January 12th, 2020
Kakinya terus bergerak cepat seiring waktu nan semakin singkat. Dengan cekatan ia melewati rintangan melalui lorong-lorong nan menghubungkan langsung dengan tujuan. Di belakangnya, seseorang dengan setelan kemeja nan dilapisi jubah kulit, terus mengejarnya tanpa niat memberinya sedikit ruang jeda.
Terlihat nafasnya nan tersengal-sengal seiring kaki nan bergerak cepat. Tampak pula ia nan membutuhkan waktu jeda seiring sang pengejar terus mengejarnya. Berbelok ke kanan, ia langsung memasukkan diri pada salah satu ruangan disana. Bersembunyi di bawah meja kerja dengan harap tak ada nan menemukannya.
Lelaki itu tak lain dan tak bukan adalah Liam James Payne, lelaki nan telah menghilang hampir dua bulan nan lalu tanpa ada jejak dimana ia berada. Nyatanya mengetahui sosok penjahat nan selama ini mendekamnya, ia tak lagi dapat berpikir jernih akan kebenaran nan ada.
Terdengar derap langkah kaki nan memasuki ruangan ini pelan, seolah memang datang untuk mencari dirinya. Tanpa berbekalan senjata, ia bahkan tidak pernah tahu hal seperti apa untuk nanti ia menghadapi orang di depannya.
Baru saja langkah kaki itu mendekati meja tempat ia menyurukkan diri, terdengar seseorang menginterupsi dirinya. "Apa yang kau lakukan disini, Bobby? Bukankah aku sudah pernah berkata untuk tidak masuk keruangan seseorang tanpa izin?"
Lelaki bernama Bobby Samuel itu mendengus sebelum akhirnya menjauhi meja kerja tersebut dan melenggang pergi begitu saja. Liam nan masih di tempatnya hanya terpaku kala suara itu menyentuh pendengarannya. Suara nan kelewat familiar itu sontak membuatnya sedikit mengintip orang tersebut.
Benar saja dugaannya, Niall Horan ada di depan mata.
"Keluarlah! Aku tidak akan menggigitimu." Pernyataan itu sontak membuat Liam berdiri was-was apalagi perawakan Niall tampak tak seperti orang nan dinyatakan gangguan mental. Ia tampak bersandar pada daun pintu sembari memperhatikan Liam dengan tatapan malasnya.
"Bagaimana mungkin?" Tanya Liam pelan lebih seperti berbisik.
"Rahasia nan seharusnya tetap dijaga. Kemarilah, akan kutunjukkan jalan keluar!" Niall baru saja akan membawa Liam pergi dari sana, sontak termangu kala menyadari Liam masih tak bergerak dari tempatnya.
"Ada apa?"
"Bagaimana aku bisa mempercayaimu setelah apa yang kau lakukan terhadap aparat polisi. Pun, bukankah kau seharusnya di rumah sakit jiwa?" Pertanyaan-pertanyaan nan di lontarkan Liam justru semakin membuat Niall malas. Lelaki itu bahkan tak berniat sama sekali sebenarnya untuk membantu Liam. Namun, melihatnya kesusahan, ia bahkan tak tega hati untuk meninggalkan dan membiarkan lelaki Payne itu mencari jalan keluar sendiri.
"Aku tidak peduli jika kau percaya atau tidak padaku, aku hanya memberitahu dirimu jalan keluar. Anggap saja hutang budi pernah berteman denganku." Balasnya enggan. Hal itu sontak menuai kontroversi antara logika dan hati seorang James Payne. Rasa lengkara hal itu terjadi, tapi entah kenapa akhirnya ia menuruti.
Di depannya Niall memimpin jalan dengan santai, sementara Liam tampak was-was takut jika ia di khianati atau ada orang lain nan mengintai.
"Easy, Payne! Tidak akan ada yang membunuhmu disini! Mereka semua melindungimu dari musuh dalam selimut." Komentar Niall tak diindahkan oleh Liam. Ia masih tampak berjaga-jaga akan hal nan ia lewati.
Niall membawa mereka berbelok sebelum akhirnya menembus pintu keluar nan sangat mudah di lalui. Tidak ada tanda-tanda penjaga, pun memang tak ada nan menangkapnya. Tempat macam apa, pun organisasi seperti apa nan ia singgahi.
Bukanlah sebuah kebetulan ia dapat kemari. Harusnya ia masih di sebuah tempat terkutuk nan menyebabkan ia benar-benar bukan menjadi dirinya sendiri. Mendapatkan perlakuan buruk, dan di jadikan sebagai ancaman untuk para polisi membuatnya berusaha sebisa mungkin untuk kabur dari sana. Ia bahkan tak pernah sadar, telah berada di tempat itu hampir satu bulan lamanya. Namun hal itu tak membuat gentar untuk lari dari tempat itu. Nan sialnya malah terjerumus kemari ke tempat nan masih belum sepenuhnya ia yakini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐔𝐏𝐄𝐑 𝐑𝐈𝐎𝐓 「CONTINUED」
אקשן✧Book 𝟐 of ❝𝐑𝐈𝐎𝐓 𝐒𝐄𝐑𝐈𝐄𝐒❞ 𝐘𝐀𝐍𝐆 𝐌𝐀𝐍𝐀 Calum masih belum memahami masa lalu yang bahkan sudah terungkap. Atau masalah ini hanya jalan buntu yang diperparah dengan dendam dan sakit hati. ©2023 || All Right Reserved