"Baiklah kalau begitu, mari kita rawat Kamado-kun di tempat ku" Shinobu mengacungkan tangannya. Pandangan kami semua, para hashira ke arah Shinobu, termasuk Tanjiro.
Shinobu memanggil dua kakushi sebelumnya, dua kakushi itu memang berasal dari tempat Shinobu. Tanjiro memeluk tiang kayu yang berada di dekatnya dengan erat, seperti nya dia tak mau.
Aku hanya tertawa dalam senyap, beberapa dari kami mulai terdiam dan menatap lurus ke depan. Saat Oyakata-sama ingin berbicara, ucapannya terpotong oleh Tanjiro.
Pltak
Pltak
Dua batu kerikil menampar Tanjiro, astaga itu adalah perbuatan Tokito. Akhirnya dia akan segera membuka suaranya, sementara sebelum-sebelumnya dia hanya diam memikirkan hal yang tidak penting."Memotong perkataan Oyakata-sama, adalah suatu hal yang buruk" Ucapan Tokito mampu membuat Tanjiro mematung, para kakushi meminta maaf pada Oyakata-sama dan Tokito.
"Sudahlah, cepat pergi" Ketus Tokito, kedua kakushi dan Tanjiro pun segera meninggalkan halaman itu dengan sangat cepat.
Rapat pun di mulai, seperti biasa. Kami membicarakan tentang keberadaan raja dari para iblis, Kibutsuji Muzan. Lalu, Oyakata-sama menanyakan tentang keadaan ku, aku menjawab dengan baik. Beliau kemudian meminta Shinazugawa untuk berperilaku baik pada ku, meskipun aku sedikit lebih muda daripada dia. Rapat pun, selesai.
Malam tiba, aku masih menggunakan pakaian pemburu iblis, lengkap dengan haori ku. Namun, tidak dengan nicchirin kebanggaan ku. Aku melewati berbagai rumah hashira, namun ada satu yang membuat ku tertarik ke sana.
Lihatlah, itu adalah Shinobu dan Tanjiro. Aku ingin sekali menghampiri mereka, namun aku mengurungkan niat, lebih memilih untuk melanjutkan jalan-jalan ku. Sepertinya mereka sedang seperti beradu nasib, dan Shinobu membicarakan Kanae.
Semakin jauh aku dari rumah Shinobu, semakin aku larut dalam kesedihan. Dia, menceritakan tentang Kanae, lebih tepatnya ke sifat dan saat-saat terakhir kali dia mengembuskan nafas terakhir nya dengan penuh hormat.
"Huft- anggap saja itu cerita lama, Keitaro. Jangan terlalu larut dalam kesedihan mu yang akan menjadi kelemahan mu" Aku berbicara pada angin, karena Si Hitam telah tertidur di rumah.
Aku hanya berjalan-jalan saja, aku tak merasa kedinginan. Aku adalah seorang iblis, meskipun setengah iblis, aku tak merasa kedinginan. Semakin jauh dari rumah, aku akhirnya menemukan sebuah air terjun yang sedang mengalir dengan deras.
Kebetulan, aku membawa hakama di dalam baju ku. Jadi, aku mendekati air terjun itu. Lalu, aku membuka baju atas ku. Aku ingin sekali berada di bawah deras nya air terjun ini, pasti ini akan sangat menyenangkan dan menenangkan hati dan pikiran.
Aku mulai berjalan dengan perlahan memasuki sungai itu, kemudian mendekati sebuah batu yang tepat berada di bawah air terjun yang deras. Batu itu besar, namun terdapat sebuah lubang yang cukup halus di sana, nampaknya karena tekanan kuat air terjun yang membuat baru itu berlubang dengan halus dan rapi.
Air nya sangat deras, membuat rambutku kemana-mana. Bagi ku, air nya tak terlalu dingin, sekali lagi, karena aku adalah iblis. Oh ya, saat aku berada di bawah air terjun ini, aku hanya melepas hakama, haori, geta, dan baju bagian atas dari seragam pemburu iblis ku.
Aku menutup mataku, sudah beberapa menit berlalu aku sudah memasuki alam bawah sadar ku. Disini, udaranya sangat sejuk, ruangan ini sangat amat luas dan indah.
