Part 34 Syukuran✔️

2.3K 87 0
                                    

Keesokan harinya hafiz ditemani Cakra untuk membeli satu ekor sapi sesuai dengan keinginan Jihan semalam tapi sebelum berangkat hafiz menemui abi nya untuk mengatakan keinginannya. Sebanarnya hafiz sedikit jengkel dengan acara ngidam istri keduanya itu namun daripada tidak dituruti dan berakhir marah hafiz memutuskan untuk memenuhinya sekaligus mengadakan acara selamatan yang di hadiri keluarga dan juga para santri.

"Hahhaa..... Ada ada saja ya ngidamnya Jihan bi." Ucapnya. Saat ini hafiz di rumah dhalem sedang menceritakan keluh kesahnya pada sang Uma namun yang ada bukannya kasihan tapi menertawakan hafiz.

"Umaa." Ucap abis gemas. Hafiz menatap kedua orang tuanya sedikit jengkel karena menertawakan dirinya.

"Mau gimana lagi bi.... Kalau tidak di turuti pasti Jihan marah lagi sama hafiz." Ucapnya pasrah.

"Gpp... lagian kabar kehamilan Jihan juga sudah tersebar luas. Sekalian saja mengadakan tasyakuran. Sama seperti Zoya dulu.. dan Abi minta juga kamu harus lebih menjaga perasaan mereka berdua fiz." Ucapnya.

Hafiz mengangguk pasrah.

"Itu sebabnya hafiz datang. Mau meminta izin, dan ternyata Abi memberi saran sama seperti yang hafiz rencanakan."

"Abis izinkan."

"Terimakasih bi... Kalau begitu hafiz dan Cakra pergi dulu mau beli sapi.  Assalamualaikum." Ucapnya.

"Hati hati ya nak. Waalaikumsalam."
.
.
.
Sementara di tempat lain, Jihan begitu bosan sendiri dirumah yang tidak terlalu besar itu. Hamil muda membuatnya gampang capek, mual dan pusing apalagi di pagi hari membuatnya begitu lemas.

"Kuliah enak nih kayaknya biar gak terlalu pusing dirumah. Lagian disini juga gak ada teman. " Ucapnya sendiri sambil mengelus perutnya yang sudah nampak membuncit.

"Sehat sehat ya nak.. besok ikut Uma kuliah tapi jangan rewel yaa. Nanti kita ijin baba." Ucapnya.

"Assalamualaikum..... Kamu boleh kuliah. Tapi dengan syarat tidak boleh capek, pulang pergi sama saya, dan cuti saat usia kandungan sudah 6 bulan. Saya gak mau ambil resiko." Ucapnya.

"Waalaikumsalam. Banyak banget syaratnya " ucapnya jengkel.

"Mau tidak mau itu keputusan saya. Oiya, masak rendangnya harus saya ??." Tanyanya langsung mengalihkan Jihan pada suaminya.

"Hemmm. Iya tapi boleh kok di bantu, Jihan gak mau ya kalau hambar rasanya." Ucapnya membuat hafiz tergelak pelan. Istrinya itu seolah tau dia tidak bisa memasak.

"Itu sebabnya saya kesini. Saya sudah beli sapi buat tak masak rendang. Sekalian mau ngadain selamatan atas kehamilan kamu." Ucapnya.

"Serius mas ??!." Ucapnya tak percaya. Hafiz mengangguk sedangkan Jihan langsung memeluk hafiz erat.

"Makasih mas.... Maaf merepotkan mas."

"Gpp. Sudah tanggung saya. Yang penting adek dan ibu sehat." Ucapnya membuat Jihan mengangguk.
.
.
.
Menjalang malam. Persiapan acara untuk besok sudah hampir selesai, hafiz meminta bantuan para santri putra dan jga ustad untuk membantu persiapan.

Di tengah sibuknya para santri, perhatian mereka seketika teralihkan dengan kedatangan keluarga Jihan, dan lama kemudian datang Ning mereka dengan berlari. Tentu saja diikuti hafiz yang juga menatap wanita itu dengan khawatir.

Untung saja wanita hamil itu berlari dengan benar, jika tidak hafiz akan sangat bersalah. Jihan langsung berhamoir memeluk sang Uma. Sudah lama rasa rindu diantara keduanya. Namun baru bisa terwujud sekarang.

"Ya Allah nak Umi kangen. Umi seneng banget dapat kabar bahagia ini." Ucapnya.

"Alhamdulillah Umi. Akhirnya...." Uconya.

Terjebak Cinta Gus HafizTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang