Chapter 29

202 8 0
                                    

Acara pun telah usai. Acara terakhir hari ini yak ini di lakukannya pawai obor mengelilingi kingjungan sekitar pesantren. Semua orang bersuka cita menyambut datangnya ramadhan. Terlebih lagi sosok Nana yang sangat menikmatinya, karena acara seperti ini baru oertama kali untuk dirinya.

"Bang kalo ada kaya gini lagi ajak Nana lagi ya" ucapnya saat itu pada Malik. "Iya nanti ummi suruh Abang mu telpon kamu kalo ada acara disini" ucap ummi menanggapi keantusiasan Nana.

Malik pun mengangguk sambil mengelus kepala yang tertutup hijab itu. Dia terharu, ya sangat. Betapa bahagianya ketika keluarga mertuanya sangat menyayangi sang adik sejak kedatangannya tadi dan sampai malam begini. Ummi pun juga menyuruh Boby dan Nana untuk menginap karena hari sudah malam.

Awalnya Boby menolak karena merasa tidak enak kepada keluarga istri adiknya itu, tapi akhirnya menerima juga karena bujukan Abi zubair. Dan setelah acara selesia Boby dan Nana pun menginap di ndalem.

Karena kamar hanya tersedia satu, Malik memutuskan untuk tidur bersama sang Abang dan Nana akan tidur bersama aiza. Sebelum itu dia meminta persetujuan aiza dan aiza tidak keberatan. Dia hanya memberikan ekspresi seperti biasa.

*

Jangkrik pun mulai bersahutan di malam yang dingin ini. Bulan yang dengan cantiknya menyinari malam seseorang yang masih terjaga di teras ndalem. Memikirkan segelumut sesuatu yang berkeliaran di kepalanya.

"Bang Bob" panggil seseorang di belakang yang membuat sang empu mengoknya kebelakang

"Belum tidur lik?" Tanya laki laki itu yang ternyata Boby.

Malik pun menggeleng, dia baru saja dari kamar atas untuk mengecek aiza dan juga Nana. Dia turun dan matanya langsung tertuju pada pintu yang masih terbuka. Ternyata abanya sedang duduk dan seperti melamun memikirkan sesuatu.

"Belum bang, tadi abis cek nana di atas" ucapnya yang di angguki Boby

Adik Kaka itu pun duduk berdampingan, menikmati keindahan sang rembulan di langit malam dengan kicauan jangkrik.

"Lik" panggilnya memecahkan keheningan Malik pun berdehem. Sepertinya dia tau apa yang akan di sampaikan oleh sang Abang.

"Sebenernya" ucapnya terjeda. Boby mencoba menetralkan detak jantungnya. Dia sangat takut sangat.

"Kejadian lu sama aiza sebenernya itu salah g-

"Gw tau bang" ucap Malik tanpa melihat Boby.

Boby terkejut bukan main. Bagaimana Malik bisa mengetahuinya padahal dia baru mengakuinya hanya kepada sang papah. Dan rencananya hari ini dia akan mengakuinuya langsung di depan malik. Karena itulah dia setuju untuk datang bersama Nana untuk mengakui segalanya.

"Bulan lalu, papa datengin gw ke resto. Papa cerita semua ke gw bahwa kejadian yang menimpa gw sama aiza itu dalangnya dari lu"ucapnya menegok sang Abang.

Flashaback

Malik yang sedang berbincang dengan sesama koki, lalu Bagas sang waiters pun datang memberitahu Malik ada seseorang yang mencarinya.

"Kayanya papah" benaknya mengingat telponnya bersama sang papah tadi. Dia berterimakasih kepada Bagas dan permisi sebentar untuk menemui sang papah.

Malik pun keluar arena pantri dan langsung menuju depan. Di lihatnya sang papah sudah duduk di meja paling pojok dengan secangkir kopi di atasnya.

"Pah" panggil nya yang membuat sang papah menengok

"Waalaikumsalam"

"Eh?"

Ketika Takdir Sedang Bercanda (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang