Happy Reading
Tandai Typo bestii!
Dengan santainya malik and the geng menyeruput mie ayam ter-enak sekampus.
"Slurrp" begitulah bunyi untaian mie
"Hehhhhh para kadal! gw cariin dari tadi malah disini"
Ucap angga yang baru saja datang.
"Ye lagian lu kaga ikut keluar tadi" ucap farhan dan diangguki yang lainya.
"Dih sory tuh say nih gw mah anak rajin bukan kaya elu elu pade" ucapnya enteng
"Halahhhh kintil" ucap bayu sebelum menyeruput mie ayamnya kembali.
Lalu,
"Bagsa- astagfirullah anak monyet bener bener ye"
Ucap malik tiba tiba karna terkejut melihat angga yang menyerobot mie ayamnya.
"Astagfirullah akhi bahasamu" ucap si angga tanpa berdosa
"Itu makanan gw nyet!
"Ck, lu kaya ini kan jangan kaya orang susah deh pesen lagi sana" ucapnya lanjut menyeruput mie ayam tersebut.
"Anak monyed! Yang kaya bapak gw bukan gw!"
Memang yang dikatakan angga benar, bahwa ayah dari seorang malik merupakan seorang dokter dan sekaligus seorang direktur dari rumah sakit swasta terkenal di jakarta. Namanya juga sudah banyak dikenal di dunia kedokteran maupun bisnis.
Tapi yang dikatakan malik juga benar. Yang kaya kan ayahnya bukan dirinya. Dirinya hanya seorang tukang masak di salah satu satu mini ''japan restaurant'' yang letaknya dekat dengan kampusnya. Kenapa dia tidak mengikuti jejak sang ayah menjadi dokter? Malik selalu berkata "mending gw belek daging daripada gw belek manusia" ucapnya jika ditanya oleh para sahabatnya.
"Kaga ada kelas lagi kan hari ini? Tanya bayu yang dianggugi teman temannya.
"Cabut lah kuy, mana kek"
"Tumben" celetuk farhan. Mereka semua tau bagaimana seorang bayu susah sekali di ajak cabut setelah berpacaran dengan pacarnya yang sekarang.
"Berantem lagi lu ama si dina?" Tanya angga yang hanya dijawab anggukan dan wajah sendu bayu. Bukannya sedih dengan wajah sendu itu, teman temannya malah jijik.
''Demi apapun pengen gw geplak muke lo asli dah'' ucap malik geregatan melihat muka temannya itu.
''ayo dah kuyy'' ajak angga juga.
''gw gawe njirr'' ucap malik baru mengingat bahwasanya hari ini adalah shifnya bekerja
''yaahhhhh kadal''
''dah next time kan bisa yuk lah cabut, kalo kaga lu nanti ke tempat gw aje'' malik memberikan saran
Akhirnya mereka berempat pergi meninggalkan kampus.
***
Aiza dan fina baru saja sampai di depan rumah kaka aiza. Ya selama berkuliah di jakarta aiza tinggal bersama abang dan kaka iparnya. Terkadang dia yang mengunjungi sang abi dan ummanya di pesantren ataupun mereka berdua yang menjenguk anak bungsunya itu ke jakarta.
''makasih ya fin, ayo masuk dulu'' ajaknya pada sang sahabat
''yoiii, kayanya gw langsung aja dah buru buru dirumah lagi ada acara.
''its oke, salam buat nyokap ya''
''oke nanti gw salamin, gw cuss ya byee assalamualaikum'' ucapnya sambil mengendarai mobilnya.
''waalaikumsalam''
Setelah mobil sang sahabat telah menghilang dari penglihatan, aiza pun masuk ke pekarangan rumah tanpa menyadari terdapat sebuah mobil yang terpakir di depan rumahnya
''ASSALAMUALAIKUM YUHUU AIZA CANTIK PUL-
Teriakannya seketika berhenti takkala melihat seseorang yang sangat dia kenal ada di ruang tamu.
''astagfirullah'' ucapnya malu
''assalamualaikum ai'' ucap seseorang yang berada di ruang tamu dengan syum teduhnya.
''waalaikumsalam'' ucap aiza pelan sambil mengatupkan tanganya. Entahlah dia sangat malu sampai sampai pipinya sudah menjadi merah
''baru pulang kuliah ai?'' tanya lembut
''i-iya ka rayy''
''Rayyan Husain Al-Fateh'' seorang lelaki yang menghitbah aiza beberapa bula lalu, seseorang yang merupkan anak teman abi aiza serta teman kecil aiza juga.
''eh ai udah pulang kamu'' tanya sang abang
''iya bang assalamualaikum'' ucap aiza menghampiri sang abang dan menyaliminya dan dijawab oleh sang abang.
''duduk dulu sini ai'' ajak sang abang
Aiza pun menurut untuk duduk bersama sang abang dan calon suaminya eh-?
''Boleh kan bang?'' tanya rai pada abang aiza
Sang calon abang ipar hanya bisa tersenyum geli melihatnya
''coba kamu tanya langsung sama bocahnya nih'' colek abang pada adik bungsunya itu.
''eh?ada apa ini?'' tanya aiza penasaran dengan tampang cengonya yang mana sang calon imam tersenum melihat ekspresinya,
''Gini ai, udah dua hari ini aku di jakarta karena ada kerjaan disini dan besok aku kembali pulang ke pesantren. Aku pikir sebelum balik ke pesanttern aku mau ajak kamu dan abang iss makan siang bareng'' ucapnya. Ya dia juga harus membawa sang calon abang ipar. Karena tidak boleh dalam agama ketika seorang lelaki dan perempuan berada dalam satu tempat karena itu semua akan menimbulkan sebuah fitnah.
Aiza mengangguk paham.
"jadi gimana dek?'' tanya sang abang''
"Mba anis sama zain ikut kan bang?''
''Ya ikut dong dek itu mah udah sepaket ama abang'' jawab abangnya sedeikit tertawa mendengar pertanyaan sang adik.
''ywh ai siap siap dulu ya bang'' ucap aiza meninggalkan kedua lelkai tersebut untuk berganti baju
Kedua lelaki tersebut hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan seorang aiza yang sedikit absurd.
''Sabar ya ray kalo si ai sudah jadi istrimu, kamu bakal kaget karena baru pertama kali ngeliat kelakuannya yang sedikit absurd'' ucap sang calon abang ipar
''Saya sudah gak sabar bang nunggu waktu itu tiba'' ucap ray dengan senyum teduhnya. Karena di hatinya, di setiap doanya yang ia langitkan di setiap sholatnya, hanya ada satu nama seorang gadis yang ingin dia jadikan pelengkap tulang rusuknya, Aiza Alfahtunissa. Tapi rayyan maupun aiza tidak mengetahui apa yang akan terjadi pada mereka kedepannya. Permainan tadir macam apa yang sudah menunggu mereka di depan sana. Entahlah, hanya sang pemilki bumi yang mengetahui segala sesuatunya.
-Ketika Takdir Sedang Bercanda-
annyeong assalamualaikum semuany, gimana puasa hari ke-4 ini? semoga masih aman ya xixixixi. jangan lupa komen follow dan vote chapter ini kalo kalian suka ya! semangat puasanya and see you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Takdir Sedang Bercanda (ONGOING)
Spiritual''Saya terima nikah dan kawinnya Aiza Alfathunissa binti Rahman Zubair dengan maskawin seperangkat alat sholat dan uang tunai sebesar 200rb dibayar tunai!!'' ''aku membenci mu, sangat'' -Aiza Alfathunnisa- ''aku memang pantas dibenci olehmu, tapi j...