Chapter 8

142 9 0
                                    


Happy Reading

Tandai Typo!

Jangan Lupa Vote, Follow and Komen!

Seorang gadis masih tertidur di bawah selimut hangatnya. Meskipun ac dikamarnya sudah dimatikan dan dia juga sudah menggunakan selimut tebalnya, tetapi dia masih merasakan hawa dingin menjalar ke seluruh tubuhnya. Badannya menggigil, kepalanya pusing dan dia tidak sanggup untuk membuka matanya.

''Eughh'' lenguhan yang keluar dari mulutnya

''um –mi''

''um-mi''

''um mi'' racaunya memanggil uminya dengan mata tertutup. Keringat terus menerus keluar di sekujur tubuhnya yang membuat baju dan rambutnya menjadi basah.

''ceklek''

Suara pintu terdengar. Perlahan seseorang memasuki kamar sang gadis dengan membawa nampan makanan tanpa mengeluarkan suara

''um mii'' racau sang gadis lagi tanpa menyadari seseorang sudah duduk disebalahnya. Perlahan tangan orang tersebut mengusap kening sang gadis perlahan, menyibak rambut yang sudah basah itu perlahan.

''aii'' panggil seseorang yang duduk di sebelah gadis itu

''aii bangun yuk'' panggilnya lagi yang membuat mata gadis itu terbuka.

Perlahan mata sayu itu terbuka dan melihat seseorang yang memanggil namanya. Matanya langsung berkaca kaca melihat siapa gerangan seseorang yang sudah berada di depannya itu.

''ummi'' panggilnya lirih

''iya sayang ummi disini'' ucap sang umi, wanita paruh baya yang masih sangat cantik di usia senjanya

''ummi ummi ummi'' panggil gadis itu langsung memeluk sang uminya erat

Ummi hiks ummi hiks hiks''

''iya sayang ummi disini sama ai''

''hiks hiks hiks ummi hiks ma-u hiks ummi hiks''

''ummi disini buat ai cup sayang ummi disini'' pelukan erat diberikan seorang ibu kepada sang anak

Aiza masih terus menangis dalam pelukan sang ummi. Saat ini yang hanya dia butuhkankan adalah sosok umminya. Sejak semalam aiza sudah mengingau memanggil sang ummi. Sang abang sangat khawatir melihat sang adik terus menerus memanggil umminya karena efek demam yang tidak turun. Karena tidak tega melihat sang adik, bang iss pun memutuskan menelpon sang ummi yang berada di bogor. Memberitahukan keadaan aiza yang demam tinggi dan terus menerus memanggil sang ummi. Tanpa menunggu waktu lama sang ummi pun langsung berangkat ke jakarta bersama abang kedua aiza karena abi aiza sedang berada di kota serang mengisi acara dan baru pulang besok hari.

Meskipun waktu sudah menunjukan pukul 2 dini hari. ummi tetap berangkat ke jakarta bersama anak dan menantunya untuk menemui aiza, putri bungsunya yang tinggal dijakarta bersama sang anak pertama. karena jalanan yang sedikit tersendat ummi pun sampai di jakarta pada pukul 7 pagi dan langsung menuju ke rumah sang anak.

Dan disinilah sekarang, dikamar sanga anak bungsu sambil memeluk tubuh hangatnya sang anak yang belum turun.

''sudah jangan nangis ummi disini sama ai hmm?'' ucap sang ummi melerai pelukannya dan menghapus air mata sang anak

''sekarang makan ya habis itu minum obat'' ucap ummi mengambil nampan berisi bubur untuk aiza. Aiza pun tak menolak ketika sang ummi menyuapi sesuap bubur ke mulutnya. Baru beberapa suapanpun aiza sudah menyerah.

''kenyang ummi'' ucapnya lirih

''baru 3 suap ai, dua suap lagi ya?''

''kenyang, pait'' ucap aiza kembali merebahkan tubuhnya.

Sang ummi pun menyerah menyuapkan makanan kepada aiza. Dia tahu bagaimana watak sang anak yang jika sudah sakit akan susah untuk makan.

