Keduanya pun terdiam memikirkan kehidupan kedepannya seperti apa. Malik hanya bisa berdoa semoga kedepannya selalu baik baik saja terutama aiza bisa segera menerima anaknya dengan hati lapang.
Happy Reading!!
Waktu terus berjalan. Matahari yang sedari tadi menyinari sang bumi harus berpamitan kepada seluruh makhluk bumi, karena waktunya harus digantikan oleh rembulan untuk menempati tempatnya di langit. Langit malam yang terdapat beberapa bintang yang dengan senang hati menemani sang rembulan yang menambah keindahan malam di kota Bogor ini.
Untuk pertama kalinya Malik melakukan sholat magrib yang di sambungi sholat isya secara berjamaah di masjid . Biasanya dia akan ke masjid hanya untuk melakukan sholat Jumat saja, itupun juga tidak sering, begitupun sholat fardhunya pun juga masih sering dia tinggal.
Terlebih dia sedikit insecure ketika melihat santri paling muda yang sedang menyetorkan hafalannya setelah sholat isya berlangsung. Malik memperkirakan umur santri muda itu masih sekitar 5 tahun, tetapi sudah hafal beberapa ayat alquran yang tambah membuat Malik malu. Sangat. Umurnya yang masih bisa dibilang muda, hanya hafal beberapa surah itu juga sekitaran Inna aktoina dan qull huwallah saja. Malik benar benar insecure.
Setelah melihat santri muda itu, Malik mulai bertekad bahwa mulai detik ini dia akan memperbaiki ibadahnya, mencoba menghafal kembali surah surah Al-Qur'an seperti dulu sebelum kejadian itu menimpa dirinya.
*
Malam semakin larut. Malik kembali ke ndalem bersama Abi Zubair dan bang fiyyan. Bang Iss sudah kembali ke Jakarta tadi sore dan mas fayyas juga sudah kembali kerumahnya.
Fyi Malik sudah bisa bekerja besok pagi di Mini cafe milik mas fayyas.
Malam ini juga merupakan malam pertamatidur satu ruangan bersama seorang perempuan meskipun tidak satu kasur, tetapi itu sudah cukup membuat jantugnya berdegup tak karuan.
Setelah kembali dari masjid pesantren hampir pukul 11 malam, Malik langsung menuju kamar aiza. Ketika dia membuka kamarnya, dia melihat sosok aiza yang sudah tertidur lelap dengan hijab instan menutupi mahkotanya. Dia juga melihat sebuah alas di lantai dengan bantal dan sebuah selimut yang Malik tebak bahwa itu alas untuk dia tidur. Perlahan dia menutup pintu dan langsung menuju kamar mandi untuk berganti pakaian. Kaos putih dan celana bahan sedengkul oufit tiufrnya malam ini.
Bergegas dia menuju alas tidurnya dan langsung merebahkan tubuhnya.
"Akhirnya" ucapnya ketika tubuhnya mendarat sempurna. Sedari pulang menjemput aiza, dirinya belum sama sekali merebahkan tubuhnya ini.Rasanya remuk sekali badanya, matanya berat, tetapi dia tidak bisa langsung tertidur. Salah satu kebiasaan Malik ketika berada di tempat baru adalah dia tidak akan bisa tertidur langsung. Perlu beberapa jam kedepan untuk dia bisa menyesuaikan tubuhnya di tempat baru dan bisa tertidur.
*
Dengan mata yang terasa berat Malik membuka matanya. Semalam dia baru bisa tertidur pukul 1 pagi dan baru saja tidur beberapa jam tubuhnya di guncang oleh seseorang dan memaksanya untuk membuka. mata. Matanya mencoba mentralkan cahaya yang masuk dan melihat sosok perempuan dengan mukena putihnya menjulang di depannya.
"Bangun, kamu di tunggu Abi dibawah" ucap perempuan itu. Malik belum bisa mencerna semuanya
"Cepat sudah mau shubuh" ucap perempuan itu lagi" Malik masih bengong. Karena kesal melihat Malik tidak bergeming, perempuan itu pun meninggalkakan Malik dan mengambil gelas yang sudah di isi air. Dengan tangannya dia menyipratkan air tersebut ke wajah Malik"Eh eh ehh kok gw di siram za" Malik pun bangkit. Dirinya terkejut. mengapa dia disiram air oleh aiza apalagi kalo di lihat lihat masih malam begini.
"Kamu ditunggu Abi dibawah
"Hah? Malam begini? Ngapain?"
"Udah pagi, cepat siap siap udh di tunggu Abi buat sholat shubuh di masjid" ucap aiza meninggalkan Malik"Malik pun bergeming dan menggaruk kepalanya yg tidak gatal.