"-san apa yang-"
"Keit-" Suara siapa itu, kedengaran nya aku mengenali suara ini. Tapi, suara ini datang dari mana? Bukan kah aku berada di alam bawah sadarku. Akhirnya aku memilih untuk mengalah, aku membuka mataku. Lalu, mulai mencari siapa yang memanggil-manggil nama ku."Astaga, Keitaro-san. Apa yang kamu lakukan di atas sana" Sudah kuduga, Shinobu. Aku turun dari batu besar itu, kemudian berjalan menghampiri Shinobu dengan wajah panik nya.
"Bertapa, aku sedang bertapa. Ada apa, Shinobu?" Aku bertanya balik, dia berkacak pinggang, kemudian menggelengkan kepalanya lalu menghela nafas gusar.
"Ini sudah malam dan kamu berada di luar lalu pergi bertapa tanpa mengenakan baju, Keitaro-san? Astaga, apa yang kamu pikirkan?" Ucapnya, astaga ini membuat ku menjadi ingin tenggelam saja.
"Tak usah mengkhawatirkan aku, Shinobu. Lagi pula, aku adalah iblis, tak bisa merasakan kedinginan maupun sakit. Dan, aku menggunakan baju ku kok, namun hanya bagian bawah saja" Dia menatap ku heran, dan kembali menggelengkan kepalanya.
Shinobu mengambilkan baju hakama ku, dan sebuah handuk yang dia ambil dari dalam haori nya. Entah apa yang dia simpan lagi di dalam haori nya. Dia menyerahkan keduanya, lalu berucap agar aku segera bergegas menggunakan baju ku. Aku menggeleng enteng, lalu melihat ke arah langit, lalu ke arah sungai kembali.
"Tidak, aku masih ingin disini. Merasakan alam yang sangat luar biasa. Sudah lama sekali aku tidak mandi di sungai. Apakah kamu mau ikut, Shinobu?" Ucap ku iseng, aku dapat melihat wajah Shinobu mulai memerah. Astaga, nampaknya aku membuat kesalahan besar.
"TIDAK, AKAN KU BERIKAN KAMU RACUN YA! BERANI-BERANINYA KAMU, KEITARO-SAN" Dia sedikit berteriak, lalu mengeluarkan sebuah tabung berisikan cairan berwarna biru keunguan.
"Astaga, Shinobu. Aku hanya bercanda, lagipula tidak mungkin juga kan. Sudahlah, tinggalkan saja aku, aku masih ingin menikmati ini semua sebelum tertidur" Ucap ku, setelah aku berucap, dia kembali terdiam. Aku pun ikut terdiam.
Apakah aku ada salah kata padanya, yang menyebabkan dia menundukkan kepalanya dengan ekspresi yang menyedihkan. Aku mencoba mendekat, tetapi dia hanya menggelengkan kepalanya.
"Bagaimana kalau aku menemanimu, Keitaro-san?" Wah, apa ini. Ku pikir dia akan segera pergi, tetapi malah sebaliknya. Aku menganggukkan kepalaku, lalu berkata.
"Hei, ada apa tadi, Shinobu?" Aku bersandar pada dinding sungai, sedang kan dia melepas geta nya lalu menggulung setengah dari celana seragamnya. Shinobu mencelupkan kakinya hingga betis ke dalam sungai, dia duduk di sebelah ku.
Dia tersenyum, nampak menikmati sekitar sebelum menjawab pertanyaan ku. Aku melihat ke langit, lalu menutup mata ku. Merasakan sejuknya udara malam yang dingin.
"Aku tau kau sempat melihat ku sedang berbicara dengan Tanjiro sebelumnya. Aku ingin menyapa mu, tetapi ku urungkan niat karena kamu nampak sudah pergi duluan" Ucapnya, aku sedikit terkejut, aku tak sadar bahwa di mengetahuinya.
"Oh ya, aku sudah dari lama ingin bertanya sesuatu padamu, Keitaro-san" Lanjut nya dengan nada menggantung kan ucapan. Aku melirik ke arahnya sekilas, lalu menutup mataku kembali. Oh dia sedang merasakan udara sekitar yang sejuk. Baiklah, akan ku tunggu.
"Bagaimana cara mu sebagai seorang iblis dengan kesadaran manusia dapat berdiri dengan tegak di bawah sinar matahari?" Dia bertanya, lalu aku kembali membuka mata ku. Dan aku menjawabnya dengan sukarela. -

KAMU SEDANG MEMBACA
KNY X MALE OC
FanfictionHalo, ini adalah karya pertama dari Agaras. Jangan lupa untuk di vote jika kalian menyukai dan meninggalkan komentar di beberapa bab sebagai respon atau pendapat kalian tentang book ini. selamat membaca, readers! -Sagara