Part 15 ☑️

2.7K 99 0
                                    

🌷🌷🌷

Hari ini umi Tika dan Abah akan kembali ke Surabaya setelah seminggu mereka menginap. Sebenarnya Jihan menginginkan kedua orang tuanya lebih lama tinggal disini namun Abah yang memang memiliki bisnis di Surabaya juga tidak ditinggalkan terlalu lama.

Hafiz menatap Jihan yang juga diam diam menatapnya. Marahnya Jihan masih berlanjut sampai pagi ini gara gara masalah kemarin.

"Umi pulang dulu ya nak. Jaga kesehatan, jangan lupa makan, sering sering telfon umi yaa." Jihan mengangguk sambil menangis di pelukan uminya. Hafiz menatap Jihan, sebagai anak satu satunya memang wajar jika Jihan bersikap manja pada mertuanya itu.

"Nak hafiz. Abah titip Jihan yaa." Ucap Abah Raka pada menantunya, hafiz mengangguk mengiyakan.

"Iya bah. Abah dan umi tenang aja." Ucap hafiz.

"Abah dan umi sering sering main kesini yaa. Zoya seneng kalau kalian sering kesini." Ucap Zoya. umi Tika langsung memeluk Zoya yang sudah dia anggap seperti anaknya sendiri.

Umi Tika tersenyum pada istri pertama hafiz menantunya itu, sekarang dia sedikit lebih tenang membiarkan Jihan menjalani pernikahan ini. Zoya wanita yang baik, selain itu dia juga sangat bersyukur wanita itu bisa menerima anaknya dengan baik bahkan menganggap Jihan sebagai adiknya.

"Insyaallah nak. Kamu juga harus jaga kesehatan, jangan melakukan hal yang berat berat yaa." Ucap umi Tika sambil mengelus perut Zoya yang terlihat membuncit.

"Iya umi Zoya akan selalu ingat pesan umi." Umi Tika tersenyum sambil mengelus kepala Zoya.

Setelah itu Umi dan Abah langsung memasuki mobil, sebelum berangkat Jihan sempat kembali menangis memeluk kedua orang tuanya. Sampai akhirnya mobil itu berjalan dan hilang di balik pagar pondok.

"Sudah jangan nangis lagi, lain kali kita akan mengunjungi Abah dan umi yaaa di Surabaya "ucap Uma. Jihan mengangguk mengerti, hafiz menatap istri keduanya itu.

"Iya Uma." Jawab jihan. Kemudian mereka langsung memasuki rumah.

"Han. Kamu mau langsung kembali kerumah baru ?." Tanya Zoya saat melihat Jihan sudah akan menuju kamarnya. Sedangkan Uma dan Abi langsung menuju pondok untuk mengajar sedangkan hafiz pergi keruang baca.

Jihan mengangguk sebagai jawaban, sebenarnya Jihan sudah ingin pindah sejak kejadian santri yang menggosipkan dirinya pelakor itu namun diurungkan karena Zoya meminta untuk ikut tinggal di dhalem.

2 bulan menikah dengan hafiz, diantara kedua memang hanya perasaan Jihan yang tumbuh. Hafiz ?? Dia masih ragu, walaupun sudah tidak kaku seperti pertama menikah namun pria itu belum pernah mengatakan perasaannya pada jihan.

Tak hanya itu setiap saat Jihan selalu menahan rasa cemburunya Karena menyadari kenyataan bahwa dia hanyalah istri kedua yang tidak harus menuntut perhatian lebih. Apalagi sekarang madunya itu baru saja dinyatakan hamil anak pertama.

Untuk itu Jihan memutuskan setelah acara resepsi untuk tinggal dirumah yang terpisah dan baru terlaksana ketika orang tuanya pulang hari ini, seenggaknya rasa cemburu itu tidak terlalu besar jika tidak satu atap.

"Iya mbak. Jihan ingin tinggal dirumah sendiri, sejak pertama menginjakkan kaki disini tapi waktu itu mas hafiz melarang jihan. Lagian Jihan belum pernah tinggal disana kan." Ucapnya. Zoya mengangguk mengerti.

Terjebak Cinta Gus HafizTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang