Chapter 14

164 9 1
                                    

Fin gw-

BUUGGGHHH

Malik tersungkur ke lantai setelah terkena pukulan tepat di wajahnya

-

Bayu dan fina terkejut bukan main melihat Malik tersungkur di lantai karena bogeman seseorang

BUUGGGHHH

Malik kembali menerima bogeman dari orang tersebut dan seketika ada orang lain yang menghentikannya.

"Bangg udah bang ini rumah sakit" ucap orang tersebut yang ternyata fiyyan, Kaka aiza. Dengan sekuat tenaga fiyyan  menahan tubuh bang Iss untuk tidak memukuli Malik kembali.
"LAKI LAKI BAJINGAN! KAPARAT!! Ucap bang Iss seraya melepaskan tubuhnya dari fiyyan dan kembali memukuli tubuh Malik yang masih tersungkur di lantai
"stop bang stop" fiyyan kembali menahan tubuh sang Abang.
"Dia bisa meninggal bang jangan" ucapnya cemas karena melihat Malik sudah tak berdaya karena pukulan yang diberikan oleh sang abang.
"BIARIN DIA MATI YYAN!! LAKI LAKI BEJAT KAYA DIA GAK PANTES BUAT HIDUP!! Ucap bang Iss menggebu.
"ABANG MAU ANAK YANG AIZA KANDUNG JADI YATIM SEBELUM DIA LAHIR KE DUNIA?!"

DEG

Suara fiyyan yang meninggi membuat Malik terkejut bukan main
"Aiza hamil? Lirihnya pelan

Bayu yang masih menenangkan fina pun ikut terkejut mendengar penuturan lelaki asing di depannya.
"Aiza? Aiza Alfathunissa? Batinnya berkata

"ISSA!"

Suara bariton terdengar di ujung lorong yang ternyata sosok Zubair, Abi aiza.
"Apa yang kamu lakukan Iss?!" Tanyanya to the point
"Dia harus di hukum bi" ucap iss menatap tajam ke arah Malik
"Tapi caranya tidak seperti itu! Kita bisa bicarakan baik baik!"
"Tapi laki laki bejat ini udah ngehancurin hidup aiza bii!! Issa gak bisa terima itu!! Karena dia, aiza gak jadi nikah! Karena lelaki bejat ini-" suaranya tercekat tak sanggup
"Karena lelaki bejat ini aiza harus menanggung beban seberat ini!

Pecah sudah tangis yang sedari awal dia tahan. Dia merasa bersalah karena tidak becus menjaga sang adik. Sedari awal mengetahui aiza hamil, dia menahan semuanya marah dan tangis nya di dalam hatinya dan ketika dia melihat seseorang yang telah menghancurkan hidup sang adik, dia melampiaskan amarahnya. Dia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, menangis segugukan karena rasa bersalah.

"Istighfar bang istighfar" fiyyan merengkuh tubuh bergetar bang iss. Tangisnya terdengar sangat pilu

"Allah berfirman dalam Surah Al-Qamar ayat 49 "Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu dengan al-qadar (takdir)"

"Dan Tiada sesuatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (al-Lauhul mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah" surah Al-Hadiid ayat 22"

Abi Zubair mengutip sebuah ayat dimana sebuah takdir sudah tercipta sebelum manusia itu lahir yang berada di lauhul mafuzh.

"Allah telah menetapkan takdir seorang hamba sebelum hamba tersebut lahir bang, berhusnudzon lah oleh takdir Allah" ucap Abi Zubair memberikan nasihat.
Bang Iss tidak merespon, tangisnya makin menjadi. Dia ingin marah, mengapa takdir dengan entengnya mempermainkan adiknya.

"Sa-ya mint-maaf" Malik berkata lirih dan mulai bangkit meskipun tubuhnya masih terasa sakit
"Saya akan bertanggung jawab" ucapnya setelah dia berhasil berdiri

Semua mata tertuju kepada sosok Malik, tak terkecuali bang iss yang menatapnya dengan kobaran amarah.

"Nak Malik, bisa kita bicara terlebih dahulu? Saya ingin mendengar kronologi kejadiannya dari sisi nak Malik" Malik mengaguk menyetujui perkataan Abi Zubair. Dia kira, dia akan dimaki, di pukuli karena telah menodai sang putri, tapi semua itu tidak terjadi. Abi Zubair  malah merengkuh tubuhnya perlahan tanpa ada kalimat atau pukulan yang dia berikan untuk nya.

Ketika Takdir Sedang Bercanda (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang