Ini cerita tentang dua remaja yang saling berbeda perasaan. Yang satu menjatuhkan hatinya kepada sosok laki-laki pujaannya dan yang satu menutup hatinya rapat-rapat.
Tentang Bianca dan Aksara. Siswa SMA Dharmawangsa yang sama-sama memiliki tingkat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
09. Pulang bareng
Bel pulang sekolah berbunyi dengan keras membuat siswa-siswi terpekik girang. Setelah beberapa jam lamanya tanpa ada jam kosong, akhirnya lelahnya terbayar juga. Bianca terkejut dengan suara Bel. Gadis itu yang semulanya tertidur di atas lipatan tangannya lantas terbangun dengan suara bel yang mengejutkan telinganya.
Bianca menoleh ke kanan dan ke kiri. Yang sudah mulai sepi. Bianca meregangkan ototnya dan menguap lebar.
"Buset bau adzab, Bi!" Ucap Daniel.
"Bangun, Bi, bangunnn. Tidur mulu lo." Ucap Daniel lagi.
"Lo kira gue ngapain, Niel? Jawab pertanyaan malaikat atid? Melek lo, gue udah melek gini. Btw, pak Topan mana?" Tanya Bianca nampak mencari keberadaan Pak Topan.
Daniel meraup wajah Bianca. "Lo dari tadi tidur terus, codot! Pak Topan udah keluar dari tadi. Gak tau 'kan lo tadi beliau bahas apa? Mampus lo, Bi, minggu depan ulangan harian."
Bianca terkekeh. Ia berdiri dan menatap Daniel dengan tatapan mengejek. "Apa gunanya lo sama Alula kalo ulangan?"
Daniel menjitak Bianca. "Nyontek mulu hidup lo!"
"Belajar deh, Bi. Nggak selamanya lo nyontek terus, kan? Emangnya kalo lo kuliah nanti bakal bisa dapetin temen kayak gue lagi? Mustahil deh," sajut Alula terkekeh.
"Kuliah?" Beo Bianca. Tunggu. Bianca ada niatan kuliah aja enggak. Masuk SMA ini saja otaknya seperti dibakar. Apalagi kuliah yang serba mandiri. Oh Bianca tau. "Yaudah, gue ngikutin kalian aja masuk jurusan apa. Enak, kan?" Bianca tersenyum polos sambil menatap Alula dan Daniel secara bergantian.
Alula dan Daniel menganga. Tak menyangka dengan pola pikir Alula. "Lo gila ya!" Celetuk mereka bersamaaan.
"Cieee barengan. Jodoh, nihhh!" Ledek Binca.
"Kuliah 'kan urusan pribadi, Bi. Emangnya kalo gue mau nyemplung di comberan bakal lo ikutin juga?" Ucap Daniel.
Bianca itu hidupnya selama di sekolah ada pada Alula dan Daniel. Sebenarnya tidak ada mereka pun hidup Bianca akan berjalan seperti biasanya. Tapi kalau nggak ada mereka Bianca kesusahan ngerjain tugas.
"Emangnya lo kuliah mau ambil apa, La?" Tanya Bianca pada Alula.
Alula menjawab, "Matematika."
Bianca meneguk salivanya. Matematika, kata yang mengerikan dan pelajaran yang menurutnya isinya adalah monster semua. Ibaratkan bumi, bumi itu hanya ada satu tapi isinya dalamnya banyak sekali. Seperti matematika, ngerjainnya pun setengah mampus. Rumusnya sebaris, ngerjainnya berlembar-lembar dan jawabannya cuman beberapa angka saja. Sungguh tidak adil permatematikaan ini.