11 || rendezvous

14 3 17
                                    

January 12th, 2020

Hiruk-pikuk suara diskotik membakar telinga Calum Hood kala ia baru memasuki tempat terkutuk itu. Bukan tanpa sebuah alasan ia datang begitu saja setelah begadang suntuk mendengar Nicky berbicara mengenai rencana-rencana dan sifat-sifatnya. Ia bahkan tertidur hanya dua jam sebelum kembali di bangunkan pada pukul tiga dini hari.

Malam melelahkan itu diisi kembali dengan mereka--Calum dan Nicky, yang keluar dari apartemen sementara mereka menuju La-Fondue. Calum bahkan bertaruh, Reece sudah terlelap untuk menjelajahi mimpinya, yang mungkin berisi tentang kejahatan-kejahatan, atau bahkan tentang menginterupsi pertarungan antara joker dan batman, atau apapun namanya.

Bukan tanpa alasan pula Nicky mengajaknya kemari. Meminta Calum menemaninya dengan alibi 'aku akan kabur, jika pergi sendiri,' membuat Calum akhirnya mengalah dan melangkah pergi bersama lelaki itu ke tempat tujuannya.

Sementara Nicky memesankan dua gelas vodka untuknya dan Calum, atensi lelaki Kiwi itu terus menjelajahi setiap sudut ruangan. Membuatnya kembali tenggelam dalam pikiran.

"Hood?" Tanpa Calum sadari, ini adalah kali ketiga Nicky memanggilnya dan ia baru terperanjat setelah Nicky menepuk pundak pemuda tersebut. "Alright?"

"Yeah, yeah I'm good. So what are we doin' here?" Calum menerima segelas vodka dari tangan Nicky dan segera meneguknya tanpa sisa. Membiarkan rasa panas itu menggerogoti kerongkongannya.

"We'll wait for a friend." Calum menaikkan sebelah alisnya, bertanya. Namun, lelaki itu seolah enggan menjawab dan membiarkan dirinya ikut menelisik setiap kerumunan orang yang tengah berdansa dan memenuhi tempat. Bahkan di jam yang hampir pagi ini pun, klub ini tetaplah ramai pengunjung. Atensi Nicky beralih pada pintu masuk nan kini menampilkan sesosok wanita dengan pakaian mahalnya menelisik sekitar, sebelum netranya terkunci dengan netra Nicky Byrne. Segera saja wanita itu mendekati keduanya, duduk di salah satu kursi bartender dan kemudian memesan tiga gelas vodka untuk mereka.

"It's nice to meet you again, Nix. How's prison?" Nan di tanya hanya memutar bola matanya jengah, tapi tak menolak ketika vodka sampai ke tangannya. Selera mereka yang sama, ditambah aksen mereka yang akrab berbicara, membuat Calum mematung canggung tak tahu harus berbuat apa.

Nicky seketika menyadari membuat ia segera bersuara setelah menghabiskan kembali vodkanya yang kedua. "It's Calum Hood, Major of the Police."

Calum menyerngit mendengar Nicky memberikan identitasnya secara cuma-cuma kepada wanita yang bahkan tak mereka kenal--lebih tepatnya, yang tidak Calum kenal. Bukan tidak menerima, hanya saja mereka telah membuat perjanjian untuk tidak memberi tahu apapun tentang identitas masing-masing kepada orang asing.

"Oh, how cute he is. My name is Gillian Jefferson. It's nice to meet you." Sapa wanita itu sambil melambaikan tangan sekedarnya. Rambut pirangnya nan terikat rapi, kerutan di bagian matanya nan masih tipis, senyumnya nan tampak familiar, ia jelas kenal betul siapa sosok di samping Nicky ini.

"You are CEO of BNC, aren't you?"

"I am," Wanita itu tersenyum bangga. "Kau cepat menebak, Calum. Kau pasti adalah orang yang teliti."

"Not intelligent enough to know who you are." Sahut Nicky menginterupsi percakapan dua orang di kiri kanannya. Tanpa menanggapi ucapan sang tuan, Gillian mengajak kedua insan itu ketempat nan sedikit jauh dari keramaian. Berusaha membaca situasi apa nan tengah Nicky siapkan. Sementara Calum nan masih terlihat canggung berusaha keras untuk tidak bertanya lebih jauh apa nan akan mereka berdua rencanakan kedepannya.

"Shall we make small talk or shall we just get straight to the point?" Tanya Gillian. Nicky hanya berdecak, menghapus poin-poin tak berguna nan ingin ia sampaikan, dan menggantinya dengan hal penting nan ia perlukan.

𝐒𝐔𝐏𝐄𝐑 𝐑𝐈𝐎𝐓 「CONTINUED」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang