Klang
Swush
Klang
Suara pedang dan rantai beradu, kami masih melawan iblis bulan atas yang memiliki enam mata itu, menjijikan.Iblis itu nampak sangat tenang, tetapi aku yakin, pasti di dalam hatinya dia pun tidak juga menganggap remeh kami. Dia sangat-sangat kuat, sepertinya dia iblis bulan atas pertama.
"Semua yang sudah hancur, akan kembali beregenerasi, kau pasti juga sudah tau itu kan, Kudoo Keitaro si pengkhianat" Astaga, setan ini mengetahui nama ku. Aku bahkan tak mengenali namanya.
"Dan kau, manusia yang menyedihkan" Ucap nya menunjuk Gyomei yang wajahnya terkena goresan panjang.
Gyomei nampak marah, bersemangat, entah lah. Tetapi dia memunculkan tandanya, ASTAGA HEBAT, aku kapan.. Tandanya seperti retakan tanah atau seperti akar tumbuhan yang bercabang.
"Begitu, jadi kau juga memiliki tanda itu. Menyedihkan" Iblis itu kembali berucap.
"Heh, menyedihkan? Pikir saja, itu sangat keren, tau" Ucap ku berkomentar, aku masih sesuai dengan kuda-kuda ku.
"Kalau dilihat-lihat usia mu dua puluh tujuh tahun kan" Di menatap Gyomei, lalu beralih pada ku.
"Lalu si pengkhianat ini, tentunya usianya sudah dua puluh dua tahun. Aku masih ingat betul, aku menyaksikan mu lewat mata-mata yang ku kirim, bocah" Aku sudah legal, tetapi tetap saja di panggil bocah.
"Lalu, kenapa" Gyomei angkat bicara.
"Aku turut berduka cita, semua yang memiliki tanda itu akan mati saat umur mereka mencapai dua puluh lima tahun" Ia berlagak sombong di depan kami, aku geram.
Dia kembali berbicara soal tanda itu, lalu membujukku untuk tunduk kepada Muzan. Aku tak tau jalan pikir orang ini, gak jelas.
"CUKUP, KAU SUDAH MENGHINA KAMI" Aku berucap karena sudah cukup muak dengan basa basi ini.
Nicchirin kembali beradu, aku dan Gyomei mati-matian menahan serangan maupun menyerang, nampaknya Muichiro sudah lepas dari nicchirin yang menusuk dada nya. Tetapi, aku berpikir bahwa dia sedang menolong Genya.
"Wah, wah, latihan hashira berguna juga. Mari kita kalahkan Himejima-san, Kudoo-san" Tumben sekali Shinazugawa memanggilku dengan penuh semangat, biasanya dia akan menatap sinis padaku.
"Ya! Mari lakukan" Ucapku, Gyomei menganggukkan kepalanya. Kami semakin bersemangat membunuhnya.
Nicchirin kembali beradu, aku sedikit kewalahan. Karena iblis ini sangat cepat, huh pantas saja dia menduduki posisi pertama. Dia sangat cepat, tangkas, namun tenang. Oh ya, apakah dia dulunya seorang pemburu iblis juga? Dia memiliki fisik yang seperti itu.
"Aku harus bergerak lebih cepat dan lincah, aku harus membangkitkan tanda itu juga" Batin ku, wajahku sudah di penuhi luka dan darah.
Srak
Aku berhasil memotong salah satu telinga iblis ini. Namun, tentunya ini belum selesai, kepalanya bahkan belum terpenggal."SERANG TERUS"
"INI MASIH BELUM SELESAI" Sanemi berteriak."INCAR LEHERNYA" Aku pun kembali berseru, ini semakin rumit. Gyomei maju lebih dulu, dia berlari. Namun, dia dulu lah yang diserang. Sekujur tubuhnya penuh dengan luka goresan.
Kokushibou, nama iblis bulan atas pertama itu. Dua jari Sanemi terpotong begitu saja, begitupula dengan lengan ku. Namun, kali ini aku bisa beregenerasi, bahkan lebih cepat. Serangan dari nicchirin Kokushibou tercetak dengan jelas di atas lantai itu, terdapat sekitar tiga goresan dalam disana.
Dia kembali menyerang, kali ini serangannya bertambah cepat, seperti cheetah yang sedang ingin mencabik-cabik mangsanya. Kami pun tak tinggal diam, kami terus menerus juga menyerang.
Srak
Kaki ku, kaki ku terkena serangan. Ini semakin sulit dengan Kokushibou yang bertambah cepat dan lincah.Brak
Sanemi terjatuh karena punggungnya terkena serangan cukup dalam. Aku dan Gyomei melihatnya."Shinazugawa!!" Gyomei berteriak, namun di balas gelengan oleh Sanemi. Aku berteriak untuk membuat kobaran api yang hampir padam itu kembali bergelora. Saat itu pula lah, Muichiro muncul dari balik serangan itu, aku melihatnya sedikit.
Kecepatan milik Kokushibou sungguh mengerikan, aku tak bisa menyerangnya. Aku tau dia mampu membaca serangan ku, bahkan terkadang dia mematikan serangan ku sebelum aku menyerangnya. Tiap detik aku ingin mengeluarkan jurus ku, tetapi dia tetap bisa membacanya. INI GILA, INI BENAR-BENAR GILA.
Di saat aku, Sanemi, dan Gyomei mengulur waktu. Muichiro, menembus maju kedalam serangan Kokushibou. Dia berhasil menembus perut Kokushibou dengan nicchirinnya. Di saat Muichiro menusukkan nicchirinnya, aku dan yang lainnya menyerang Kokushibou.
Dor
Suara tembakan menggelegar, aku tau ini Genya pastinya yang menyerang. Peluru-peluru itu terhalangi pedang Kokushibou, namun kembali menyerang tubuh Kokushibou.Berbagai sulur-sulur bermunculan dari atas lantai dan mengerubungi tubuh Kokushibou, bersama dengan Muichiro. Tetapi, dia masih mampu bergerak.
Dia bergerak mengayunkan nicchirin nya kemana-mana. Aku dengan cepat maju untuk memenggal kepalanya. Kembali gagal, lehernya keras sekali.
"ARGHHHH, MATI KAU SIALAN" Aku berteriak, aku sudah lelah. Benar-benar sudah lelah, wajah ku memerah penuh kekesalan. Darah ku seperti menguap, api semangat ku tidak akan pernah mati.
Kami semua menyerang Kokushibou dari segala titik. Berhasil! Kepalanya terpenggal, namun pendarahannya berhenti. Orang ini harus dilumpuhkan.
"SERANG TERUS, LUMPUHKAN DIA" Benar saja, bahkan Gyomei pun tentunya bisa menyadarinya.
"AYO KITA LAKUKAN" Aku ikut berseru, meskipun wajah ini sudah di penuhi goresan-goresan yang dalam.
"AKAN KU POTONG TUBUHMU SAMPAI BERKEPING-KEPING, TAK BERSISA, SIALAN!!" Ya, yang kali ini adalah Sanemi.
Iblis ini berubah ke wujud aslinya, mengerikan sekaligus menjijikkan. Apa-apaan dengan mulutnya yang seperti laba-laba, ewh. KEPALANYA KEMBALI TUMBUH.
BERHASIL, kami berhasil. Iblis itu lenyap, aku sangat amat bersyukur. Hanya tersisa haori yang dia kenakan saja, dan sebuah seruling bambu. Aku tak menyangka, iblis seperti dirinya menyimpan hal yang seperti itu, nampaknya itu adalah kenangan dari seseorang.
"SHINAZUGAWA-SAN, CUKUP. KITA SUDAH MENANG" Ucap ku menahan tubuh Sanemi yang berlari dan ingin mengayunkan nicchirin nya. Nampak nya ia tak sadar saat melakukannya.
"K-kakak, syukurlah kau masih hidup" Ucap Genya lirih yang melihat kakaknya tergeletak di depannya dengan mata yang terpejam, dia hanya pingsan.
Aku segera berlari menuju tempat Muichiro, aku tak sanggup melihatnya. Dari tubuhnya, hanya tersisa pinggang sampai ujung kepala, sisanya entah kemana. Dia, telah gugur dengan terhormat dalam pertarungan.
"Muichiro, berkat kau dan Genya. Kita semua meraih kemenangan, aku sangat berterimakasih padamu" Ucap Gyomei yang duduk di samping tubuh Muichiro, aku menahan tangisan ku.
Dia sudah ku anggap seperti adikku sendiri, selain Shinobu. Kini, aku tidak memiliki mereka semua. Aku menutup mata Muichiro dengan tangan ku. Meskipun dia masih muda, tetapi semangatnya dalam pertempuran hingga akhir hayat nya sangat luar biasa.
"Beristirahatlah dengan tenang di sana, Muichiro. Sampaikan pesan ku pada Shinobu juga, bahwa aku akan selalu menganggap kalian ada di sisi ku" Ucap ku, tangisan ku kini tak bisa tertahankan. Air mata ku mengalir, begitu juga dengan air mata Gyomei.

KAMU SEDANG MEMBACA
KNY X MALE OC
FanfictionHalo, ini adalah karya pertama dari Agaras. Jangan lupa untuk di vote jika kalian menyukai dan meninggalkan komentar di beberapa bab sebagai respon atau pendapat kalian tentang book ini. selamat membaca, readers! -Sagara