Part 12 ✔️

2.7K 105 1
                                    

🌷🌷🌷

Jam ponselnya sudah menunjukkan angka 22.30 WIB. Namun Jihan masih betah berlama lama di balkon tanpa berniat untuk masuk ke dalam kamarnya.

Jihan masih memikirkan perkataan mertuanya tadi, soal anak. Dia dan hafiz belum membicarakannya karena memang keterbatasan waktu yang ada. Jangan kan berbicara berdua, pria itu saja jarang menanyakan hal kecil tentang nya.

Walaupun terkadang rasa cemburu nya datang kala hafiz lebih perhatian pada zoya. Kerap sekali Jihan melihat hafiz tak perna lupa menanyakan hal sekecil apapun pada wanita itu. Tapi di saat bersamaan pula Jihan sadar, dia hanyalah istri kedua.

Terkadang Jihan berfikir kapan dia bisa mendapatkan perhatian lebih dari suaminya sama seperti zoya, walaupun dia tidak mengatakan apapun tentang Rasa cemburu nya itu, seharusnya hafiz bisa mengerti hal ini.

Hachuuu....

Jihan terkaget sendiri karena suara bersin nya. Udara malam ini sepertinya tidak baik untuk kesehatannya, sehingga membuatnya terserang flu.

Hachuuu..

Lagi lagi dia bersin sampai hidung nya merah karena gatal ingin bersin.

"Heh kenapa tiba tiba terserang flu sih ?." Ucapnya sendiri. Jihan meninggalkan balkon dan mengambil kerudungnya. Dia berniat ke dapur untuk membuat teh hangat. Mungkin saja dengan minuman hangat itu bisa mengurangi flu nya.
.
.
.
Uma Zahra baru pulang dari masjid karena menemani Abi mengurus beberapa hal, namun sesampainya di dhalem wanita paruh baya itu menatap ke arah dapur dengan bingung. Karena jam sudah menunjukkan hampir pukul 11 malam, siapa yang malam malam begini masih di dapur. Pikir Uma.

Hachuuu...

Suara bersin seseorang membuat Uma penasaran dan segera menuju ke arah dapur. Uma menatap orang itu lalu menghampirinya, dan ternyata itu menantunya Jihan.

"Loh Jihan ?." Ucapnya. Jihan yang tidak sadar langsung kaget melihat mertuanya sudah dihadapannya.

"Eh..... uma belum tidur ?." Ucap nya. Uma menggeleng lalu menghampiri menantunya.

"Belum nak, Uma baru pulang dari masjid. Kamu sedang apa ? Ini sudah malam, ini kenapa hidung kamu sampai merah gini. " tanyanya khawatir.

"Mau bikin teh Uma. Jihan sepertinya lagi kenak flu" Ucapnya pelan sambil tersenyum sambil mengucek pelan hidungnya yang mulai memerah.

"Ya Allah. Mau ke dokter saja ? Uma panggil hafiz yaa ?." Tawar Uma khawatir pada nya. Namun gadis itu menggeleng.

"Cuma flu biasa kok Uma. Besok insyaallah sembuh." Ucap Jihan.

"Baiklah. Tapi janji setelah ini jangan begadang ya... Kamu harus istirahat nak. Uma takut kondisi kamu malah drop pas acara resepsi." Jihan mengangguk.

"Hafiz tidur denganmu malam ini ?" Tanya nya tiba tiba membuat Jihan tersenyum canggung lalu menggeleng pelan.

Uma yang mengerti langsung tersenyum pelan dan mengelus bahu menantunya. Hafiz memang sudah menceritakan padanya tentang jadwal tidur mereka. Memang tidak mudah namun dia tau, anaknya itu berusaha adil antara Jihan dan Zoya.

"Seminggu ini giliran nya mbak... Uma." Ucap Jihan.

"Yang sabar yaa nak. Memang tidak mudah tapi Uma yakin kalian pasti bisa melewatinya " Jihan mengangguk.

"Insyaallah Uma." Ucap Jihan pelan tetap dengan senyum manisnya membuat Uma mengelus pelan kepala Jihan.

"Ya sudah. Uma ke kamar yaa. Kalau sudah buat tehnya langsung istirahat yaa nak. Tapi yakin gak mau ke dokter saja ??" gadis itu tetap menggeleng.

Terjebak Cinta Gus HafizTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang