Chapter 18

166 10 0
                                    

Saat itu juga Malik berdoa semoga seluruh keluarga aiza dapat menerimanya sebagai seorang mensntu dan tidak ada seorang pun yang akan menghakimi aiza karena kondisinya.

Happy Reading
Tandai Typo ya!!



Malik mematikan mesin mobilnya dan menengok ke arah aiza yang masih tertidur dengan kaca terbuka setengah. Setelah kejadian muntah tadi, Malik mematikan pendingin mobilnya dan membuka kaca. Dia pikir aiza mual karena mencium wewangian yang ada dimobilny. Oleh sebebab itu setelah aiza mengoleskan minyak kayu putih ke hdihng dan tubuhnya Malik membuka kaca mobil dan mulai melanjutkan perjalanan. Dan selama perjalanan juga aiza tertidur.

"Zaa bangun sudah sampai" Malik menepuk pundak aiza perlahan. "Heumm?" Sang empu perlahan membuka matanya
"Sudah sampai" ucap Malik ketika aiza tidak bersuara. Aiza hanya mengangguk dan merapisjkan kembali kerudungnya.
"Maaf aku ketiduran", ucapnya tak enak
"Gpp, kamu turun aja nanti tas aku yang bawa" ucap Malik

Aiza turun terlbih dahulu, dan beberapa detik berselang Malik juga turun dengan membawa satu paper bag yang dia ambil di jok belakang. Mereka pun disambut oleh Kaka sepupu aiza mas fayyas dan satu orang lelaki paruh baya yang Malik tidak kenal.

"Assalamualaikum" salam aiza langsung mengalami sang Kaka sepupu
"Waalaikumsalam" ucap kedua lelaki itu
"Udah sehat ai?" Tanya fayyas
"Alhamdulillah mas"ucapnya langsung menuju ke lelaki satunya lagi
"Ayah" panggil aiza langsung menyalami lelaki itu. Di peluknya tubuh aiza "maafin aiza yah" aiza menahan tangisnya di pelukan sang ayah.

Ayah Umar merupakan Kaka kandung dari Abi Zubair yang merupakan om dari aiza. Dari kecil aiza sudah memanggil omnya tersebut dengan sebutan "ayah" tak terkecuali para abangnya pun sama memanggil dengan sebutan ayah juga.

"Shutt sudah ayah tau ini pasti berat buat kamu. Tapi ayah percaya kamu bisa melewatinya hm?" Ayah ummar melonggarkan pelukannya dan menyeka air mata aiza
"Sudah, jangan nangis lagi ya kasihan calon anakmu" ucapnya dengan senyum teduh.

"Yah" panggil mas fayyas
"Ini Malik, suami aiza" ucap fayyas memperkenalkan Malik kepada sang ayah.
"Assa- assalamualaikum om" ucap Malik sedikit takut. Dia tidak tau bahwa aiza memanggil sang om dengan sebutan "ayah" terlebih lagi aiza juga sangat dekat.
"Waalaikumsalam" ucap ayah ummar menerima uluran tangan Malik untuk disalami.

Ketika mendengar berita bahwa aiza hamil, ayah ummar sangat marah. Siapa lelaki bejat yang dengan beraninya menodai sang keponakan yang sudah dia anggap sebagai putrinya. Ayah ummat ingin sekali bertemu dengan lelaki itu dan menghajarnya habis habisan. Lalu Abi Zubair menceritakan kepada sang Abang bahwa lelaki tersebut ingin bertanggung jawab dan akan menikahi aiza. Rasa marah pada diri ayah ummar pun sedikit berkurang setelah mendengar penjelasan sang adik.

Dan hari ini, tepat di depannya berdiri lelaki yang telah menjadi suami untuk sang keponakan. Ayah ummar pun menepuk pundak Malik seraya berkata pelan
"Saya percaya padamu, seperti Zubair percaya padamu" ucap ayah ummat yang membuat Malik sedikit terkejut
"Tolong jaga aiza, bahagiakan dia" ucapnya pelan yang hanya bisa di dengar oleh Malik saja"
Malik mengangguk seraya berkata "ya"

Setelah sesi perkenalan antara Malik dan ayah ummar, mereka pun masuk ke dalam "ndalem".

"Assalamualaikum" ucap mereka serentak
"Waalaikumsalam jawab penghuni yang ada di dalamnya

Lalu soerang wanita paya langsung menghampiri aiza dan memeluknya
"Ibu" panggil aiza sambil menyalaminya. Wanita paruh baya itu memeluk aiza. Sudah ibu tidak marah sama ai. Ini rezeki dari Allah, jadi harus jaga dia baik baik ya?" Ucap ibu memberikan nasihat. Aiza hanya bisa mengangguk dan merekapun mengurai pelukannya. Iaza langsung menuju Abi nya untuk disalaminya

"Ini suami aiza"ucap ayah ummar kepada sang istri
"Assalamualaikum Tan" ucap Malik sopan menyalaminya. "Waalaikumsalam, tolong jaga aiza ya" ucap ibu memberikan nasihat kepada Malik seperti ayah ummar tadi.

Malik mengangguk paham kemudian dia beralih ke Abi Zubair
"Assalamualaikum" Bi sapa Malik
"Waalaikumsalam, gimana perjalanannya?
"Alhamdulillah lancar Bi
"Ummi" sapa Malik kepada sang ummi yang baru saja tiba dari dapur.

Setelah semuanya tekah disapa dan di Salami, Malik langsung memberikan sebuah paper bag yang dia bawa tadi untuk di berikan kepada Abi dan ummi.
"Ini ada titipan dari bunda mmi, katanya maaf belum bisa dateng sama papah, semoga suka" ucap Malik menyodorkan nya kepada ummi"
"Waduhhh jadi repot nih"
"Engga kok mmi"
"Tolong sampaikan terimakasih ke bundamu ya"
"Iyaa ummi nanti Malik sampaikan"

Mereka pun berbincang ringan menanyakan berbagai macam hal seperti pekerjaan Malik debekum resign dan lain sebagainya

"Loh bajumu kotor nak" ucap ummi baru sadar melihat baju Malik
"Gpp ummi nanti di kucek bisa hilang kok" ucapnya melirik aiza ya g srfari tadi hanya diam. Ummi pun mengangguk paham. Setelah beberapa menit mengobrol Abi Zubair mempersilahkan Malik dan juga aiza untuk istirahat. Dengan di bantu oleh salah satu santri "ndalem" untuk membawakan koper milik Malik dan juga tas baju aiza, mereka pun menuju kamar aoza yang berada di lantai 2 dengan ditemani oleh ummi.

"Ini kamarnya ai nak, semoga betah ya" ucap ummi ramah
"Iya ummi insyaallah saya betah, terimakasih ummi
"Ya sama sama, ai langsung istirahat ya" nasihat ummi pada aiza
"Yaa umm

Ummi pun meninggalkan mereka berdua. Setelah kepergian ummi dan santri "ndalem" mereka berdua pun masuk. Hari ini adalah pertama kalinya Malik memasuki kamar seorang perempuan yang tidak memiliki ikatan darah olehnya. Ada rasa canggung ketika memasuki kamar yang dominasi dengan warna coklat susu.

"Ehmm"

Deheman aiza membuat Malik berhenti melamun.

"Seperti kesepakatan kita di awal, jika pernikahan ini hanya sementara, jadi-"

Malik menunggu aiza melanjutkan kalimatnya. Sebenarnya dia sudah tahu apa yang ingin aiza katakan. Tapi dia ingin mendengar sendiri dari mulut sang istri.

"Aku gak mau kita tidur satu ranjang" ucapnya pada akhirnya. "Karena dikamar ini gak ada sofa kamu bisa tidur di lantai, nanti aku alasi dengan karpet dan selimut" ucapnya lagi
Malik mengangguk paham "gak masalah, yang penting gw bisa tidur" ucapnya sesantai mungkin.

Keduanya pun terdiam memikirkan kehidupan kedepannya seperti apa. Malik hanya bisa berdoa semoga kedepannya selalu baik baik saja terutama aiza bisa segera menerima anaknya dengan hati lapang.

-Ketika Takdir Sedang
Bercanda-
















Assalamualaikum selamat pagi semua!! Semoga harinya menyenangkan ya!! Janganula untuk vote ,komen dan follow aku juga ya xixixi ohiya jangan lupa tandai typo juga ya!! See you!!









































Ketika Takdir Sedang Bercanda (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang