Part 10 ✔️

3K 105 0
                                    

🌷🌷🌷

Pagi ini Jihan mendapat jadwal untuk mengajar di kelas putri, jadwal kuliahnya masih Minggu depan, karena tak tau harus melakukan apa. Akhirnya Jihan menerima tawaran Zoya untuk ikut mengajar santri.

Sebanarnya dia belum siap karena gosip tentang dirinya yang menjadi istri kedua sudah tersebar luas.

"Assalamualaikum selamat pagi semua nya." Sapa Jihan saat memasuki kelas santri putri. Mereka semua menatap Jihan.

"Waalaikumsalam Ning." Ucap mereka.

"Baiklah. Saya Jihan, saya disini mengajar materi tentang tasawuf menggantikan ustadzah Putri yang cuti melahirkan, tapi sebelum pelajaran berlangsung saya ingin lebih dulu kalian memperkenalkan diri satu persatu. Di urut dari absen ya." Ucapnya dengan nada lembut namun tegas, terlihat beberapa santri menatapnya dengan takut, Jihan menatap mereka yang masih diam, dia masih ingat betul di kelas ini ada beberapa santri yang menggosipkan dirinya waktu acara haflah kemarin.

Jihan tersenyum menetap mereka lalu mulai mengabsen satu persatu santri. Setelah selesai Jihan mulai masuk dalam materi yang disampaikan.
"Sudah jelas ?? Apa ada yang perlu ditanyakan ?." Tanya nya.

"Tidak ada ning." ucap salah satu santri membuat Jihan mengangguk.

"Baiklah jika tidak ada. Catat materi di depan dan kerjakan tugas kalian hal 4. Dikumpulkan paling lambat nanti malam sehabis sholat Isyak." Ucap juga. Terdengar suara riuh dari para santri karena tugas mendadak itu. Namun mereka sepertinya tak berani menolak.

Jihan berusaha menahan tawanya, sebenarnya dia tak berniat untuk memberikan tugas dengan jangka singkat tapi mengingat par santri yang terang terangan menggosipkan dirinya membuat Jihan ingin balas dendam sedikit saja.

" Baiklah jika tidak ada lagi... Saya akhiri wass..."

"Afwan Ning. Tugasnya di taruh di lembar folio ?." Tanyanya.

"Iya. Tulisannya harus rapi, tanpa tip ex. Baiklah jika tidak ada pertanyaan lagi saya akhir yaa. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

"Syukron Ning. Waalaikumsalm salam warahmatullahi wabarakatuh."

Jihan membereskan beberapa bukunya lalu keluar, setelah itu beberapa santri berkerumun.
"Gimana nih, waktunya mepet." Ucapnya.

"Dhis. Kenapa tadi gak minta kelonggaran sih." Ucapnya.

"Takut, aku dengar dengar Ning Jihan lebih galak dari Ning Zoya." Ucap Gendhis.

"Aduh gimana yaa. Ya udah lah kita kerjakan aja ayo. Mepet ini." Ucap Kiki. Diangguki oleh mereka semua. Siang itu tak ada yang beranjak dari kelas, mereka lebih memilih untuk mengerjakan tugas di kelas.

~>>>~

Selesai mengajar Jihan pergi menuju kantor para pengurus pesantren, sebenarnya dia ingin sekali langsung pulang ke dhalem dan istirahat tapi mengingat peraturan dan jam mengajarnya masih beberapa jam lagi membuat Jihan harus profesional.

"Assalamualaikum." Ucao Jihan saat memasuki ruang istirahat pengurus. Beberapa dari mereka langsung menjawab salam dari Jihan. Namun ada juga yang masih sibuk dengan lembar lembar kerja di meja.

"Waalaikumsalam Ning. Baru selesai mengajar Ning ?" Tanya ustadzah gia. Ustadzah yang bertugas di bagian keamanan pondok putri. Jihan mengangguk lalu duduk di samping meja kerja ustadzah yumi.

"Iya barusan dari kelas Aliyah B." Jawabnya.

"Bagaimana Ning, senang mengajar ? Atau ada santri putri yang bandel Ning." Tanya ustadzah yumi membuat Jihan tertawa.

Terjebak Cinta Gus HafizTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang