Hasil pertemuan hashira itu telah ku mengerti, kami di minta untuk memunculkan tanda itu. Tetapi, yang aku khawatirkan adalah, apakah seorang setengah iblis seperti ku bisa memunculkan tanda yang sama, atau bukannya membantu tetapi nantinya malah aku akan mencoba membunuh mereka.
Sring
Sring
Prang!
Suara katana beradu, lalu terjatuh. Hari ini aku melatih mereka, astaga aku harus bersabar kalau begini. Dari tadi pedang mereka terjatuh, kualitas pemburu iblis yang masih muda ini sangat buruk. Mungkin terkecuali tiga bocah itu."Ohayo, Kudoo-san. Mohon bantuannya untuk hari ini" Salah seorang bocah laki-laki dengan semangatnya yang membara menuju ke arah kediaman ku.
"Ohayo Mou. Kamado, Hashibira, Agatsuma. Mohon bantuannya juga untuk hari ini" Aku tersenyum membalas sapaan salah seorang dari ketiga bocah itu.
"Dan, Ohayo juga untuk?? Em..." Astaga, aku lupa mengenalkan pelayan ku, dia tepat sedang menyapu halaman depan.
"Eh, saya? Perkenalkan nama saya Uta Nakahara, saya pelayan satu-satunya di sini" Ucap wanita pelayan yang dimaksud Tanjiro. Aku lupa mengenalkannya pada Readers dan Tanjiro, maafkan aku, semuanya.
"Hai', mohon bantuannya juga, Nakahara-san" Uta mengangguk, aku mempersilahkan mereka memasuki rumah ku. Beberapa perabotan rumah telah di masukkan ke dalam sebuah ruangan yang kosong. Beberapa pemburu iblis yang masih muda lainnya sedang duduk dengan wajah kelelahan.
"Baiklah, silahkan kalian ambil katana yang ada di sana, lalu potong patung yang sudah ku buat. Patung itu sangat sulit di hancurkan, aku menggunakan trik rahasia, jadi bersemangat lah untuk sekali lagi" Ucap ku, aku duduk di tepi teras lalu meminta Uta mengambilkan aku teh, sekali lagi.
Byur
Prang
Blurpp
Suara-suara seperti itu terus berulang-ulang, aku menghabiskan teh ku. Lalu, aku menghampiri air terjun yang biasanya ku kunjungi. Di sana sangat sepi, namun tidak untuk beberapa minggu ini. Air terjun ini ramai dengan para pemburu iblis muda, benar, aku melatih mereka disini.Kaki mereka di rantai dengan alat pemberat, lalu mereka akan berlatih satu sama lainnya. Tentunya, disana ada tahapnya. Tahap pertama adalah duduk di bawah derasnya air terjun, lalu yang kedua adalah membawa batu yang kurang lebih beratnya sekitar enam puluh kilogram. Dan yang ketiga dan terakhir adalah, bertarung satu sama lain dengan kaki yang di beri pemberat, oh ya, di kedua kaki mereka.
"HEI! JANGAN SAMPAI ADA YANG PINGSAN ATAU TENGGELAM YA, NANTI AKU AKAN REPOT! JIKA ITU TERJADI, SETELAH BANGUN KALIAN AKAN KU BERIKAN PELATIHAN TAMBAHAN YANG LEBIH MENGERIKAN DARI PADA INI" Setelah mendengar teriakan tegas ku, mereka langsung bergedik ngeri mendengarnya.
Karena cukup lelah berdiri, aku berjongkok di tepi air terjun, masih menatap para pemburu iblis muda yang jumlah nya masih bisa dihitung jari. Ada beberapa yang nampaknya hampir mencapai batas, lalu dia pasti akan pingsan. Sebetulnya, aku tak sekejam itu untuk memberikan pelatihan tambahan, itu hanya untuk menakut-nakuti mereka saja, mental mereka pasti bergejolak. Aku akan meloloskan mereka jika mereka benar-benar pingsan, tetapi bagi yang bertahan juga tetap akan ku loloskan.
"Kudoo-san, kami sudah selesai!" Teriakan seseorang membuatmu menolehkan kepalaku, astaga, benar saja ketiga bocah itu. Aku berdiri lalu menjelaskan, dan mempersilahkan mereka untuk melewati tahap satu dari latihan kedua ini.
Latihan demi latihan sudah terselesaikan di kediaman ku. Saat ini, jumlah para pemburu iblis muda sudah sekitar sepasang saja. Akhirnya karena aku terlalu gemas karena hanya mereka berdua, akhirnya aku meloloskan mereka. Aku yakin, awalnya dari seluruh pemburu iblis itu pastinya takut padaku setelah mendengar bahwa aku ini seorang iblis dengan kesadaran manusia. Belum lagi, mata ku yang buta sebelah dengan goresan disana, semakin seram bukan??
