29- Permenn

5.7K 620 45
                                    

HELLO GENG! IM BACK AND AKSARA BACK!

APAKABAR KALIAN SEMUAA?! MASIH NUNGGUIN AKSARA UPDATE?

AKU ADA 3 BAB DAN AKAN AKU IPDATE 3 HARI BERTURUT-TURUT.

SELALU STAY TUNED YAAA!!!

HAPPY READING!

****

29- Permen

Jericho bersiul sambil menyetir motornya. Di otaknya terus berputar lirik dari lagu naif berjudul air dan api. Pengendara motor di belakangnya dibuat ketakutan saat Jericho membawa motor oleng ke kanan dan ke kiri seakan ingin jatuh. Emosi melihat anak muda berseragam itu, bapak-bapak itu pun menyalip Jericho.

"Heh anak muda! Kalau nyetir itu hati-hati! Nggak lihat noh udah mau maghrib!"

Jericho terlonjak, hampir saja ia terjatuh dari motornya. "Yeee! Iya-iya pak Tua! Sip deh si paling tua emang serba bener!" Balas Jericho.

"Huu! Lagi enak-enak ngehalu juga ganggu aja lu!" Jericho bergumam kesal. Lalu cowok itu berdecak kesal. "Tuh, kan! Sampe mana tadi halu gue?! Gara-gara si aki-aki itu, nih."

Dengan perasaan dongkol, Jericho menambah laju cepat motornya. Saat ia hendak berbelok, ia melihat seseorang yang berdiri di samping motornya tepatnya di depan pemakaman umum. Jericho menyipitkan matanya, merasa tak asing, Jericho menghampirinya.

Saat ia mengenali jaket yang dikenakan cowok itu, Jericho menepuk pundaknya hingga membuat sang empu terlonjak kaget.

"Oh! Elu? Gue pikir kakek cangkul tadi." Ucap Jericho diakhiri kikikannya.

Aksara menoleh. "Bisa gak sehari aja gak usah ngagetin?"

"Enggak, Sa. Biar hidup lo gak kaku-kaku amat." Jericho menyengir.

Aksara menghela napas, matanya menyorot jengkel ke arah Jericho. Lalu, Aksara memakai helmnya.

"Lo ngapain di sini? Lo lagi nanem tumbal, ya? Ya elah, Sa! Kekayaan yang gimane lagi sih yang lo pengenin? Lo itu udah kaya? Tajir? Sultan? Semua udah lo miliki. Kurang apa? Lo mau jadi sekaya apa?" Ujar Jericho.

"Jaga omongan lo!" Ketus Aksara.

"Terus lo ngapain di sini?"

"Kencing." Jawab Aksara.

"ASTAGHFIRULLAHAL ADZIM MAS!" Lagi dan lagi Aksara terlonjak untuk yang kedua kalinya. 

Jericho geleng-geleng kepala. Benar-benar Jericho tidak habis thinking dengan temannya ini. Kelakuannya saja diam, kalem dan sangat tidak banyak tingkah. Nyatanya, kencing saja ke kuburan.

"Gak takut di caplok tuh si Slamet sama mas poci?"

Dahi Aksara berkerut bingung. Slamet? "Slamet siapa?"

Jericho berdeham, ia lupa bahwa temannya ini otaknya sangat suci, mulus dan tak ternoda. "Udah, lo jawab pertanyaan gue aja. Lo ngapain di sinu magrib-magrib?"

"Kepo amat lo." Aksara memakai helmnya dan menaiki motornya. Tak memperdulikan Jericho, Aksara melajukan motornya meninggalkan Jericho seorang diri.

"WOI, AKSARA!" teriak Jericho.

Jericho berkacak pinggang. "Sialan gue ditinggal sendirian."

Leher Jericho mendadak merinding. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri dengan takut. Andai saja ia mengajak Gilang pasti ia akan melihat kunti bogel lagi. Memang si Gilang itu indigo ideot. Yang ia temui setan aneh semua.

"Ngeri amat gue sendirian di sini. Cabut ah." Jericho melajukan motornya.

****

Bianca pergi ke supermarket seorang diri. Ia meminta Jericho untuk menghantarkannya ke supermarket saja, karna ada beberapa keperluan yang sangat ia butuhkan. Awalnya Jericho ingin menunggu Bianca, namun----Bianca menolak dengan alasan tak enak hati. Ia bisa pulang dengan memesan taksi online.

Hello, Aksara!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang