Ini cerita tentang dua remaja yang saling berbeda perasaan. Yang satu menjatuhkan hatinya kepada sosok laki-laki pujaannya dan yang satu menutup hatinya rapat-rapat.
Tentang Bianca dan Aksara. Siswa SMA Dharmawangsa yang sama-sama memiliki tingkat...
Hello! Selamat pagi, siang, sore, malam kapanpun kalian baca ini!!
Sumini aku pada sehat?
Udah nungguin bab ini up berapa sekian abad nihh?
Kamu mau aku up berapa kali dalam seminggu? Asal jangan setiap hari ya cintaa. Protol tangan akuuu.
Udah siap untuk baca bab ini? Tapi sebelum itu pencet tombol bintang dulu doonggg!
Lets gow to reading, Sumini!
Happy Reading!
20. One Night
Malam ini, Aksara rapih dengan kaos serta jaket di tubuhnya. Jam menunjukkan pukul delapan malam dan Aksara justru mengeluarkan motornya dari dalam garasi.
"Aksara, kamu mau ke mana, nak?" Tanya Bu Pinkan yang berdiri di ambang pintu.
"Ini sudah malam, Aksara. Kamu mau ke mana?" Tanya Pak Arman.
Aksara melirik jam tangannya. Ia lantas terkekeh. Jam delapan dianggap sudah malam? Apakah Aksara masih bocah umur tujuh tahun?
"Main."
"Kamu nggak lihat ini sudah malam, Aksara?"
"Gak, Aksara gak liat. Malam menurut Papa dan malam menurut Aksara, jauh beda."
"Kamu---"
"Mau sampe kapan kalian kurung Aksara terus?" Potongnya yang membuat papanya seketika terdiam.
"Keinginan kalian terlalu besar. Tapi kalian gak pernah izinin Aksara buat hirup udara luar."
"Memangnya menurut kalian rumah ini memberikan kenyamanan buat Aksara? Memangnya menurut kalian, kalian itu buat Aksara bahagia?" Aksara terkekeh lalu berucap, "Gak. Sama sekali."
"Terus yang beri kamu segalanya selama ini siapa kalau bukan kami, Aksara? Uang? Motor kamu? Mobil kamu? Dan biaya sekolah kamu? Papa kerja mati-matian hanya buat siapa? Buat kamu!" Bantah Pak Arman.
Aksara menghela napas, apakah Aksara bisa dibilang anak yang pembangkang? Durhaka?
Aksara memgambil kartu dari dalam dompetnya lalu memaksa Papanya untuk menerimanya. "Di dalam kartu itu, ada isi sejumlah uang yang Papa transferin untuk Aksara. Sengaja Aksara pisah. Dan sepeserpun gak Aksara pakai. Dan biaya sekolah dan lainnya? Itu tabungan Aksara yang dikasih Nenek dari semenjak Aksara masih SMP."
Aksara menatap Papa dan Mamanya secara bergantian sebelum akhirnya Aksara melajukan motornya keluar dari pekarangan rumahnya.
Bu Pinkan menatap putra tunggalnya dengan mata yang sedikit berkaca-kaca. Ia menatap suaminya dan tanpa mengatakan apapun, ia masuk ke dalam rumah.
*****
Aksara berdiri di depan gerbang rumah yang tertutup. Ia menatap rumah di depannya dan menatap layar ponselnya. Memastikan, apakah sama rumah ini dengan foto yang ada di ponselnya.
Fyi! Aksara menyuruh Jericho, Gilang dan Joshua untuk mencari rumah Bianca. Entah darimana Jericho mendapatkan informasi rumah Bianca. Mungkin dapat dari Alula? Atau Daniel?
Aksara mengirimi pesan kepada Jericho di ponselnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.