"Buset baru juga tidur udh disuruh ke masjid lagi" Dengan rasa kantuk yang masih ada Malik masuk ke kamar mandi dan bersiap siap untuk sholat shubuh bersama.*
"Suamimu sudah bangun ai?" Tanya Abi yang sudah siap dengan baju Koko ya dan tak lupa juga ada bang fiyyan.
"Sudah bi lagi siap siap" ucap aizaSetelah beberapa waktu menunggu Malik pun tiba di lantai bawah
"Sudah siap Lik? Tanya bang fiyyan
"Sudah bang, maaf lama bi, bang"
"Tidak apa apa, ayo kita berangkat sebentar lagi azan" ketiga lelaki berbeda generasi itu pun berangkat ke masjid, sedangkan para perempuan melakukan Sholah shubuh di rumah ndalem.*
"Assalamualaikum" salam ketiga lelaki berbeda generasi
"Waalaikumsalam" jawab ummi menghampiri sang suami.
Abi Zubair, bang fiyyan dan Malik baru saja tiba setelah melaksanakan sholat shubuh dan juga mendengarkan ceramah shubuh yang hanoir setiap hari diadakan di masjid pondok pesantren ini."Ayo makan dulu, ummi udah masak" ucap ummi mempersilahkan mereka untuk sarapan.
"Malik izin ke atas dulu, sekalian mau panggil za" pamitnya meninggalkan ummi dan menuju kamar.Setibanya di depan pintu Malik mendengar suara muntah yang berasal dari dalam
"Tik tok tok assalamualaikum" ucapnya membuka pintu. Dilihatnya seluruh kamar tidak ada sosok aiza berada. Telinganya kembali mendengar orang muntah yang mana suaranya berasal dari kamar mandi.
Malik pun langsung menuju kamar mandi untuk melihat kondisi aiza.
Hueekkk
Hueeekk
Hueeekk"Zaa gpp?" Intip Malik dari pintu. Dia mana berani langsung menerobos. Tidak ada jawaban dari sang empu, dia hanya sedang fokus dengan muntahannya.
Dengan inisiatif nya Malik kembali turun untuk menyiapkan air hangat untuk sang istri
"Loh aiza nya mana?" Tanya ummi melihat Malik kembaki turun
"Lagi muntah mmi, ini Malik mau bawaiin teh hangat" ucapnya yang di angguki ummi. Malik pun bergegas membuat teh hangat dan menyiapkan air hangat juga.
"Malik ke atas dulu ya mmi" pamitnya kembali ke atas dengan membawa air hangat dan teh hangat.Perlahan dibukanya pintu dan tidak di lihatnya aiza tetapi dia tidak mendengar suara muntahan aiza. Dengan bergegas Malik menaruh gelas itu di atas nakas dan menuju ke kamar mandi untuk melihta aiza
"Za- astaghfirullah" ucapnya terkejut.
Dia langsung masuk dan menghampiri aiza yang sudah terduduk bersandar di lantai kamar mandi.
"Astaghfirullah za kamu kenapa?" Tanya Malik panik
"Aiza tidak menjawab hanya tangis yang ia keluarkan dan terus menekan perutnya.Dengan perlahan Malik membawa aiza ke dalam gendongannya dan membawanya ke dalam kamar.
Di taruhnya aiza di atas kasur dan dengan sigap Malik memberikan teh hangat untuknya. Untungnya aiza tidak menolak ketika di sodorkan teh hangat dan kembali membaringkan tubuhnya."Masih mual za?"
Tidak ada jawaban lagi dari sang empu
"Mau makan? Gw amb-"
"Keluar"
"Hah?"
"Aku mau sendiri" ucapnya
"Tapi lu belum makan, gw ambilin
"AKU BILANG KELUAR!" tekan aiza.
"Oke oke gw keluar, nanti kalo butuh apa apa panggil gw aja ya"Malik pun mengalah dan keluar dari kamar. Seperginya Malik, aiza kembali menangis. Entahlah apa yang dia pikirkan sekarang, rasanya dia seperti bukan dirinya sendiri. Marah , kecewa kesal menjadi satu dalam dirinya. Dia tidak mau seperti ini. Tidak tidak mau.
"Aku harus secepatnya menyelesaikan ini" benaknya saat itu juga.
-Ketika Takdir Sedang
Bercanda-Assalamualaikum yuhuuu aku kembaliii!! Gimana sama chapter ini?, Semoga kalian masih mau nunggu cerita Malik dan aiza ya xixixix. Jangan lupa vote,komen dan follow ya! Oh iya jangan luoa tandai Typo! See you!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Takdir Sedang Bercanda (ONGOING)
Espiritual''Saya terima nikah dan kawinnya Aiza Alfathunissa binti Rahman Zubair dengan maskawin seperangkat alat sholat dan uang tunai sebesar 200rb dibayar tunai!!'' ''aku membenci mu, sangat'' -Aiza Alfathunnisa- ''aku memang pantas dibenci olehmu, tapi j...