"Ah~ firasat buruk kembali datang lagi, bangsat lah" Eh, sebentar. Kata-kata itu, semoga tak ada yang mendengarnya. Nampaknya aku memiliki dua kepribadian, tapi itu sangat tak mungkin. Mohon para Readers, abaikan kata kasar ku tadi, ku mohon sangat.
"PANGGILAN DARURAT"
"PANGGILAN DARURAT"
"SERANGAN DI RUMAH UBUYASHIKI"
"SERANGAN DI RUMAH UBUYASHIKI"
Gagak milik Oyakata-sama tiba-tiba saja melintas dan mengagetkanku. Aku membelalakkan mataku lalu dengan secepat mungkin berlari menuju rumah Oyakata-sama. Firasat buruk itu ternyata, benar."Cepat! Cepat! Jangan hilangkan pikiran ini. Aku harus cepat sebelum terlambat" Isi pikiran ku kini penuh dengan kegelisahan dan sebuah kata 'cepat' untuk memberikan sinyal pada sel otakku untuk segera mempercepat langkah ku, aku ini iblis, jadi lebih bertenaga.
BAM
BRAK
ASTAGA, LEDAKAN. Aku seketika menghentikan langkah ku, aku terdiam dengan mata terbelalak. Harapanku untuk menyelamatkan keluarga Ubuyashiki padam begitu saja, setelah mengetahui rumah kediaman beliau telah meledak lalu hancur.Tiba-tiba, aku tersadar. Lalu, aku bergegas berlari secepat mungkin untuk segera bisa pergi ke kediaman Ubuyashiki. Aku jadi teringat masa lalu ku....BANGSAT! Jangan berpikir tentang masa lalu saat-saat genting seperti ini.
Bodo amat dengan Readers yang melihat aku berkata-kata dengan bahasa yang kasar ini, aku yakin kalian juga pernah mengalami ini. Saat-saat terkejut, genting, amarah, kesedihan yang mendalam, semua sudah ku alami, bahkan kematian sekalipun.
Saat sudah sampai di kediaman Ubuyashiki, aku melihat seorang wanita yang ku kenal. Tamayo, aku pernah bertemu dengannya, rumahnya sangat-sangat berbeda bahkan hanya beberapa orang saja yang mampu menemukan rumahnya.
Lihatlah, wanita itu sedang menusukkan tangannya ke dalam perut Muzan, banyak sekali duri-duri yang menancap di tubuh Muzan. Apakah itu jurus iblisnya, apakah aku memiliki jurus iblis juga?
Di pakaianku, telah terpasang dengan kertas-kertas dengan simbol seperti mata. Kertas-kertas itu juga termasuk salah satu jenis teknik darah iblis, namanya adalah Jurus Kabut Asap Iblis. Disebelah ku, ada Gyomei, dia bahkan sudah menangis, dan bersiap dengan senjatanya. Kami sudah bersiap dengan senjata kami, hashira lain belum datang, mungkin karena kediaman mereka sangat jauh dari sini.
"HIMEJIMA-SAN, KUDOO-SAN. TOLONG LAKUKAN!!!" Tamayo berteriak. Aku dan Gyomei melangkah dengan cepat setelah senjata kami keluarkan, kami berada tepat di belakang Muzan. Gyomei lah yang menyerang duluan.
"NAMU AMIDA BUTSU" Ucapan doa yang selalu Gyomei lontarkan, dia melemparkan bola besi bergerigi yang besarnya melebihi kepala manusia itu pada Muzan, lebih tepatnya pada wajahnya. Sedangkan aku, menyerang setelahnya, aku menyerang tepat di bagian lehernya.
Sulur-sulur rantai duri, Muzan keluarkan. Tamayo masih dengan tangannya yang berada di dalam perut Muzan. Nampaknya seperti ada cairan yang ia masukkan kedalamnya, yang tentunya membantu pula.
_________________________________________
!WARN!
Beberapa episode setelah ini (tak semua) berisi adegan pertarungan maupun adanya kematian, harap bagi para Readers menyiapkan diri. Dan harap jangan bosan, karena pastinya akan saya buat lebih dramatis dan ada adegan terlarang di akhir book ini (?) Terimakasih.

KAMU SEDANG MEMBACA
KNY X MALE OC
FanficHalo, ini adalah karya pertama dari Agaras. Jangan lupa untuk di vote jika kalian menyukai dan meninggalkan komentar di beberapa bab sebagai respon atau pendapat kalian tentang book ini. selamat membaca, readers! -Sagara