19. Maaf, Bi

8.1K 1.2K 197
                                    

Hi everyone! Selamat pagi, selamat siang, selamat sore dan selamat malam kapanpun kalian baca ini.

Absen dulu yuk, biar Momy tau kalian dari mana aja

Buat kamu yang udah lupa sama alur bab kemarin, kalian bisa baca ulang bab sebelumnya yaaa lalu lanjut ke bab ini.

Para sumini aku udah siap untuk baca?

Kayaknya panggilan sumini buat kalian terlalu gimana yaa. Kalau ada yang mama, nenek, tante atau sanak keluarga yang namanya Sumini gimana?

Yaudah, para ladies-ladies aku siap untuk baca bab ini?

Sebelum baca, jangan lupa untuk vote & coment yaaaw! Vote dan coment akuu adalah semangatt bagi akuuuu.

Happy reading para Sumini akuuuu!

19. Maaf, Bi

Hari ini, Bianca mendapatkan pesan dari cowok yang akhir-akhir ini membuatnya bingung. Aksara, cowok itu meminta Bianca untuk menemuinya di taman sekolah.

Bianca menghela napas. Tuh cowok kayaknya kena karma atau bagaimana, yaa? Atau lagi kemasukan jin korin yang menjelma jadi sosok yang sok romantis? Romantis? Nggak-nggak! Sepertinya itu bukan romantis, deh. Justru itu sangat membingungkan.

Oh wahai Dewi! Tolonglah Bianca saat ini. Ia harus apa? Harus senang? Atau sebaliknya?

 Ia harus apa? Harus senang? Atau sebaliknya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bianca merotasikan bola matanya. "Manusia aneh!"

Lalu Bianca melangkah keluar dari dalam kelas.

Selama ia menyusuri koridor, Bianca terus bergumam. "Bukannya gue seharusnya seneng ya dia bisa luluh? Tapi kenapa sekarang dia jadi nyebelin? Gue harus gimana? Gue harus balikin rasa gue yang udah susah payah gue buang 'kah? Atau sekalian gue buang semuanya aja?"

Lalu Bianca tertawa membuat sekitarnya menatapnya aneh. "Mana mungkin seorang Aksara udah suka sama gue? Apalagi kemarin? Dia mau ngejar gue? Hello! Gue mimpi apa semalam? Emangnya gue buronan pake dikejar segala?"

"Siapa tau 'kan Aksara cuman main-main. Biar dapetin segepok permen susu dari gue. Lagian, kemarin aja dia nolak gue terus tiba-tiba dia jadi berubah. Kayaknya tiang rumah Aksara roboh deh terus kena jidatnya."

Bianca tertawa, membuat orang-orang menatapnya semakin aneh.

"Eh, tuh-tuh liat. Tuh cewek kayaknya udah gila kali, ya?"

"Cinta emang bisa membuat gila ternyata." Ucapnya seraya geleng-geleng kepala. Kasihan dengan Bianca yang semakin ke sini semakin aneh.

"HEH, LO PADA! ENAK AJA LO BILANG GUE UDAH GILA! LO NGGAK LIAT GUE MASIH PAKE SERAGAM SEKOLAH? MUKA GUE YANG CANTIK BEGINI? HAH?!"

"Tuh 'kan gilaa!"

Bianca melebarkan matanya membuat dua cowok itu ketakutan lalu lari terbirit-birit.

Hello, Aksara!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang