pura kalo lo cinta sama gue. Lo bukan cinta, tapi lo hanya kangen sama Dira kan makanya lo perlakuin seolah lo itu sayang sama gue, seolah lo itu cinta sama gue. Karna---" Bianca diam sejenak.

"Lo gak mau kehilangan sosok yang mirip dengan orang yang saat ini masih ada di hati lo, masih lo cintai dan----gue gak bisa."

"Sekali lagi gue tegasin, gue adalah gue bukan Dira. Gue gak tau Dira itu siapa dan yang paling penting----baik gue maupun pribadi gue, gak akan bisa sama dengan orang yang lo masih lo cintai itu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hello, Aksara!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang