Seperti pagi biasanya, malik sudah terbangun oleh guncangan seseorang sebelum azan shubuh berkumandang. Ya siapa lagi kalo bukan aiza yang mengguncang tubuhnya. Meskipun dia masih belum bisa terbangun sendiri ketika shubuh, tapi dia bersyukur bahwa aiza masih mau membangunkannya.
Beberapa menit mengumpulkan nyawa, Malik pun bergegas ke kamar mandi dan bersiap untuk pergi ke masjid dan menunaikan sholat shubuh.
Semenjak hampir 2 bulan tinggal di pesantren, dengan segala aturan agama, malik mulai terbiasa untuk selalu sholat berjamaah di masjid, tak terkecuali dia juga sudah mulai belajar mengaji bersama para santri cilik. Awalnya malik malu, di umurnya yang sekarang dia belum pandai membaca Alquran. Tapi Abi Zubair berkata bahwa
"Tidak apa apa terlambat belajar, dibandingkan tidak sama sekali" tutur Abi Zubair kala itu
Setelah mendengar penuturan sang mertua, Malik kembali menjadi percaya diri dan mulai belajar mengaji. Selain itu, aiza juga sudah mulai berani keluar ndalem sekedar bertemu para ustadzah yang hampir semuanya alumni dari pesantren Zubair dan setelah lulus mengabdi mengajar di pesantren.
*
Seperti pagi biasanya, semua penghuni ndalem melaksanakan sarapan bersama. Ada Abi dan ummi, bang fiyyan dan mba fiyya yang sebentar lagi akan memiliki seorang anak dan tak lupa pasutri muda kita malik dan aiza.
Setelah semua selesai makan, Abi Zubair mulai membuka obrolan sebelum melakukan aktifitas nya.
"Kamu dapat shif siang lik?"
"Iyaa Bi"
"Nak Malik bisa antar ummi?" Tanya ummi tiba tiba
"Boleh ummi, ummi mau di antar kemana?"
"Ke pasar dan beberapa toko.
Sebentar lagi kan bulan ramadhan ummi mau nyiapin beberapa makanan dan barang untuk penyambutan awal Ramadhan nanti. Abi dan masmu gak bisa anter karna ada yang harus di urus jadi ummi minta tolong sama nak Malik gpp kan?""Gpp mmi malik juga masuknya masih siangan kok" ucapnya sopan
"Alhamdulillah, yaudah kalo gitu ummi siap siap dulu"
Mereka semua yang ada di meja makan pun mulai berdiri dan membereskan pirin dan gelas untuk di cuci. Hari ini tugas "embak embak ndalem yang membersihkan"
Malik pun kembali ke kamar untuk bersiap siap. Tetapi sebelum bersiap siap dia harus menunaikan hajat paginya terlebih dahulu. Sebuah hajat yang selalu Malik lakukan setiap pagi.
Setelah hajatnya telah terselesaikan dengan baik, dia pun keluar kamar mandi dan sedikit terkejut oleh keberadaan aiza.
"Aku boleh ikut?" Tanyanya tiba tiba
"Hah?" Malik sedikit ngelag
"Aku mau ikut anter ummi, boleh?" Tanya aiza sekali lagi.
"Oh, boleh lah" ucap malik masih sedikit terkejut"
Aiza pun mengangguk dan bergegas mengganti pakaiannya. Setelah semuanya selesai kedua pasangan ini pun turun untuk bersiap mengantar ummi.
Belanja hari ini, ummi juga mengajak 2 santriwati untuk membantu membawa barang barang nanti. Selama perjalanan Malik tetap membuka jendela karena dia tahu aiza masih merasa mual berada di mobilnya.
Hanya membutuhkan waktu 15 menit, mereka pun sampai di salah satu pasar terbesar di kota Bogor. Aiza pun turun dan matanya langsung tertuju pada gerobak karedok. Entahlah tiba tiba saja dia ingin sekali memakan karedok itu padahal tadi pagi dia sudah sarapan.
"Ummi, ai izin ke tukang karedok di sana ya" izinnya pada sang ummi.
Ummi pun mengangguk dan menyuruh Malik untuk menemani aiza tapi langsung di tolak oleh sang empu
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Takdir Sedang Bercanda (ONGOING)
Espiritual''Saya terima nikah dan kawinnya Aiza Alfathunissa binti Rahman Zubair dengan maskawin seperangkat alat sholat dan uang tunai sebesar 200rb dibayar tunai!!'' ''aku membenci mu, sangat'' -Aiza Alfathunnisa- ''aku memang pantas dibenci olehmu, tapi j...