''ywh gpp sekarang minum obat, setelah itu ai bisa istirahat lagi''

''ummi jangan pergi'' lirih ai matanya sudah kembali berkaca kaca

''iyaa ummi gak akan pergi, ummi bakal temenin ai disini'' sang ummi pun memberikan obat penurun panas dan segelas air yang langsung diterima oleh ai. Setelah menuntaskan obatnya ai menggeser tubuhnya agar sang ummi bisa merebahkan tubuhnya disebelahnya.

Ibu dan anak itu pun sudah berada di tempat tidur dan kembali saling memeluk. Menyalurkan rasa rindu karan sudah lama tidak bertemu.

''ummi'' panggil aiza pelan

''ya sayang''

''ai mau pulang''

''iya nanti pulang sama ummi ya kalo ai sudah sembuh''

Aiza hanya mengaguk dan mulai menutup matanya kembali takkala ngantuk mulai menyerangnya. 1 jam pun berlalu aiza pun sudah nyenyak dalam tidurnya dan tidak mengingau lagi, panasnya pun sudah mulai turun.

Perlahan ummi turun dari kasur dan menyelimuti sang anak dan mengecek suhu tubuhnya

''alhamdulilah sudah turun'' ucapnya kemudian mengecup kening sang anak. Perlahan ummi keluar dari kamar sang anak untuk menemui anak anaknya yang berada di bawah.

''Gimana ummi ai masih demam?'' tanya bang iss pensaran

''alhamdulilah demamnya sudah turun, sekarang tidur lagi adekmu'' ucap ummi duduk di sofa.

Bang iss pun menghela nafasnya lega mendengar penuturan sang ummi.

''Diminum dulu ummi tehnya'' ucap mba anis istri bang iss''

Sang ummi pun berterimasih dan langsung menyeruput teh hangatnya.

''zain masih bobo kah?'' tanya ummi karena sedari sampai dirumahh sang anak beliau belum bertemu dengan sang cucu.

''iya mi masih bobo tadi shubuh ikut bagun, terus sekitar jam 6 lanjut bobo lagi dia'' ucap mbak anis yang diangguki sang ummi.

"Dari jam berapa ai sakit bang?'' tanya fiyyan kaka kedua aiza

''sekitar jam 10 malam pas abang mau manggil ai buat makan karena setelah balik kampus dia belum makan malam. Pas abang cek ternyata ai udah ngingo manggil manggil ummi terus abang cek badannya ternyata badanya panas banget. abang temani dia di kamarnya tapi panasnya gak turun turun abis itu abang langsung nelpon ummi. Mungkin ai kangen ummi jadi sampe ngingo begitu'' ucap bang iss yang diangguki oleh semuanya.

''Alhamdulilah ummi cek tadi demanya juga sudah turun'' ucap ummi memberitahu

''oh iya fiyyan nanti pulang saja terlebih dahulu kasian farah dan calon anakmu harus banyak istirahat biar ummi menginap dulu disini menemani ai sampai dia sembuh nanti ummi pulang sama ai''

''ai mau pulang ummi?'' tanya bang fiyyan

''iyaa tadi minta pulang trus ummi bilang iya nanti kita pulang sama sama ya sampai ai sembuh''

''tapi kan pernikahannya masih bulan depan mi'' ucap bang iss mengingat pernikahan sang adik akan diadakan bulan depan di pesantren keluarga aiza.

''mungkin adikmu rindu rumah bang, pengen manja manjaan dulu sama ummi dan abi sebelum dia menikah, biar nanti ummi suruh abi langsung kesini saja sambil jemput ummi dan ai'' bang iss dan dan bang fiyyan pun mengangguk paham. Mungkin benar kata ummi bahwa ai sakit karena merindukan ummi dan ingin menghabiskan waktunya bersama keluarganya terutama ummi dan abinya sebelum menikah dengan rayyan.

Tapi mereka tidak mengetahui sesuatu kejutan takdir yang telah menunggu mereka di depan sana. Takdir yang akan merubah 180 derajat kehidupan sang anak. 



                                                        -Ketika Takdir Sedang Bercanda-







holaa assalamualaikum semuanya! gimana kabaranya harini ini? semoga sehat selalu ya! jangan lupa vote chapter ini, komen dan follow aku juga ya! see you on next chapter



Ketika Takdir Sedang Bercanda (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang