Part 25 (Rindu) ☑️

2.8K 150 34
                                    

Sejak kejadian itu, antara hafiz dan Jihan masih saling diam satu sama lain. Seminggu sudah mereka berdua tak saling bertatap secara lebih dekat. Baik Jihan maupun hafiz sama sama saling menghindar jika bertemu dan memilih untuk menyibukkan diri dengan pekerjaan masing masing.

Hafiz yang mengajar sebagai ustadz dan juga dosen yang lumayan menyita waktunya. Sedangkan Jihan wanita itu menyibukkan diri dengan mengerjakan tugas sepulang kuliah di perpus, lalu setelah sampai pondok dia langsung mengajar, itu semua dia lakukan demi menghindari hafiz suaminya.

Seperti sekarang. Setelah mengajar biasanya dia selalu menghindari ruang pengurus itu karena sudah pasti hafis ada di dalam. Tapi ustadz zaka tadi bilang karena Jihan tidak sengaja mendengar jika hafis pulang lebih dulu. Maka dari itu Jihan bisa bernafas lega tidak bertemu suaminya hari ini walaupun dalam hatinya yang paling dalam rasa nya sudah sangat rindu ingin melihatnya.

Namun lagi lagi ego pemenangnya.

"Assalamualaikum. Afwan ustadzah, Ning. Saya mau ketemu ustadzah syanum." Ucap santri bernama Yuli, gadis itu masih di ambang pintu masuk ruang pengurus. Jihan menatap gadis itu sambil mengangguk lalu mempersilahkan masuk.

"Waalaikumsalam. Masuklah." Balas Jihan. Gadis itu mengangguk sopan dan langsung menemui shanum.

"Ada apa yuli ?." Tanya ustadzah syanum.
Gadis itu langsung menangis di hadapan ustadzah syanum membuat seluruh pengurus termasuk Jihan menatap keduanya heran.

"Sini duduk dulu. Ada apa cerita sama ustadzah." Bujuknya. Wanita itu tampak bingung dengan santri nya yang langsung menangis tanpa sebab di hadapannya membuat nya khawatir.

"Saya gak tahan di bully terus ustadzah hikss... Hikss... Saya mau pulang saja hikss...." Ucapnya sambil sesenggukan.

Semua orang yang berada diruangan itu langsung menatap Yuli dan juga ustadzah syanum.

"Siapa yang membully kamu ?." Tanya Jihan, sedari tadi dia cuma menyimak. Tapi sekarang malah jadi penasaran siapa yang tega mem- bully gadis itu. Selama menikah dan tinggal di pondok, baru kali ini dia mendengar kasus pembullyan seperti ini terjadi.

"Yudia Ning. Dia memperlakukan saya seperti seorang pesuruh, saya bukan babu. Tapi saya tidak berani melawan, menolak pun saya tidak bisa karena dia adik dari Ning Zoya.... Saya capek Ning setiap saya tidak mengikuti perintahnya saya akan di kurung di gudang, sehingga saya tidak bis mengikuti kajian ataupun masuk kelas tepat waktu." Ucapnya lagi sambil terus menangis. Semua orang yang ada diruangan itu menatap Yuli tak percaya.

"Saya gak mau begini terus. Saya mau keadilan Ning."  ucapnya.

"Jadi ?? Keterlambatan kamu lusa kemarin waktu kajian saya... Apa juga gara gara Yudia juga ?." Tanya ustadzah Jian. Wanita berpakaian syar'i itu datang menghampiri mereka, dia merupakan sepupu hafiz yang baru saja bergabung mengajar di pondok kyai Ahmad setelah 5 tahun menempuh pendidikan di Turki.

Yuli mengangguk menatap ustadzah Jian takut. Jian menghelah nafas nya dengan kesal, sudah dia duga pasti ada sangkut pautnya dengan gadis bernama Yudia. Karena dia juga menerima laporan dari para santri atas sikap yang semena mena gadis itu lakukan bersama teman temannya.

"Apa cuma Yudia saja ?." Tanya jihan. Gadis itu menggeleng.

"Dia mengajak teman temannya Ning. Teman teman saya tidak ada yang berani melawan dia. Karena dia mengancam kami." jawabnya membuat semua orang yang mengerumuni Yuli menatap gadis itu tidak percaya.

Jihan dan ustadzah syanum saling menatap satu sama lain. Terutama Jian yang sangat tidak menyukai kaum bully.

"Keterlaluan. Ini  masalah serius yang tidak boleh di biarkan." Ucap Jian. Jihan, Syanum, Hanum mengangguk.

Terjebak Cinta Gus HafizTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang