Part 31 (Ngidam)✔️

4K 139 21
                                    

Uma menatap anak nya yang baru saja keluar dari ruang inap Jihan. Wajah pria itu tersenyum senang, sambil memeluk Uma. Wanita paruh baya itu tersenyum pelan melihat hafiz yang begitu senang.

"Uma. Jihan mau bicara saja hafiz." Ucapnya. Uma Kenapa hafiz begitu lucu jika sudah mengadu padanya.

"Alhamdulillah nak. Tapi... Kenapa kamu terburu buru ??." Tanya uma bingung.

"Itu dia, disini dimana ada mangga muda ??." Ucapnya.

"Buat apa ?." Tanya Uma.

"Jihan ingin makan mangga muda Uma." Ucaonya.

Semua orang melongo begitupun Uma. Perkataan hafiz tadi membuat nya bingung. Lain halnya dengan keluarga Nita mereka sudah tau yang sebenarnya namun Jihan sudah melarang mereka untuk memberitahukan hafiz.

"Mungkin saja Jihan hanya menginginkan nya saja Uma. Dekat sini ada toko buah. Ustadz bisa kesana tidak jauh kok dari sini saat keluar rumah sakit ustadz sudah melihat toko nya." Jelas Nita.

"Oh terimakasih yaa.... Saya pergi dulu sebelum Jihan marah lagi pada saya." Ucapnya langsung pergi. Semua orang hanya bisa menatap punggung hafiz yang mulai menjauh.

"Apa Jihan hamil ?." Tanya Uma. Nita terkejut dengan perkataan Uma sehingga gadis itu langsung saja menatap wanita paruh baya itu.

Tebakan mertua Jihan tidak pernah meleset. Jihan memang sedang hamil anak ustadz hafiz namun dia menyuruhnya untuk tidak memberitahukan hafiz ataupun mertuanya.

"Katakan yang sejujurnya nak." Ucapnya memohon. Nita semakin tidak tega begitu pun bunda. Kedua wanita itu saling menatap satu sama lain.

"Kami tidak berhak mengatakan apapun Bu. Lebih baik ibu mendengar nya langsung dari Jihan." Ucap bunda.

Uma mengangguk mengerti, mereka pasti sudah menyembunyikan sesuatu dari nya mengenai kondisi Jihan. Tanpa menunggu lama wanita paruh baya itu langsung pamit menemui menantunya yang sedang terbaring di Bankar pasien.

Uma menatap sendu menantunya itu, beberapa hari ini dia sangat rindu senyum Jihan. Sejak pertama melihat gadis ini waktu kecil sampai sekarang dirinya masih di buat gemas. Bahkan dia sangat ingin memiliki anak perempuan seperti Jihan paras namun sayang. Uma Zahra dan Abi Ahmad hanya di takdirkan memiliki hafiz.

Untuk itu Uma sangat menyayangi Jihan dan menganggap menantunya itu sebagai anaknya bahkan Abi pun juga turut senang saat Jihan menerima perjodohan yang direncanakan bersama sewaktu Jihan kecil.

"Maafin anak Uma yaa sayang. Maaf karena hafiz sudah menyakiti kamu." Ucapnya sambil menahan tangis.

"Uma ??." Jihan membuka mata dengan terkejut saat melihat mertuanya sudah di depan matanya sambil menahan tangis.

"Jihan sudah bangun ??." Tanyanya. Wanita itu mengangguk sambil mengulurkan tangannya meminta untuk dipeluk.

"Jihan kangen Uma." Ucapnya.

"Kenapa kamu pergi nak. Uma khawatir." Ucapnya.

"Maaf." Uma mengangguk.

"Maaf Uma. Jihan sudah buat semuanya khawatir pada jihan."ucapnya.

"Jangan diulangi lagi. Tapi kalau itu karena hafiz yang menyakiti kamu, Uma akan bantu." Ucapnya membuat Jihan tergelak melihat ekspresi mertuanya.

"Nak.... Uma boleh tanya ??." Jihan menatap mertuanya itu lalu mengangguk.

"Uma mau tanya apa ??."

"Tadi hafiz begitu senang karena kamu sudah mau bicara sama dia, nak ada yang Jihan sembunyikan dari Uma atau hafiz ??" Pertanyaan mertuanya membuat Jihan terdiam seketika.

Terjebak Cinta Gus HafizTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang