Episode 10

478 54 0
                                    

Aku terbangun dari tidur ku, aku memiliki firasat buruk tentang ke empat bocah itu. Astaga, apakah aku terlalu mengkhawatirkan mereka karena mereka bersama Uzui-san? Tidak, berprasangka buruk itu tidak baik.

Srek
Srek
Pintu fusuma ku buka lalu ku tutup kembali, aku sudah menggunakan seragam lengkap dengan haori dan nicchirin. Tidak lupa juga dengan gagak kesayangan ku yang berguna, Si Hitam. Dia sudah bertengger di pundak ku sedari tadi, jadi tak perlu memanggil nya lagi.

Aku segera pergi ke distrik bunga, tempat yang sangat amat ramai pengunjung. Aku harus segera melesat pergi, atau tidak aku akan terlambat mengerti apa yang sedang terjadi.

Astaga, rumah-rumah disini sudah hancur lebur, hanya tersisa puing-puing bangunan saja. Aku terus melakukan investigasi untuk mencari siapa tau ada korban yang tertimpa puing-puing bangunan ini.

Bukan warga yang ku temukan, melainkan aku mendengar suara geraman kencang dari arah kanan ku. Astaga, apa yang terjadi dengan Nezuko. Aku segera melesat ke arah sumber suara untuk bertemu dengan Tengen.

"Uzui-san apa yang terjadi dengan gadis ini?" Aku bertanya seraya membantu Tanjiro untuk menenangkan Nezuko. Sedangkan yang ingin di tenangkan mengamuk kembali.

"ARGHHH"
"ARGHH"
Nezuko menggeram, Tanjiro menahan gigi taring Nezuko menggunakan sarung nicchirin nya.

"NEZUKO"
"NEZUKO"

"Dia berubah menjadi ganas, kita harus segera menenangkan bocah ini" Tengen menatapku dengan tatapan yang cukup mengerikan.

"Pertarungan ini masih belum berakhir, lakukan sesuatu pada adik mu. Bocah bodoh yang cengeng sangat tidak pantas berada di medan perang, nyanyikan sesuatu untuknya" Lanjut Tengen.

Aku melihat ke sekitar, benar-benar hancur seperti sedang kiamat. Akhirnya, Nezuko kembali tenang setelah di nyanyikan lagu yang di nyanyikan oleh kakaknya sendiri.

"Uzui-san..." Tanjiro melirik ke arah Tengen, lihatlah, dia sudah siap dengan kedua pedang nya.

"Jaga adikmu saja, Tanjiro. Biar aku dan Uzui-san yang akan melawan iblis wanita di sana" Aku berucap lalu bersiap dengan nicchirinku.

"BERANINYA KAU MEMOTONG KEPALAKU. KAU AKAN MENERIMA AKIBATNYA" Ucap iblis perempuan itu, aneh sekali. Padahal, kepalanya telah terpisah dengan tubuhnya, tetapi dia sama sekali tidak mati? Luar biasa, ini menarik.

Aku berjalan pelan ke depan, ke tempat iblis wanita itu terduduk dengan kepalanya sendiri di kedua telapak tangannya di pangkuannya.

"Hei, padahal aku belum berbuat apa-apa. Aku kan baru datang" Aku berucap dengan nada yang kesal.

"OHH JADI KAU YANG DI CARI 'DIA' HEH! IBLIS SEPERTI KAU SANGAT LEMAH, MAKANYA KAU SANA SEPERTI DIA KAN?!" Apa dia kata, aku lemah. Enak saja, dia yang lemah.

"Hei, jaga bicara mu. Kau yang lemah, lihatlah bahkan kepala mu sudah terpisah dari tubuhmu" Aku membalasnya. Di belakang, Tengen menepuk jidatnya melihat kami berdua bertengkar.

"BERANINYA KAU BILANG AKU LEMAH?! AKU INI IBLIS BULAN ATAS ENAM" Astaga, suaranya mampu membuat gendang telinga orang normal akan segera pecah dan menjadi tuli, aku yakin itu.

"Lalu, mengapa aku bisa memenggal kepala mu dengan mudah? Kau terlalu lemah. Apa otakmu itu mengalami gangguan?" Astaga, Tengen malah semakin memanaskan suasana, ahahaha ini semakin seru. Lagian, iblis wanita ini suka sekali berteriak marah.

Baik, mari kita lewatkan aksi saling merendah kan ini. Jika di tulis disini, ini akan sangat panjang. Maafkan aku para pembaca, karena beliau tangannya mulai keju, katanya.

Apa?! Ada iblis laki-laki keluar dari tubuhnya. Menjijikkan!!!!! Astaga, ini sungguh menjijikan. Lihat lah, dia keluar dari tubuh wanita iblis itu, rasanya aku mau muntah!.

Baiklah, mohon sekali lagi aku yang akan meminta maaf pada para pembaca mewakili beliau. Maaf sekali lagi, karena adegan ini akan kita lewatkan. Mari kita sampai ke kemenangan para pemburu iblis.

"Hah, akhirnya ini sudah berakhir" Aku berucap seraya terbatuk-batuk di akhir ucapan ku, darah keluar deras dari mulut ku. Kondisi ku kali ini sama mengenaskan nya dengan Tengen.

Kondisi ku kali ini dengan wajah lelah, mulut bersimbah darah, mata kiri yang terluka dan tak dapat melihat kembali. Sedangkan kondisi Tengen, kepalanya di perban, bahkan mata kirinya pun sama mengenaskannya dengan ku, dan tangan nya pun sudah terpotong.

Oh ya, aku juga sudah di obati Nezuko dengan api nya yang menakjubkan. Awalnya Tengen lah yang pertama, para istri-istri nya ketakutan, namun setelah tau ini bukan untuk membakar giliran ku.

Tiba-tiba, Obanai datang dengan Kaburamaru yang senantiasa bersamanya kemana-mana, sama seperti Si Hitam. Kaburamaru adalah nama dari seekor ular putih yang selalu bersama Obanai, mata Kaburamaru terlihat sangat tajam, sama seperti pemiliknya.

"Kudoo-sama, izinkan saya membantu anda" Ucap seorang kakushi yang melihat ku mencoba untuk berdiri kembali, aku menoleh kearahnya.

"Tidak usah, kakushi-san. Aku bisa sendiri, lagi pula aku juga punya seseorang dirumah yang bisa membantuku" Aku tersenyum lalu menggeleng kan kepala ku sopan. Kakushi itu pun terdiam lalu mengangguk pelan, dia izin untuk meninggalkan ku untuk membantu yang lain.

Kwak
Kwak
Astaga, lihatlah. Si Hitam menangis di atas bahu ku, ini sungguh sesuatu yang baru, jika aku memiliki kamera disini, aku akan memotret nya.

"Hei sudahlah, Si Hitam. Aku tak apa, meski aku akan sedikit susah untuk melihat. Setidaknya, aku di berikan kesempatan untuk masih tetap hidup dan bersama mu oleh Kami-sama" Aku mengusap air mata gagak ini, lihat lah mukanya sangat menggemaskan...sedikit mengabaikan tentang fakta bahwa gagak hitam ini memiliki kekuatan besar.

Aku berjalan dengan di bantu wanita pelayan yang ada di kediaman ku, Si Hitam lah yang memanggil kannya untukku. Sepanjang jalan, wanita itu mengomeli ku.

"Astaga Kudoo-sama, anda bersimbah darah. Bahkan, mata kiri anda pun terluka sangat amat parah. Bagaimana anda tidak mau di tolong kakushi?!" Astaga, sudah ku duga, seorang wanita sangat amat cerewet.

"Sudahlah, aku tak apa. Lagi pula, apakah kau lupa aku ini iblis? Aku memiliki fisik yang berbeda dari manusia, aku bisa beregenerasi. Tenang saja dan diam lah, aku sedang kelelahan" Ucap ku. Memang benar, aku sedang sangat kelelahan. Pertempuran ini benar-benar membuat ku rasanya seperti nyawaku akan di ambil.

"Astaga Kudoo-sama, jika anda bisa beregenerasi, lantas sekarang pun masih belum pulih. Anda seharusnya bersama para kakushi untuk di mintakan pertolongan pertama dengan cepat dan cekatan. Tapi yang terjadi adalah Si Hitam mendatangi aku yang sedang memasak agar Kudoo-sama ketika pulang senang karena ada banyak makanan di rumah. Tetapi, keadaan sekarang jauh berbeda dari yang aku harapkan.  Lagi pula aku sudah meminta Si Hitam untuk memanggil Kocho-sama" Ucapnya panjang lebar, astaga, rasanya kepalaku mau pecah.

KNY X MALE OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang