Aku menikmati mandi ku dengan sangat tenang kali ini, air bak penuh dengan bunga-bunga yang dapat membuat ku menjadi wangi. Hari ini, aku tidak ada misi, jadi aku bisa sedikit bersantai di dalam rumahku.
Si Hitam? Entah lah dia kemana, mungkin mencari seorang betina. Aku memberitahukan kepadanya untuk pergi sesuka dirinya, tetapi dia harus pulang kembali saat aku memanggilnya.
Beranjak dari bak mandi, membuat air tumpah disertai dengan bunga-bunga itu. Aku mengenakan handuk di pinggang, berjalan menuju kamar pribadi ku. Pelayan wanita itu sedang memasak, dia terlalu fokus, jadi tentunya dia tak sempat melihat ku. Lagi pula, dia pun tidak berani melihat ku seperti ini.
Aku mengenakan hakama santai dengan haori yang selalu ku gunakan. Haori itu berwarna hitam, dengan beberapa warna mencolok dari beberapa sisinya.
Saat telah selesai mengenakan haori, aku pergi mengambil buku turun-temurun itu. Di sana, tidak hanya ada teknik bertarung, namun di sana juga ada beberapa teknik bercinta. Aku di peringat kan untuk membuka bab itu saat usia ku telah mencapai delapan belas tahun, sekitar beberapa bulan lagi nampaknya. Aku duduk di sebuah tatami zabuton dengan sangat nyaman.
Kwak
Kwak
Kwak
Jelas sekali, ini pasti Si Hitam. Cepat sekali gagak ini pulang, sangat aneh bukan. Dia hinggap di meja itu lalu menatap sekitar lalu menatap orang yang akan di tuju nya.Si Hitam menyampaikan sebuah surat untuk seluruh para Hashira berkumpul di rumah milik Oyakata-sama. Aku bergegas mengenakan pakaian resmi pemburu iblis ku dengan rapi, lengkap dengan katana dan haori.
Aku mulai berlari dengan kencang dari rumah menuju markas. Saat sampai, di sana sudah berkumpul, bahkan, Iguro pun sudah berada di atas pohon, tempat kesukaannya mungkin.
Tetapi, hanya ada beberapa hashira yang bahkan tidak ada di sini, dan jumlah nya bisa dihitung dengan jari. Yang tak ada ialah Shinobu, Tomioka, dan Shinazugawa aku menunggu seraya berbincang-bincang dengan beberapa Hashira lain tentang pengalaman mereka saat melihat Oni pertama kali.
Oh ya, ada seorang hashira yang tidak terlalu menyukai ku. Namanya, Shinazugawa Sanemi, seorang hashira yang menyukai Kanae dan dia adalah seorang Hashira Angin. Dia tak menyukai ku karena, yang pertama adalah tentunya karena aku adalah seorang Oni, dan yang ke dua karena aku sangat dekat dengan Kanae.
Padahal, aku menganggap Kanae sebagai kakak perempuan ku, mengingat aku di kehidupan sebelumnya maupun sekarang adalah seorang anak tunggal. Begitu juga dengan Kanae, dia menganggap ku sebagai adik laki-laki nya.
Perhatian kami semua teralihkan, digantikan dengan dua orang kakushi yang membawa seorang bocah laki-laki yang usia nya sedikit muda dari ku. Tak hanya membawa bocah itu, para kakushi juga membawa sebuah kotak yang tidak di ketahui isinya.
"Bangun"
"Hei, ayo bangun lah"
"Cepatlah sialan"
"AYOLAH"
"Bangun...hei"
"Dia mulai bangun"
Ucap para kakushi bergantian, entah mengapa salah satu kakushi ini membuat ku kesal, berbicara pada seorang bocah dengan kata yang sangat kasar.Bocah itu membuka matanya, tersentak. Ia bangun dari pingsannya, dengan sebuah tekanan yang dapat terlihat dari wajahnya saja.
"Para Hashira telah tiba" Ucap seorang kakushi mengingat kan bocah laki-laki di depannya. Bocah itu pastilah sedang bertanya-tanya dan menggerutu di dalam pikiran nya. Dia mulai melihat ke sana-kemari, bingung dimanakah dia berada sekarang, mungkin itu yang di maksudkan nya.
*Kata Oni akan di ubah menjadi iblis mulai dari sini
"Kamado Tanjiro-kun, ini adalah markas pusat pemburu iblis, kamu sedang dalam persidangan sekarang" Ucap Shinobu, dia kembali tersebut. Meskipun perkataannya mampu membuat bocah laki-laki yang memiliki nama Kamado Tanjiro itu kebingungan.
"Melindungi iblis adalah pelanggaran kode etik pemburu iblis, meskipun ada setengah iblis yang menjadi Hashira disini..Tetapi untuk yang ini, kita bisa menyelesaikannya dengan cara memutilasi setiap iblis, jadi tidak perlu ada pengadilan lagi disini" Hashira Api, Rengoku Kyojuro.
"Kalau begitu, biarkan aku memenggal kepalanya dengan elok. Akan ku tunjukkan bahwa aku bisa menumpahkan darah lebih indah dari siapapun. Ini akan menjadi keelokan dari keelokan itu sendiri" Hashira Suara, Uzui Tengen.
Wanita dengan rambut berwarna merah muda dengan campuran hijau itu termangu. Hashira Cinta, Kanroji Mitsuri
"Ah...berapa hina nya anak laki-laki ini, sangat menyedihkan. Ini sangat menyedihkan karena dia telah terlahir di dunia ini" Hashira Batu, Himejima Gyomei. Dia menangis lagi.
Hashira Kabut, Tokito Muichiro. Hashira itu melihat ke atas langit, entah apa yang dia pikirkan.
"Apakah dia akan sama dengan ku? Iblis perempuan itu, apakah dia akan berguna di sini, atau kah dia lah yang menjadi sumber masalah?" Hashira Kegelapan, Kudoo Keitaro. Ya, itu aku, meskipun aku memiliki banyak teknik dan jurus, entah mengapa aku di panggil dengan sebutan Hashira Kegelapan.
"Ayo, bunuh dia" Ucap Himejima
"Ya, dengan elok" Si Uzui ini semakin memanaskan suasana, huh dasar.Sekali lagi, Tanjiro melihat kesana-kemari. Mungkin, dia sedang mencari anak perempuan itu. Namun, malang sekali, seseorang di atas pohon telah melakukan teknik nya dari jauh yang membuat anak itu lumpuh sementara.
"Lebih penting lagi, apa yang akan kita lakukan pada Tomioka?" Hashira Ular, Iguro Obanai.
"Aku pusing melihat dia tidak terikat disitu" Ucapnya seraya menunjuk ke bawah, ke arah Tanjiro.
"Menurut Kocho, Tomioka juga melanggar kode etik pemburu iblis. Bagaimana kita menangani dia? Bagaimana kita dapat membuat dia bertanggung jawab? Bagaimana cara kita membuat dia menderita?" Pertanyaan demi pertanyaan di timbulkan oleh Iguro, aku tak berkutik. Terlalu kasihan melihat wajah yang malang dari anak ini.
Sedangkan, Tomioka sedang berdiri tak jauh dari kami. Dia diam, pandangannya lurus ke depan. Oh ya, usia ku semakin bertambah. Aku sudah memasuki usia dua puluh satu tahun.
"Yang lebih penting, mari kita dengarkan cerita bocah ini. Ya, tidak apa-apa, bukan? Dia mengikuti ku tanpa memberontak. Kita pikirkan hukumannya nanti saja" Hashira Serangga, Kocho Shinobu.
Nampaknya bocah ini ingin berbicara, namun dia kembali tersentak karena...entah lah. Tetapi, dengan baik hati Shinobu memberikan segelas air padanya.
"Dia harus minum air, dagu mu terluka, jadi pelan-pelan saja minumnya" Shinobu mengeluarkan kendi kecil dari dalam saku nya.
Tanjiro mengeluarkan sebuah pernyataan tentang adik nya, beberapa hashira tidak percaya dan yakin anak ini terlalu larut dalam kesedihan ketika adiknya berubah menjadi iblis. Hingga, Kanroji angkat suara.
"Um...aku punya pertanyaan"
"Apa boleh kita menangani ini semua sendiri?"
"Kita harus menunggu sampai beliau tiba" Ucapan Kanroji membuat kami semua terdiam, termasuk aku. Sedari tadi aku hanya menyimak saja, tak ingin ikut campur sebelum Oyakata-sama datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
KNY X MALE OC
FanfictionHalo, ini adalah karya pertama dari Agaras. Jangan lupa untuk di vote jika kalian menyukai dan meninggalkan komentar di beberapa bab sebagai respon atau pendapat kalian tentang book ini. selamat membaca, readers! -Sagara